Bau Kambing

Setelah Shannon melihat keadaan lobynya yang sangat besar ini dirinya hanya bisa menutup mulutnya dengan tangan. Benar kata Lia. Ruangan ini dipenuhi dengan hampers odol dan sikat gigi dan sebuah banner besar bertuliskan Maat Atas Segalanya

“Gimana na?” Tanya Lia membuyarkan keherananya.

“Gue tau duit dia banyak tapi kenapa harus kaya gini si”

“Emang kenap lo? Mo cerai beneran?”

“Anjing Li. Lo kenapa ngomong cerai gampang banget deh”

“Ya ini apa?”

“Abis kena marah gue beberapa hari ini gara gara sikat gigi dia. Masa 2 minggu sekali ganti” Jelas Shannon. Jujur.

“Emang ambigu lo berdua. Ini gimana terusan? Diapain?”

“Bagi bagiin kesemua orang deh. Terserah dapet berapa yang penting ini loby fungsinya balik” Ucap Shannon.

“Ok. Mas mas tolong bantuin dong” Ucap Lia kepada salah seorang karyawan yang melewatinya.

“MARK” Teriak Shannon begitu ia melihat Mark keluar dari lift dengan ekspresi wajah yang tak jauh berbeda dengannya beberapa waktu lalu. Kaget.

“Beli saham dimana lo?” Tanya Mark kepada Shannon.

“Lakinye” Lia yang menjawab. Shannon sudah mulai sibuk memindahkan beberapa hampers dibantu beberapa karyawan lain yang kebetulan lewat disana.

“Wahhh, sultan” Mark masih terheran heran.

“Bantuin. Department lo ada berapa deh suruh kesini ambil semua sesuai jumlah. Sama semua chief juga suruh kesini” Perintah Shannon.

“Ok” Jawab Mark. Lalu mereka kembali melanjutkan aktifitas distribusi hampers odol ini.


5 kurang sedikit Shannon sudah berada di mobilnya. Bersiap pulang setelah mengerjakan 'bagi bagi' dadakan berkat sang suami.

Ia menyenderkan badannya di jok mobil. Melepas hills nya dan memejamkan mata baberapa menit. Entah mengapa dirinya menjadi sangat mudah lelah dan pusing akhir akhir ini.

Segera ia menyalan audio mobilnya dan memilih lagu terbaik untuk menemaninya pulang sore ini.

I don't wanna move Don't change my fuse To different avenue That i see that cool What if i text you would you come do Can you still come do Would you still come do

Sepanjang perjalanan mood Shannon membaik. Menyanyi membuatnya lebih lega dengan sesekali berteriak untuk melepaskan kelelahan. Begitu memasuki area perumahannya, telah ia saksikan mobil sang suami yang terparkir di garasi rumahnya.

Tumbenan

Shannon lalu memarkirkan mobilnya dan berjalan memasuki rumah. Suasana hatinya bagus. Jaehyun yang masih dengan setelan kerjanya telah bergelut dengan dapur. Menyiapkan makan malam terenak sebagai bentuk permintaan maaf terhadap sang puan.

“Haiii. Kok tunben udah pulang” Sapa Shannon mendahului. Sebelumnya Jaehyun selalu sampai rumah nomor 2. Shannon memang dengan sengaja selalu pulang lebih awal untuk menyiapkan makan malam dan menyambut sang suami. Namun sore ini terbalik.

“Hmnn iyaaa. Emang sengaja” Jawab Jaehyun hati hati. Takut kata katanya akan 'salah' lagi. Shannon lalu hanya membentuk mulutnya menjadi O dan bergabung dengan sang suami di dapur.

“Mau makan sekarang? Telor balado” Tanya Jaehyun.

“Boleh” Balas Shannon lalu bangkit dan mencuci tangannya serta menyiapkan piring dan nasi. Jaehyun menatap setiap pergerakan istrinya. Heran. Tadi siang Shannon bagaikan seorang pembunuh yang siap mengakhiri nyawa Jaehyun kapan saja gara gara hampers odol. Namun sore ini Shannon bak anak kucing yang minta disayang sayang. Tenang dan tidak menunjukkan raut wajah kesal sama sekali.

“Shan. Kamu kalo mau marah marah aja. Jangan gitu, nakutin. Ngomel aja kaya biasanya” Ucap Jaehyun akhirnya. Shannon menghentikan kegiatannya.

“Hah? Apasi?”

“Kamu marah kan gara gara hampers? Iya aku beli sahamnya. Biar enak. Biar ngga bela beli terus. Nunggu aja di rumah dikirim sendiri. Aku salah. Aku minta maaf Shan. Ngga diulangin lagi.” Jelas Jaehyun panjang lebar. Shannon memperhatikan lalu mengangkat alisnya.

“Okeeey” Jawabnya enteng lalu kembali melanjutkan kegiatannya. Jaehyun masih terheran heran. Biasanya jika mood Shannon berubah seperti ini hanya ada dua kemungkinan. Mens atau ingin dibelikan sesuatu.

“Are you on your period?” Tanya Jaehyun. Kembali berhati hati.

“Noo” Jawab Shannon.

Yessss

“Shan. Boleh ya?” Tanya Jaehyun penuh harap. Shannon menatapnya.

“Nggak. Aku ngga mau tidur sama kamu. Kamu tidur luar” Jawab Shannon.

“Kenapa? Kan udah minta maaf”

“Nggak. Kamu tidur luar”

“Kenapa?”

“Kamu bau kambing” Jawab Shannon lalu dirinya melengos pergi naik ke kamar.

“Katanya mau makan?” Teriak Jaehyun.

“Kenyang” Jawabnya lagi. Jaehyun kembali terheran heran. Mood swings