Makasi ya
Sudah sekitar 30 menit Jaehyun memainkan handphone nya untuk sekedar melihat lihat timeline twitter, menscroll instagram sampai mengcrosscheck pekerjaan kantornya yang ia tinggalkan hari ini.
Shannon menoleh ke arah Jaehyun. Shannon sadar mobil yang ia tumpangi sudah tidak bergerak.
“Kok lo ngga bangunin gue si” Tanya Shannon tiba tiba dengan membenarkan rambutnya yang sudah acak acakan dan segera menoleh ke arah Noah.
“Ternyata bukan cuman Noah aja Shan. Lo juga kebo banget” Jawab Jaehyun.
“Tadi siapa yang bilang tidur aja?”
“Manner aja si”
“Dih, kok bisa si ada orang kaya lo, hidup lagi”
“Jangan mati dulu, kita belom nikah” Jawab Jaehyun santai tetap dengan pendangan yang fokus kepada handphonenya . Shannon diam, pipinya terasa panas dan ia yakin sekarang telingganya memerah. Bagaimana bisa seorang Jung Jaehyun menjadi sangat santai menyebut kata 'nikah' padahal beberapa waktu yang lalu menangis tersedu sedu merasa bahwa dirinya tidak pantas? Sepersekian detik Shannon membayangkan dirinya benar benar menjadi seorang istri. Aww malu banget pikirnya.
“Mau disini aja?” Merasa tidak mendapat jawaban, akhirnya Jaehyun bertanya kembali.
Shannon menghela nafasnya. Lalu ia menoleh ke arah Noah. Membayangkan beban yang akan digendongnya sampai ke unit nanti. Yaa, seorang anak berusia lima tahun dan sebuah carseat.
“Makasih ya J” Balas Shannon dengan memungut tas miliknya dan tas milik Noah yang berisi keperluannya, seperti baju ganti, mainan, air putih, dll. Lalu segera Shannon turun dari mobil dan membuka pintu milik Noah, memindahkan anak itu kegendongannya. Sementara itu, Jaehyun masih diam, mencerna maksud perkataan Shannon, kebingungan. makasih? maksudnya?
“J, bisa tolong lepasin carseatnya ngga?” Minta Shannon.
“Sini”
“Ini tolong lepasin”
“Siniin bocahnya”
“Gue bisa kok, udah lo balik aja udah malem juga ni, jam 11”
“Sini Shan” Jaehyun mengangkat paksa tubuh Noah dari pelukan imonya. Lalu Shannon segera melepas carseat dari mobil.
“Sini” Ucap Jaehyun lagi.
“Maruk banget lo, udah bawa anak masi mau bawa ginian” Jawab Shannon.
“Ngaca, kalo mau ngomong tu ngaca dulu”
“Shan taro mana ni?” Tanya Jaehyun mengangkat sedikit Noah digendongannya.
“Kamar gue, yang itu” Jawab Shannon dengan menunjuk pintu kamarnya.
Setelah Jaehyun meletakkan Noah di ranjang, ia lalu berdiri dan memperhatikan detail kamar Shannon. Menoleh kesana kemari.
“Kenapa?” Tanya Shannon yang ternyata sudah berada di ambang pintu.
“Rapi juga kamar lo”
“Ngremehin gue lo? “
“Engga Shan, serius, rapi tapi bukan rapi karna ngga pernah diberantakin. Bukan rapi yang berdebu gitu. Rapi tapi ada sentuhan manusianya gitu, hidup gitu”
“Lo pikir gue bukan manusia? Setannya kan lo”
“Apaan? Kok gue? “
“Kan ngga pernah kesurupan”
“Ngga gitu konsepnya” Jawab Jaehyun mengikuti Shannon keluar dari kamar. Membiarkan Noah tertidur dengan nyaman.
“Lo ngga nunggu diusir dulu kan baru balik?” Tanya Shannon
“Allahu, iya ini mau balik astaga” Jaehyun mengecek handphone kunci mobil dan dompetnya. Memastikan tidak ada yang tertinggal. Shannon masih rebahan di sofa miliknya.
“Gue balik Shan” Ucap Jaehyun. Shannon lalu bangun
“Udah lo disitu aja, ngga usah nganter, mandi dulu bersih bersih baru tidur. Jangan lupa matiin lampu lampu” Ucap Jaehyun sambil melangkah pergi.
“J” Panggil Shannon. Yang dipanggil menoleh.
“Thanks ya” Ucap Shannon. Jaehyun tersenyum dan pergi menghilang.
Setelah pintu apartnya tertutup Shannon kembali merebahkan dirinya dinatas sofa. Apartnya kini menjadi sangat sepi. “Ada robot penghapus make up ngga si”