Complete

Gemercik air pukul sebelas malam agaknya masih setia memenuhi runggu Deka yang berdiri di depan jendela luas terbuka, tengah mengisi sebagian paru parunya dengan udara bersih karena jika hujan tiba, maka debu debu halus diudara akan hilang ditelan bumi dengan sendirinya. Matanya damai terpejam, tangannya berdua ada di depan dada, rambutnya sedikit berterbangan mengikuti kemana angin pergi, sendirian. Di dalam kamar yang biasa ia tiduri dengan Ali, Deka sendirian.

Tak lama ia segera menutup akses terbuka tatkala sang lelaki dengan sengaja memutar kenop pintu pertanda bahwa