Deep Talk

Jaehyun sibuk menatap wajah cantik istrinya yang memejamkan mata. Rasa rindu membuncah disana. Jika diizinkan Jaehyun akan benar benar menyentuh setiap inchi tubuh sang istri. Tapi lagi lagi, perasaan tak mau menyakiti kembali. Maka untuk menyingkirkan rasa rindunya. Sore ini sepulang kerja dicumbu lah bibir manis sang wanita, sepuasnya.

Shannon benar benar membiarkan suaminya itu menyentuh setiap sudut wajahnya. Sejujurnya ia juga menginginkan sang suami. Tetapi lagi dan lagi. Maka sore itu ia menyerahkan apa yang masih bisa dijamah kepada sang pria.

Shannon menutup matanya. Lelah. Hanya menutup mata, tak sampai tidur. Sedangkah Jaehyun menyiblakkan rambut perempuannya kebelakang, secara terus menerus. Ia hanya ingin menyentuh istrinya. Pakaiannya pun belum diganti. Lagi lagi Shannon mentolerir sang suami.

“Mandi” Ucap Shannon. Masih dengan mata terpejam.

“Hmmm” Balas Jaehyun masih setia menempatkan tangannya di kepala sang istri.

“Bajunya diganti” Ucap Shannon.

“Hmmm” Balas Jaehyun. Setelahnya hening kembali. Mereka hanya menikmati sisa sisa waktu berdua saja sebelum datangnya seseorang yang akan menginterupsi setiap detik kehidupan mereka selamanya. Tenang sekali pikir keduanya, saat ini.

“Takut ngga?” Tanya Jaehyun.

“Haaa?” Tanya Shannon masih dengan mata terpejam.

“Takut ngga? Bulan depan ngelahirin” Tanya Jaehyun. Kali ini Shannon membuka matanya. Menatap dada sang suami lama sekali, hingga..

“Aku ngga takut ngelahirinnya mas. Semua udah ada takdirnya. Mau kaya gimana aku nanti aku udah pasrah. Seengakknya aku udah usahain. Sekarang banyak olahraga, jalan jalan, nanti pas waktunya juga aku bakal usaha lagi” Balas Shannon. Jaehyun diam menatap kepala istrinya.

“Kamu tapi harus janji ya. Semisal. Semisal banget, aku ngga minta ini. Tapi kita harus siap siap sama worse case kan hehe. Kamu janji ya mas, pilih queen duluan baru aku” Lanjutnya.

Kali ini Jaehyun bergerak. Ia dorong bahu istrinya sehingga Shannon menjadi telentang. Ia tatap netra coklat sang istri dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Shannon juga menengadah menatap mata sang suami. Tidak ada kata diantara mereka. Keduanya sama sama tahu. Urusan hidup dan mati bukan kuasa mereka. Tetapi tetap saja, mengapa Shannon memiliki pemikiran seperti itu? Padahal sebelumnya tidak ada kendala apapun selama kehamilan pertama ini. Jaehyun agaknya nampak takut.

“Promise” Ucap Shannon lalu mengambil jamari Jaehyun dengan maksud menautkannya dengan kelingking miliknya. Dengan sigap Jaehyun menarik tangannya dan menyembunyikannya di belakang punggung. Jaehyun masih menatap istrinya. Mencoba berfikir bagaimana cara otak Shannon berjalan.

“Don't you love me? Love us?” Kaliamat yang muncul dari mulut Jaehyun setelah cukup lama ia hanya berdiam.

“I mean. Kalimatmu kaya pesimis banget shan. Kaya ngga punya harapan. Kamu kaya ngga mau punya masa depan sama aku, queen, adeknya dia nanti dimana buatnya. Sounds you surrender” Lanjut Jaehyun. Shannon mengulum bibirnya.

“Jangan ngomong gitu lagi” Imbuhnya.

“Aku cuman mau jaga jaga aja mas. In case kalo tiba tiba. Aku juga ngga minta” Balas Shannon. Jaehyun kemudian memeluk sang istri dengan erat walaupun tubuh mereka tidak sepenuhnya menempel.

“No, no worse case. You still here. I swear i never let you go. Aku marah kalo kamu pergi. Ngga. Ngga boleh” Kata Jaehyun. Shannon memeluk erat suaminya. Dapat Shannon rasakan jantung Jaehyun bekerja lebih cepat dari biasanya. Rasa takut dan khawatir mendominasi. Tidak seperti Shannon yang sudah menyerahkan semua kepada Sang Maha Kuasa.

“Jangan pergi shan ya? Aku ngga bisa nanti kalo ngga ada kamu. Aku serius” Kata Jaehyun sambil meciumi pucuk kepala istrinya. Namun Shannon tetaplah Shannon si keras kepala. Ia tidak menjawab peryataan Jaehyun dan hanya ikut berdoa semoga persalinannya kelak mendapat kelancaran.

“Apalagi?” Tanya Jaehyun setelah cukup lama.

“Hmmm?”

“Apalagi yang ganggu pikiran kamu? Sharing sini sama aku” Kata Jaehyun.

“Emmm apa ya. Yaudah kaya biasa aja si mas. Ilora masih gamau ketemu ayah. Itu aja si palingan yang ganggu pikiranku akhir2 ini. Kaya apa ya. Sedih aja. Kenapa gitu” Ucap Shannon. Pasalnya selama hampir dua bulan dirinya bertemu kembali dengan sang ayah, bukan sekali dua kali Shannon mengingatkan sang adik untuk ikut bersamanya. Tetapi dengan tegas Ilora menolak.

“Mau aku coba ngomong sama dia ngga?” Tanya Jaehyun mencoba membantu istrinya.

“Ngapain? Ini urusan keluarga aku biar aku aja”

“Im your hub tho” Balas Jaehyun. Shannon diam menatap sang suami. Shannon akhirnya setuju.

“Okey” katanya. Jaehyun tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya.

“Enggap mas. Mending kamu mandi. Kamu ya ini bajunya ngga ganti. Kotor” Ucap Shannon ketika sadar.

“Ngga usah mandi aja lah aku Shan”

“Ihh ngga mau. Mandi ih”

“Liat aku liat. Aku ganteng ngga?” Tanya Jaehyun.

“Ganteng” Jawab Shannon polos. Jaehyun mengulum bibirnya ke dalam. Wajahnya memerah. Salah tingkah. Perutnya diserang beribu ribu kupu kupu.

“Yakan? Masih ganteng, ngapain mandi” Ucapnya kemudian dengan senyum yang tertahan. Shannon ikut mengulum bibir ke dalam. How Cute

“Yahhh kamu ngga mandi sampe 50 tahun dong” Balas Shannon.

“Hah?”

“Ya kamu sampe 50 tahun ke depan juga tetep ganteng mas, berarti ngga mandi terus dong” Balas Shannon dengan suara paling lembut sedunia. Jaehyun tidak dapat berbohong. Senyumnya lebar kali ini. Pipirnya merah seperti tomat. Ia lalu bangkit dan berkata..

“Mas mandi bentar sayang ya. Tungguin ya. Nanti mas aja yang masak hehe” Lalu mengecup pucuk kepala Shannon. Shannon tertawa dalam hatinya.

Owalahh gini cara jinakinnya hahaha