Back Hu(g)rt

Shannon kini hanya dapat meringkuk di atas ranjang milik adiknya sambil memukul mukul punggungnya. Dapat ia dengar suara bunda, papa, ilora dan juga jaehyun dengan berbincang bincang di bawah ditutup dengan perginya bunda beserta keluarga ke puncak.

Papa memang selalu memilih untuk berangkat malam, guna menghindari kemacetan dan juga dapat langsung beristirahat agar kegiatan besoknya dapat berjalan dengan lancar.

“Tidur sini?” Tanya sebuah kepala yang menyempil dari balik pintu. Jaehyun.

“Hmm” balas Shannon.

“Kenapa?”

“Apanya?”

“Kenapa mukanya ditekuk gitu?” Tanya Jaehyun menyadari ulat tidak mengenakkan dari wajah istrinya yang tetapi meringkuk di atas ranjang.

“Gapapa”

“Serius kenapa?”

“Gapapa ah” Bentak Shannon.

“Okey okeyy” Jawab Jaehyun lalu menutup pintu dan menghilang dari peradaban.

Jarum jam menunjuk sekitar 12.30 dini hari. Shannon belum juga tidur. Ia putuskan ke dapur untuk mengambil sedikit air.

“Ngapain?” Tanya Shannon ketika mendapati suaminya sedang duduk di maja makan dengan tablet dan kaca mata dengan penerangan seadanya.

“Ngapain belom tidur?” Jawab Jaehyun.

“Ditanya tu dijawab. Ngapain? “

“Ngecek kerjaan. Lo ngapain?”

“Minum” jawab Shannon singkat sambil masih terus memukul mukul punggungnya.

“Kenapa punggung lo?”

“Sakit” Jawabnya masih singkat

“Kenapa si Shan? Kesel banget” Tanya Jaehyun. Shannon tidak menjawab dan menatap ke arahnya. Matanya berkaca kaca. Hening beberapa saat.

“Bunda sama Ilora malah pergi masa” Jawab Shannon akhirnya, suaranya bergetar. Menahan tangis.

“Ya lo diajakin juga ngga pernah mau kata bunda”

“Ya kenapa harus sekarang, gue lagi pms, punggung gue udah kaya mau copot malah ditinggal” Ucap Shannon akhirnya. Kesal. Air matanya lolos setetes.

“Sini gue bantuin. Gue harus apa Shan? Gue harus gimana biar punggung lo enakan?” Tanya Jaehyun sabar.

“Usep usepin” Jawab Shannon.

Shan?


“Emang harus begini?” Tanya Jaehyun.

“Iya” Jawab Shannon singkat.

Kini keduanya sudah berada di kamar Shannon. Shannon membelakangi Jaehyun sehingga Jaehyun dapat mengusap punggung Shannon dengan tangan kirinya, sementara tangan kanan ia gunakan untuk mengikuti pergerakan tablet pekerjaanya.

“Lo kan tingga sendiri. Kalo sakit begini siapa yg ngusep ngusep?” Tanya Jaehyun.

“Ilora, tapi pas dia ke Aussie, Lia”

“Lo tidur bertiga?” Tanya Jaehyun kaget.

“Lia gue suruh ke unit. Orang cuman beda lantai aja, dodol”

“Ya kan gatau. Lia ke unit tiap bulan?” Tanya Jaehyun lagi. Tangannya masih setiap di punggung Shannon.

“Engga, biasanya gue cuman marah marah aja, jerawatan, gitu gitu. Sakit punggung gini tu ngga tiap bulan J, ngga tiap mens”

“Mama biasa sakitnya di perut tu Shan”

“Yakan gue bukan mama lo”

“Ya maksudnya ndoro, cewe cewe biasa kan di perut bukan di punggung. Ya tapi wajar si, lo kan ngga biasa”

“Mulut dijaga. Emang beda beda Jae, ada yang sakit perut, delepan namanya, ada yang pegel pegel, ada yang jerawatan, ada yang insom, panas, banyak deh”

“Lo juga semua itu?”

“Ngga,ngga semua, gatau gue gaperna delepan dari awal halangan. Tapi ya gini punggung gue kaya mau copot, pegel banget”

“Mau ngga sakit lagi ngga?”

“Impossible dude”

“Serius gue tau caranya”

“Gimana?”

“Hamil anak gue”

Plakkk

Shannon bangun dan memukul lengan Jaehyun.

“Lo kalo ngomong ngga pernah bismillah dulu ya?” Bentak Shannon. Jaehyun masih meringis kesakitan.

“Ya emang lo ngga mau punya anak? Sensi banget Ya Tuhan”

“Diem lo” Bentak Shannon dengan membaringkan kembali tubuhnya dan kembali memukul mukul punggung dengan tangannya sendiri. Dengan segera Jaehyun mengambil alih.

“Lo emang beneran ngga mau punya anak Shan?” Tanya Jaehyun. Hening beberapa saat.

“Lo mau?” Tanya Shannon.

“Ya mau”

“Yaudah”

“Ya lo mau ngga?”

“Ngga tau.”

“Kok ngga tau?”

“Jae please gue ngantuk”

“Okey okeyy, good night”

“Too” Tutup Shannon akhirnya. Sebenarnya ia ingin membicarakan perihal anak ini dengan Jaehyun dari awal. Tetapi menurutnya tidak etis. Karena mereka belum terlalu mengenal dan Shannon tidak mau dicap sebagai cewek agresif karena sudah membahas masalah anak di awal pertemuan.

Malam ini pun begitu. Waktunya tidak pas. Shannon sedang tidak ingin berbicara terlalu banyak. Punggungnya pegal.

“Shan? Sleep?” Tanya Jaehyun setelah beberapa waktu. Tidak ada jawaban, deruan nafas pelan dan teratur terdengar di telingganya.

“Oke, good night” Ucap Jaehyun lalu mencium pelipis Shannon. Tangannya kebas, tetapi tetap ia gunakan untuk mengusap punggung Shannon dan sesekali memukul kecil. Tangan Jaehyun menggantung di pinggang Shannon secara tidak sengaja. Secara tidak sengaja, di tengah tengah tidur mereka. Jaehyun memeluk istrinya.