Man Business

“Lah itu kak ayah udah pulang” Ucap seorang anak lelaki berusia 16 tahun tatkala Donghae memarkirkan mobilnya di bagasi rumahnya.

“Yah, ada yang nyariin” Ucap Jisung. Anak Donghae, adik tiri Shannon.

“Siapa ya?” Tanya Donghae to the point.

“Saya Jaehyun om. Calon suami Shannon” Jawab Jaehyun mantap.

Deg

Jantung Donghae seperti berhenti. Setelah sekian lama ia hidup jauh dari anak dan istrinya dulu, ini pertama kalinya ia mendengar kembali nama keluarga Permadi yang sangat ia jauhi.

“Ada apa?” Tanyanya dingin.

“Saya belum sempat bertemu dengan om dan meminta Shannon kepada om secara resmi” Ucap Jaehyun.

“Saya bukan ayahnya lagi” Ucap Donghae masih dingin. Lalu Jaehyun menyodorkan undangannya dengan Shannon.

“Budek kamu ya. Saya bukan ayahnya” Ucap Donghae.

“Saya tau om kesusahan selama ini. Saya tau om juga hidup dalam penderitaan dan penyesalan selama ini. Saya juga tau om hidup dalam rasa bersalah kepada anak dan istri om” Jawab Jaehyun.

“Tau apa kamu?” Tanya Donghae acuh.

“Saya tau semuanya om. Alasan sebenarnya om ninggalin keluarga om. Saya tau om juga bikin trauma di Shannon sama adiknya. Om tau? Shannon ngga bisa jatuh cinta. Shannon ngga bisa percaya sama orang lain, bahkan dia ngga bisa percaya sama perasaanya sendiri kalo dia sayang sama orang lain. Shannon ngga bisa nunjukin itu karena dia takut om. Dia takut ditinggalin lagi. Orang pertama yang dia percaya, orang pertama yang punya seluruh hatinya pergi, ninggalin dia. Itu om” Jawab Jaehyun. Donghae lantas diam.

“Om tau ngga? Shannon bahkan ngga pernah bilang dia sayang bunda sama adeknya karena dia takut. Om tau? Shannon nahan semua yang dia rasain selama 24 tahun sendirian. Dia pura pura kuat, berdiru di kakinya sendiri padahal dia juga kesusahan om, dia butuh bantuan tapi dia tahan, dia diem, dia takut orang orang itu pergi kalo dia nunjuik kasih sayangnya kaya apa yang om lakuin.” Lanjut Jaehyun.

“Saya memang masih calon suaminya. Tapi jika diizinkan saya ingin kasih kesempatan sama om buat perbaiki semuanya. Acaranya 3 hari lagi Om. Silahkan om datang ke Hotel Neo lantai 12 kamar nomor 7 jam 7 pagi. Shannon disana. Saya pamit” Ucap Jaehyun.

“Saya memang pengecut” Balas Donghae ketika Jaehyun akan beranjak.

“Saya memang pengecut” Ulangnya. Jaehyun kembali duduk.

“Mertua saya beri semuanya untuk istri dan anak saya yang bahkan saya tidak bisa. Mertua saya lakukan semuanya untuk anak dan cucunya. Saya tidak bisa” Mulai Donghae.

“Saya pergi 2 tahun karena menghirup kembali kebebasan. Sebulan pertama di tempat kerja saya, tanpa istri, tanpa anak rasanya tenang. Saya seperti mendapat ketenangan kembali, kebebasan yang tidak saya dapatkan dulu. Lulus kuliah saya menikah. Saya tidak merasakan masa muda dengan cukup. Saya lalai, saya luapakan tanggung jawab saya” Ucap Donghae dengan mata penuh air.

“2 tahun saya mulai merindukan anak dan istri saya. Saya kembali, tetapi keadaan sudah berubah. Mereka telihat lebih bahagia dengan mertua saya. Saya putuskan untuk pergi kembali dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal.” Donghae mulai menangis.

“Selama kepergian saya itu saya sadari. Saya tidak pernah benar benar bahagia. Pilihan saya selalu menyulitkan saya. Saya sadar bahagia saya ada bersama anak dan istri saya. Saya ingin kembali dan memulai semuanya lagi, tapi saya tidak yakin istri saya memberi kesempatan. Untuk itu saya memilih untuk hidup dengan rasa bersalah ini dan menebusnya dengan Jisung dan ibunya seumur hidup saya” Akhir Donghae.

“Boleh saya pukul om?” Tanya Jaehyun

“Silahkan. Saya rasa pukulan kurang. Kamu perlu yang lebih. Bunuh saya”Ucap Donghae disela sela tangisnya.

“Itu diluar kendali saya om. Saya memang sangat ingin memukul om hari ini. Tapi saya rasa itu tugas Shannon. Saya tunggu om di pernikahan saya.” Ucap Jaehyun pamit.