Tolong

Brakkk

Pintu ruangan Jaehyun dibuka dengan sangat kasar. Seorang perempuan yang diduga istrinya sedang berdiri disana. Dengan nafas terengah engah seakan menahan amarah dan raut muka yang tidak mengenakan.

Ok, here we go

Batin Jaehyun. Dirinya lalu bangkit dan berjalan ke arah sang istri. Memasang raut muka sedatar dan setenang mungkin agar tidak memperkeruh keadaan.

“Kamu ngapain?” Tanya Shannon. Nada bicaranya seolah menunjukkan seseorang sedang menahan emosi. Sinis dan tajam.

“Duduk dulu sayang” Ucap Jaehyun menarik tangan Shannon yang tetap berdiri di ambang pintu. Shannon lalu menghempaskannya. Kasar.

“Kamu ngapain aku tanya?!” Nada bicaranya sudah sedikit meningkat.

“Duduk dulu Shan. Masuk dulu, jangan ditengah pintu gitu” Balas Jaehyun. Menatap mata sang istri dalam dalam. Shannon membuang mukanya menghembuskan nafas kasar lalu berjalan melewati Jaehyun untuk lebih masuk keruangan sang suami. Jaehyun kemudian menutup pintu dan berbalik badan menghadap ke arah Shannon yang teryata sang puan sudah menghadap dirinya duluan dan memasang ekspresi wajah seperti siap menerkam siapapun saat itu juga.

“Kamu ngremehin aku?” Tanya Shannon tiba tiba.

Bener, masalah Nandhes

Batin Jaehyun.

“Siapa yang ngremehin?” Tanya Jaehyun.

“Kamu.” Balas Shannon cepat.

“Kamu ngremehin aku J” Lanjutnya.

“Kamu ngapain beresin urusan Permadi sama Nandhes? Kamu ngga berhak. Itu bukan punya kamu” Lanjut Shannon penuh dengan emosi, namun tidak berteriak.

“Aku cuman mau kamu istrirahat Shan” Balas Jaehyun tak kalah tegasnya.

“Aku ngga capek. Aku yang tau sama keadaan ku, aku yang paling tau” Balas Shannon.

“Kamu hamil. Kamu hamil anak aku. Anak kamu. Tau kamu dia di dalam sana baik baik aja ha? Yakin kamu? Aku cuman mau kamu istrirahat yang cukup. 5 bulan lagi aja Shan tolong” Balas Jaehyun.

“Kamu ngga percaya sama aku? Kamu berharap dia kenapa napa?” Tanya Shannon dengan menunjuk perut buncitnya yang belum terlalu besar.

“Shan. Aku cuman mau kamu istirahat dulu bentar. Jangan cape cape aku khawatir. Aku takut dia kenapa napa” Jawab Jaehyun sedikit melunak sambil mendekat memegang kedua pundak Shannon.

“Aku ngga cape J, aku kuat, itu kerjaan ku itu tanggung jawabku. Kamu ngelukain harga diriku kalo kamu gini” Balas Shannon dengan menatap mata sang suami dalam dalam.

Jaehyun lalu membuang mukanya. Mengehmbuskan nafasnya lalu kembali menatap sang puan. Tangannya masih di pundak Shannon.

“Kamu tau ngga si ibu hamil itu ngga boleh banyak pikiran? Ngga boleh stress? Ngga boleh kecapean, kamu tau ngga?” Tanya Jaehyun. Volume suaranya berkurag tetapi perkataanya saat ini menjadi sangat menakutkan. Nyali Shannon menciut, tetapi pridenya masih meronta ronta.

“Aku ngga cape. Aku enjoy aja J sama kerjaanku” Balas Shannon singkat.

“Ngga cape? Siapa yang kemaren istirahat di klinik siapa? Yang kram perut siapa aku tanya? Aku nunggu kamu cerita ya Shan, sampe hari ini kamu diem. Kamu sembunyiin dari aku. Aku berhak tau tentang anak aku. Kamu ngga lagi sendirian Shan. Ada nyawa lain di diri kamu. Tolong kerja samanya” Balas Jaehyun. Shannon diam menatap mata Jaehyun. Amarah, kekhawatiran, cemas, kecewa dan berbagai rasa lainnya ada disana. Oke gue emang salah

“Jawab. Siapa?” Tanya Jaehyun. Shannon masih diam.

Memang benar, Shannon sempat beristirahat di klinik kantornya (semacam uks) karena perutnya yang tiba tiba sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata itu merupakan kram perut yang wajar terjadi pada wanita hamil. Yang perlu digaris bawahi bahwa kram perut pada trimester 1 dan 2 bisa saja disebabkan oleh tanda tanda keguguran, sementara pada trimester akhir merupakan kontraksi palsu. (Diambil dari Mama's Choice)

“Ayo jawab siapa?” Tanya Jaehyun lagi.

“Aku tau kamu pasti ngga bisa aku bilangin. Kamu pasti sesuka hatimu sendiri. Kamu bilang ngga cape, kamu bisa, kamu kuat. Nyatanya gimana Shan? Aku backup semua biar kamu bisa istrirahat. Kamu istirahat bentar aja, biar anak aku rilex dikit. Aku cuman coba kurangin beban pikiran kamu biar ngga ngaruh sama kehamilan. Aku emang ngga ada hak sama Permadi tapi kamu sama bayi ini hak aku. Kewajiban aku. Tanggung jawab aku.” Lanjut Jaehyun tegas. Shannon masih diam tidak dapat membuka mulutnya.

“Berapa kali aku ngomong sama kamu jangan kecapean, istirahat, berapa kali?” Tanya Jaehyun.

“Aku cuman mau kamu ngga kepikiran yang ngga ngga Shan. Kantor biarin sama Mark. Kalo ngga percaya Mark biar aku yang pegang. Kamu tolong istirahat aja, jaga anak dulu. Nanti kalo udah lahir, kerja lagi, aku nggapapa. Aku mana pernah larang larang kamu” Ucap Jaehyun panjang lebar.

“Aku izinin kamu kerja bukan buat stressed kaya gini. Bukan buat bahayain diri kamu sama anak aku. Bukan Shan” Lanjut Jaehyun. Suaranya mulai melunak. Tidak berapi api seperti sebelumnya.

Shannon masih tetap diam. Ia mengerti semua maksud sang suami. Ia paham apa yang harus ia lakukan sekarang. Minta maaf. Tapi kata kata itu benar benar tertinggal dalam ujung lidah Shannon menolek untuk dilontarkan.

“5 bulan lagi tolong kamu jangan banyak pikiran. Jangan bikin aku khawatir. Di rumah aja. Kamu mau apa aku kasi? Jalan jalan? Ayok, apa tv baru? Mau apa bilang aku kasih biar ngga bosen. Aku kasi semuanya, bilang. Tapi tolong jangan sentuh kantor dulu”

Ucap Jaehyun. Melunak. Emosinya sudah reda. Kecemasan selama 4 bulan belakangan ini sudah berhasil dikeluarkan dari hatinya. Dirinya kini berdoa semoga sang istri menyadaru dan memahami maksud sang suami.

Shannon lalu melepaskan diri dari cengkraman Jaehyun.

“Mau somay depan kantor terus pulang” Ucap Shannon. Jaehyun diam. Terheran heran.

“Katanya mau kasih apapun?” Tanta Shannon melihat sang suami hanya diam mematung di hadapannya. Kemudia Jaehyun mengambil jasnya.

“Sini kunci mobilnya” Ucap Jaehyun seraya meminta kunci mobil milik Shannon. Dan seketika mendapatkannya, ia mengunci mulutnya lalu berjalan keluar ruangan mendahului sang istri.

Serem banget kalo marah batin Shannon.