Hubby To The Rescue
“Ini kapan selesainya YaAllah gue udah gedek banget sama kertas” Ucap Shannon pada dirinya sendiri. Pasalnya, hari ini, sejak pagi ia berkutit dengan dokumen dokumen kantor dan tak terasa sudah memakan waktu 14 jam. Kantornya pun berangsur angsur sepi. Lia sudah lebih dulu pulang karena harus mengurus anak dan suaminya, begitupun karyawannya yang lain.
Sebenarnya 14 jam bukanlah waktu yang lama bagi Shannon karena ia bahkan pernah tidak pulang dan tidak tidur hanya untuk mengurus pekerjaannya.
Disanalah ia sekarang, sedang memasang kembali kaca matanya, memakai sandal rumah senyaman mungkin, mencepol rambutnya asal dan sedang terduduk di kursi direktur utama.
Krekkkk
Pintu terbuka. Seorang lelaki yang sudah sangat familiar wajahnya bagi Shannon sedang berdiri dengan satu tangan masuk ke saku dan satu lagi mengangkat tinggi paper bag, sedang menatap Shannon.
Shannon tersenyum dan berhambur menghampirinya.
“Kok disini?” Tanya Shannon masih dengan senyumannya.
“Lupa ya lo punya suami? Gue belom makan dari balik kantor, di rumah ngga ada apa apa, mana ngga ngabarin lagi” Omel Jaehyun.
“Ohiya, sumpah lupa, maaf. Apa ni? AAAA MEKDI” Teriak Shannon senang. Lalu ia merampas paper tag yang dibawa Jaehyun dan membawanya ke sofa tamu. Jaehyun tersenyum melihat tingkah istrinya.
“Dihh ngrampas. Buat siapa coba? Orang bukan buat lo” Ucap Jaehyun. Shannon menghentikan kegiatannya membuka isi paper bag. Pandangannya sedikit kecewa lalu ia menatap Jaehyun.
“Serius?”
“Hahaha, makan” Jawab Jaehyun akhirnya. Shannon tersenyum kegirangan lalu mulai melahap satu persatu makan malamnya.
“Kalo mau ngapa2in tu ngomong dulu Shan” Buka Jaehyun disela sela makan mereka.
“Maaf, sumpah gue lupa”
“Lupa punya suami?”
“Lupa kalo udah semalem ini”
“Dih apaan, orang lo ngetwit 14 jam kok”
“Hehe sorry J, lupa kalo ada lo. Sorry” Ucap Shannon akhirnya.
“Dosa lo”
“Jangan, serius lupa” Ucap Shannon.
“Lagian juga kenapa ngga masak sendiri coba. Manja banget pake acara nunggu” Ucap Shannon.
Jaehyun menghela nafasnya.
“Siapa yang bilang mau masakin siapa? Yang ngga ngabarin sampe bikin orang nunggu siapa?” Tanya Jaehyun.
“Ya harusnya lo tau gue lembur kalo sampe jam segini belom balik. Fleksibel dikit lah, masak sendiri” Balas Shannon.
“Ya tapi kan etikamya lo ngomong dulu Shan. J gue lembur ya, jangan nungguin”
“Ya kan gue lupa”
“Oke gue terima kelupaan lo, gue terima ketidak fleksibelan gue. Tapi apa susahnya ngabarin doang? Ngetwit aja bisa, masa imess suami sendiri gabisa” Skakmat Shan. Shannon diam, dia sedikit kesal. Apa yang dikatakan Jaehyun memang benar, dirinya memang salah namun enggan meninta maaf.
“Paham ngga sampe sini?” Tanya Jaehyun lagi.
“Iyaa” Jawab Shannon kesal.
“Terus?”
“Terus apaan?”
“Ya apa? Abis bikin salah ngomong apa? Iya doang” Tanya Jaehyun. Shannon menundukkan kepalanya, kesal.
“Maaf”
“Ngga ikhlas ngga usah”
“Banyak mau lo” Ucap Shannon
“Nah kan, lo yang salah lo yang marah” Ucap Jaehyun. Shannon masih diam, gengsinya besar. Jaehyun hanya melanjutkan makan dalam diam.
“Sorry J” Ucap Shannon akhirnya.
“Basi. Males”
“Sorry serius”
“Serius basi”
“Dih kok marah”
“Suka suka gue, gue bener”
“J sorry” Ucap Shannon memelas. Ia menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Jaehyun. Jaehyun masih diam dan tetap menikmati makanannya.
“J serius sorry, iya gue yang salah. Lo mau apa deh gue turtin, tapi maafin gue”
“Bener?”
“Bener”
“Honeymoon kita minggu depan”
Bagaikan sebuah tamparan. Shannon diam mematung, mencerna kata kata Jaehyun. “Honeymoon”