He Falls
Dengan amarah yang memuncak mama mendorong pintu rumah anak pertamanya. Gelap. Hanya kegelapan yang dapat mama rasakan disana. Rumahnya rapi tetapi karena sudah cukup lama tidak tersentuh. Seminggu yang lalu rumah ini riuh karena teriak teriakan sepasang muda mudi dengan ego setinggi Gunung Everest. Hari hari setelahnya rumah ini sepi. Hanya setiap pagi mampirlah seorang laki laki ayah dari keponakan Shannon yang memberikan sekotak sarapan untuk adiknya bertahan hidup.
Lia tau dalam keadaan seperti ini Shannon tetap akan merawat dirinya, lagi pula ia sudah tak sendirian. Tapi tetap saja, sebagai satu satunya orang yang bisa berdiri disebelahnya. Lia mencoba mengulurkan tangannya dengan memberi Shannon sarapan, menyuruh suaminya memeriksa kantor Jaehyun bahkan percakapan malam mereka tak absen dari Lia yang curiga bahwa Jungwoo dan teman temannya dengan sengaja menyembunyikan Jaehyun dengan sebuah alasan.
Kembali ke mama. Netranya menangkap hal suram telah terjadi di rumah ini. Pikiran mama tiba tiba kembali ke saat dirinya menangis, hancur, kehilangan harapan, banyak tahun yang lalu ketika anak perempuannya harus pergi meninggalkan dunia untuk selama lamanya.
Sedetik kemudian Shannon keluar dari kamarnya. Maksudnya sama sekali bukan untuk menemui sang mertua. Menangis terus menerus membuatnya haus. Setiap sudut rumah ini berhantu. Setiap sudut rumah ini dirinya. Setiap sudut rumah ini Jaehyun. Setiap sudut rumah ini mereka. Bangun dan tidur sendiri selama satu minggu tanpa sang suami adalah hal asing bagi Shannon. Bagaimana tidak, mau tak mau selama hampir satu tahun keduanya berbagi ranjang bersama. Namun, walaupun hanya untuk sekejap mata, hal ini asing bagi Shannon. Berat untuknya, pun untuk Jaehyun.
Shannon mematung di tengah tangga ketika ia menatap netra yang benar benar tidak pernah ia pikiran akan berada disana. Pun sang mama, tatapannya penuh amarah, tanda tanya, kekecewaan yang amat besar. Gagal. Pikir mama, dirinya gagal.
“Mama” Ucap Shannon menyapa sang mertua. Si ibu kemudian memeluk daksa menantunya erat. Menepuk nepuk punggungnya dan berkata..
“Maafin mama. Maafin mama. Mama gagal” Katanya. Rasanya ingin Shannon tumpahkan seluruh air matanya dipundak sang mertua. Rasanya ingin ia adukan tingkah polah suaminya ke sang ibu. Tapi entah mengapa ini yang Shannon katakan..
“Mama, nggapapa ma. Nona nggapapa” Balasnya. Lalu sang mertua melepas pelukannya. Menatap ibu dari calon cucunya.
“Berapa lama Jaehyun ngga pulang?” Tanya mama menghardik. Shannon sangat ingin mengadukan suaminya tapi lagi lagi..
“Mas pulang kok ma”
“Ngga usah bohong sama mama na, mama tau semuanya” Balas mama frustasi. Mendengar anak memantunya yang membela suaminya. Hening cukup lama hingga Shannon menjawab..
“Satu minggu” Ucap Shannon akhirnya. Sang mama hendak menjawab tetapi kemudian..
Kringggggg
Benda pintar milik mama berbunyi di sakunya. Anak kedua
“Ma, udah sampe tempat mba nona?” Kata Jeno di seberang sana. Dapat Shannon dengar lamat lamat suara adik iparnya karena speaker hp mama memang di volume tertinggi.
“Kenapa?” Tanya mama.
“Hpnya mba nona ngga diangkat aku telvon. Mama udah disana?”
“Udah jen kenapa?”
“Ma, mama pulang aja sekarang ajak mba nona. Ini kakak di rumah dianterin Bang Yuta badannya panas banget kaya mau meledak”
Raut wajah keduanya berubah. Masih tetap tenang tapi ada rasa khawatir disana.