House Hunter
TW//Horor, Ghost
“Jadi gimana pak?” tanya Johnny kepada seorang lelaki yang dianggap memiliki kemampuan untuk melihat mahkluk dari dunia lain.
“Ya begitu tadi pak, wanita ini gantung diri di pohon belakang kamar bapak ibu yang tadi saya tunjukan. Jelas kan ya tadi keliatan rantingnya yang paling gede sampe keluar pagar ke rumah sebelah?” jelas bapak bapak sebut saja penakluk hantu.
Malam sebelum Jo, Aleeah, Lucas serta Papa memutuskan untuk memanggil si penakluk hantu ini, adalah malam dimana Johnny datang ke rumah papa dengan wajah pucat serta mulut terkunci tidak dapat ditanyai. Jantungnya berdegup kencang bukan main seakan akan segera lepas jika tidak dipegangi.
Banyak pertanyaan yang Johnny terima baik dari papa maupun Lucas mengenai keadaanya malam tadi. Tapi Johnny tetap tidak bersuara. Bahkan tanpa mengetuk pintu ia menerobos masuk ke rumah papa, menunggu dan duduk dalam gusar hingga akhirnya sang puan tiba. Ingin rasanya Johnny memeluk erat tubuh Aleeah ketika wanitanya menampakkan batang hidung di hunian megah milik sang mertua, serta mengadukan perempuan berambut panjang yang basah kuyup berjalan kesana kemari di rumahnya ketika Aleeah keluar tadi. Tapi Johnny menahannya.
Janjinya kepada sang mertua mengingatkannya bahwa menjaga Aleeah adalah menjaga dari semua tindakan dan perkataan buruk serta menjaganya tetap aman tak terkecuali dari sentuhnya sendiri yang sebenarnya Aleeahpun pasti tidak apa apa jika Johnny memeluknya.
Dengan raut panik, Aleeah kemudian mengusap punggung Johnny dengan lembut dan mencoba menyalurkan ketenangan hingga akhirnya sang pria membuka mulut dan mulai menceritakan kejadian yang ia alami, barusan.
Malam dimana Johnny melihat perempuan berambut panjang, berwajah pucat, serta basah kuyup.
“Siapa?” panggil Johnny dengan suara yang menggema ke seluruh sudut rumah. Jelas sekali tidak ada siapa siapa disana. Tidak ada jawaban. Ia kemudian menaruh ponselnya di ranjang dan tetap mencoba berpositif pikiran. Halusinasi. Halusinasi. Halusinasi.
“Siapaa?” panggil Johnny lagi sembari dengan pelan ia turun dari ranjang. Langkahnya kecil serta kakinya mulai gemetar. Hawa dingin yang ia rasakan adalah udara tidak enak yang entah dari mana datangnya. Kulitnya kedinginan namun ia berkeringat. Jantungnya berdegup tidak karuan.
Langkah kecil itu ia bawa sampai ke depan pintu kamarnya. Menolah ke kanan ke kiri tidak ada siapapun disana. Lorong rumahnya terasa amat sangat gelap tanpa alasan. Hanya tiba tiba terasa redup. Ia kemudian menunduk. Merasakan kakinya basah. Ia lihat air tercecer bekas perempuan berbaju putih tadi di lantai. Namun, anehnya lama kelamaan air ini seperti terus menerus bertambah. Tidak berkurang dan malah semakin menggenang.
Setelahnya atensi Johnny dialihkan dengan mengikuti kemana air ini pergi. Kamar Johnny ada di lantai dua, logikanya berkata bahwa harusnya, harusnya air ini mengalir melalui tangga menuju ke bawah. Pandangan Johnny mulai menegang, degup jantungnya semakin tak karuan. Air yang seharusnya mengalir ke bawah ini malah meninggalkan jejak naik ke tembok. Naik terus menerus hingga jejak kaki dengan jelas terlihat ada di plafon rumah. Johnny masih diam memikirkan segala kemungkinan padahal ia tahu benar, ini bukan perbuatan manusia.
Setelahnya secara tiba tiba ada cairan menetes dari langit langit rumah. Jatuh tepat mengenai kepala Johnny. Dengan perasaan penuh ketakutan serta detak jantung yang tak karuan, tak lupa keringat yang sedari tadi tetap menetes, Johnny mencengkran erat tangannya sendiri, mengumpulkan seribu keberanian untuk hanya sekedar mendongakkan kepala. Seorang wanita dengan tubuh basah kuyup serta baju putih yang ternyata penuh noda dan ternyata sedang menatap Johnny dengan memiringkan kepalanya.
“Takut ya?” tanyanya dengan wajah tidak terlalu nampak. Dengan segenap kesadaran yang masih tersisa Johnny melarikan diri ke garasi dan buru buru membuka pagar rumah. Tidak ada siapa siapa disana. Bahkan tukang kebun yang ia tunggu tunggu kedatangannya tetap belum ditempatnya. Berbekal doa ia lajukan Rubicon hitam miliknya ke rumah papa. Entah mengapa ia memilih ke sana. Tidak ada alasan yang jelas. Ia hanya ingin seseorang segera berkata bahwa semua akan baik baik saja.
Untuk pertama kalinya, Johnny melihat dengan nyata bentuk mahkluk lain yang hidup berdampingan dengannya di muka bumi ini.
” Tapi kenapa basah kuyup pak?” tanya Aleeah penasaran.
“Pas ditemuin lagi hujan deres bu. Mungkin itu yang bikin dia jadi basah kuyup.”
“Tapi kenapa ganggu ya, maksudnya ya kenapa gitu kan gantung dirinya di sebelah?” kali ini Lucas.
“Pohon ini kan milik rumah ini pak. Jadi ya mungkin dia mau aja kesini, lagian rumah sebelah juga udah dirobohin, kayanya dia butuh rumah” balas di penakluk hantu. Tenang sekali, seakan sudah biasa menangani hal hal seperti ini.
“Kasian banget kenapa harus gantung diri” ucap papa menambahi.