At Least I Have You

Shannon gusar dalam tidurnya. Sudah setengah dua malam namun ia terus terusan bergerak seperti mencari posisi yang nyaman untuknya menutup mata.

Sebenarnya ia takut. Menghadapi hari esok yang tidak tahu nanti akan seperti apa. Jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya. Matanya juga tidak mau beristirahat barang sejenak.

Shannon lalu putus asa. Ia memilih diam dan menatap langit langit kamar, sambil sesekali menghembuskan nafas kasar. Tiba tiba sebuah tangan kekar melingkari perutnya.

“Tidur shan” Kata suara berat di sebelahnya. Shannon kemudian menghembuskan lagi nafas kasarnya dan menoleh ke samping. Di dapatinya sang suami yang memejamkan matanya dengan damai. Shannon tahu, Jaehyun belum sepenuhnya tertidur, ia juga sama terjaganya tetapi dengan versi yang lebih tenang.

“Tidur. Katanya besok mau berangkat pagi tidur ayo biar ngga cape nanti” Ucap suara itu lagi seakan tahu mata Shannon benar benar tidak dapat diajak kompromi.

“Aku takut” Buka Shannon akhirnya. Masih menatap sang suami. Jaehyun akhirnya membuka matanya dengan berat. Ia menatap istrinya sekejap sambil mengumpulkan separuh nyawanya yang sudah melanglang buana dan separuhnya lagi bersimpati dengan keadaan Shannon saat ini.

“That's ok” Kata Jaehyun.

“Everything is going to be ok shan” Lanjutnya.

“Besok kamu mungkin bakalan marah, nangis, kecewa, seneng, haru, pas ketemu ayah. 16 tahun Shan, 16 tahun kalo Queen udah sma, kamu tahan sendirian. Besok luapin aja semuanya. Nangis ya nangis aja, marah marah aja. Ayah pasti ngerti, jangan di tahan lagi ya. Ayah udah siap buat ini shan. That's normal” Kata Jaehyun sambil memainkan rambut istrinya.

Shannon menatap Jaehyun dengan sangat dalam. Untuk kesekian kalinya, Shannon lagi lagi melangitkan doa dan rasa syukurnya.

Thanks God i have him

“Sekarang bobo. Kasian Queen udah hoam hoam mulu itu. Tidur ya, besok pagi pagi kita berangkat. Nanti deng” Lanjut Jaehyun.

“Kok kamu tau Ayah siap buat ini?” Tanya Shannon seolah memperpanjang waktu mencari obrolan hingga matanya mengantuk dengan sendirinya.

Duarrr

Jaehyun diam. Ia masih tidak tahu bagaimana cara memberitahu Shannon soal dirinya yang selalu berkabar dengan sang ayah. Selama hampir satu tahun ini mereka bertukar kabar tentang bagaimana keadaan satu sama lain. Bagaimana Shannon dan Ilora menjalani hidup mereka. Tepatnya Jaehyun seakan menjadi 'mata mata'.

Menyadari laki lakinya yang hanya diam tidak dapat menjawab pertanyaannya, lantas Shannon melanjutkan.

“You know something i don't, aren't you?”

“Would you prepared my funeral after?” Tanya Jaehyun takut.

Plakk plakk plakk

“Yakan yakan kamu tau kan. Apa? Apa mas? Jangan bikin aku jadi orang bego. Apa?” Tanya Shannon seraya memukul mukul kecil sang suami dan merubah posisi ke duduk.

“Aaa aa aaaa iya iya aaw iya sabar sabar sabar sabar. Sabar dulu, awwww” Ucap Jaehyun ikut bangkit dan mengusap lengannya yang menjadi sasaran empuk serangan Shannon.

“Sakit shan” Ucap Jaehyun meringis. Lengannya sudah merah merah. Shannon menatap lengan suaminya. Raut wajahnya tiba tiba berubah. Perasaan bersalah muncul disana. Matanya kemudian berkaca kaca.

“Jangan nangis. Nanti ngga sakit lagi. Jangan nangis, sini” Ucap Jaehyun begitu melihat istrinya. Ia kemudian menarik daksa wanitanya kedekapannya.

“Makanya jangan suka mukulin orang. Seneng banget. Jangan mukulin orang shan kamu bukan preman, kan?” Tanya Jaehyun.

“Mau dipukul lagi” Ucap Shannon. Jaehyun tertawa lalu membuka pelukan dekapannya.

“Im sorry, aku ngga bermaksud buat sembunyiin ini sama kamu. But i know, i completely understood that you need a time. Apalagi kamu bakalan bawa Ilora juga kesana, jadi kamu pasti butuh waktu.” Buka Jaehyun. Tangannya memegang pundak istrinya.

“Aku berkabar sama ayah sejak hari ayah dateng ke nikahan kita 10 ya? apa 11 si? Pokoknya pas itu shan, sejak itu aku sama ayah kontakan terus. Ya sekedar nanya Nona sehat ngga? Ilora gimana gitu gitu aja si” Tutup Jaehyun. Shannon masih menatap suaminya.

“Ayah sehat?” Tanya Shannon akhirnya. Jaehyun sedikit terkejut. Bukan ini yang ada dalam pikirannya sejak 11 bulan yang lalu. Jaehyun mengira bahwa mungkin saja Shannon akan marah besar padanya jika tau diam diam dia membeberkan informasi terkait dirinya kepada orang lain, yang bahkan ayahnya sendiri. Tetapi respon Shannon ini di luar ekspetasi Jaehyun.

“Haa? Oh. Ayah sehat kok. Masih kerja di kapal juga” Balas Jaehyun. Shannon mengangguk angguk.

“Apa lagi? Kabar ayah apalagi? Kasi tau garis besarnya biar aku bisa siap siap” Kata Shannon.

“Kamu ngga marah?” Tanya Jaehyun akhirnya.

“Buat? Buat kamu yang udah hubungan sama ayah di belakang aku? Ngapain? Kamu ngga lagi selingkuh J. Ayah mungkin kangen juga sama aku sama Ilora. Butuh 11 bulan sampe aku mau ketemu ayah lagi sejak terakhir kali kan? That's ok” Jawab Shannon.

“Dewasa banget istri aku, bangga” Ucap Jaehyun sambil mengusap rambut Shannon pelan.

“Kamu punya adik shan. Kamu sama Ilora punya adik.” Lanjut Jaehyun.

“17 tahun. Mau sweet seventeen, kelas 2 sma” Lanjut Jaehyun.

“Wahhh kalo ini aku mau marah. Adik aku tapi kamu duluan ya yang tau?” Ucap Shannon tidak percaya.

“Katanya suru kasi tau”

“Oke lanjutin”

“Udah si garis besarnya itu aja. Satu lagi, adikmu, ibunya udah ngga ada. Dia berdua aja sama ayah” Lanjut Jaehyun. Shannon tampak memikirkan sesuatu.

“Shan? Sayang?” Panggil Jaehyun. Shannon menatap kembali sang suami sebagai tanda ia mendengar panggilannya.

“Udah? Sekarang tidur biar besok ngga kesiangan” Lanjut Jaehyun. Shannon menurut, ia merebahkan dirinya menghadap suaminya. Lalu tangannya ditempatkan di pinggan sang suami. Sama dengan Jaehyun yang terus mencoba mengikis jarak antara keduanya.

“Jangan maju maju mas hahah nanti aku gelundung” Buka Shannon.

“Ini perut kamu ganjel banget, aku gabisa peluk kamu masa. YaAllah queen ganggu moment aja kamu nak” Balas Jaehyun.

“Hahahhah, mau ikutan dipeluk dia. Peluk aku wahai orang tua” Balas Shannon. Lalu keduanya tertawa dan mulai terlelap dengana saling menyampirkan tangan dipinggang masing masing.