Can(t) Have You Tonight

“Kamu ngapain coba kesini?” Tanya Shannon pada suaminya yang sudah rapi di ruang makan menyelesaikan urusan perutnya. Shannon menghampirinya dan berdiri di seberang meja.

“Aku nelvon kamu 24 x 96 kali ngga dijawab ya.” Balas Jaehyun.

“Sama dengan?” Jawab Shannon jahil.

“Shannnn?”

“Hahaha maaf ga liat, aku ngobrol sama Pak Ali di belakang sama anaknya juga” Jawab Shannon.

“Enak ngga masakan bunda?” Tanya Shannon yang saat ini sudah merubah posisinya untuk menjadi lebih dekat dengan sang suami. Shannon berdiri disebelah Jaehyun.

“Enak”

“Sama aku juga gitu, enak masakan bunda ya” Balas Shannon. Jaehyun mengerutkan keningnya, tidak tahu kemana arah pembicaraan ini akan berlanjut, lalu ia menatap istrinya.

“Mmmm masakan kamu juga enak” Ucapnya hati hati. Tangannya merengkuh pinggang sang istri agar lebih mendekat.

Shannon kemudian meletakkan kedua tangannya ke kepala sang suami. Memainkan rambut hitam legam milik Jaehyun. Mengusapnya pelan lalu mencium pucuk kepalanya. Jaehyun tak mau kalah, satu tangannya lagi naik ke pinggang dan melingkar dengan sempurna disana. Memeluk erat sang puan secara posesif.

“Cape ya?” Tanya Shannon. Jaehyun memejamkan matanya, wajahnya ia hadapkan samping tetapi tetap menempel pada tubuh Shannon.

“Hmmm” Jawab Jaehyun. Dihirupnya wangi sang puan dan tubuh kecilnya yang selalu menjadi tongkat pegangan untuk Jaehyun. Menenangkan.

“Thank you papa. You did well” Ucap Shannon tetap mengusap rambut sang pria. Jaehyun lalu membuat jarak diantara mereka, mendongak menatap netra istrinya. I miss her

“Can i have you?” Tanya Jaehyun. Tatapan matanya berubah. Seperti serigala sedang kelaparan.

“J?”

“Why? You said that. Morning is forbid, i can have you at night” Ucao Jaehyun merayu sang istri.

“Tapi kita ngga di rumah. Nanti kalo ilora pulang gimana?” Jawab Shannon ragu ragu. Sama. Ia juga menginginkan suaminya tetapi sikon tidak mendukung keduanya.

“Sekarang jam berapa si Shan? Masih sore Ilora ngga mungkin pulang sekarang, pasti nanti maleman” Ucap Jaehyun meyakinkan. Shannon kemudian hanya menatap sang suami dan sepersekian detik tiba tiba

Cuppp

Milik Shannon mencuri milik suaminya. Jaehyun tersenyum seolah tadi adalah pertanda bahwa dirinya diizinkan. Menjamah kembali miliknya di tubub sang puan.

Jaehyun kemudian menarik Shannon di pinggangnya hingga Shannon terjatuh dan duduk di pangkuan Jaehyun. Tangannya kini melingkar sempurna di leher sang pria.

Pelan pelan Jaehyun mengikis jarak, satu tangannya tetap di pinggang dan satu lagi sudah berada di tengkuk Shannon. Pelan pelan bibir mereka bertemu.

Keduanya memejamkan mata. Merasakan kenikmatan yang sama sama disalurkan. Saling memberitahukan bahwa sama sama menginginkan. Pelan pelan tetapi menuntut. Dari dingin, hangat, menjadi ciuman panas.

Tangan Jaehyun sudah bermain di punggung Shannon. Mengusapnya dan sesekali menariknya untuk memperdalam kegiatan mereka. Begitu pula dengan Shannon. Selain dilingkarkan, tangannya juga dimainkan untuk sesekali menjambak rambut sang pria.

Tenggggg

Suara sebuah benda besi yang bersinggungan dengan benda besi lainnya. Baik Jaehyun maupun Shannon sama sama menoleh ke sumber suara.

Ilora berdiri disana. Di tengah tengah tangga menuju ke atas. Tubuhnya membeku seolah baru saja melakukan kesalahan fatal, menatap mereka berdua.

Jaehyun kemudian buru buru membuang wajahnya. Menunduk. Malu. Wajahnya benar benar merah seperti baru terbakar. Begitu pula dengan Shannon. Buru buru ia turun dari pangkuan sang pria dengan nafas masih terengah engah dan menatap sang adik.

“Emmmmm”

“Emmmm, anjing ini kunci mobil pake jatoh” Buka Ilora. Kikuk. Dapat dilihat wajahnya menunjukkan kegugupan. Tangannya berkeringat dingin.

Jaehyun menoleh. Canggung.

“Ini juga ini kenapa pake besi coba” Lanjut Ilora menyalahkan pegangan tangga.

“Dek” Ucap Shannon.

“Gue udah 20 tahun gue boleh kok liat begituan-” Ucap Ilora tiba tiba. Suaranya bergetar.

“Tapi kenapa live gini. Takut” Lanjutnya. Ia terduduk di tangga dan menangis.

Shannon mengalihkan pandangannya ke arah Jaehyun. Menatapnya bingung. Sama bingungnya dengan sang pria.