Morning Kiss?

Aleeah terbangun karena lehernya merasakan hembusan nafas hangat dengan hidung yang ia yakini lebih tinggi dari miliknya. Ia membuka mata lalu menutupnya kembali tat kala kepalanya berdenyut kecang, seperti mendapat hantaman keras oleh benda tumpul. Nyawanya masih diambang kesadaran, belum sepenuhnya terbangun tetapi juga tidak sepenuhnya tertidur.

Tak lama, Aleeah rasakan sesuatu bergerak di sebelahnya. Seolah mencari posisi lebih nyaman dalam lengan dan leher Aleeah. Merasa seseorang sedang mengalungkan tangan pada perutnya, Aleeahpun membuka mata dengan perlahan. Kamarnya. Kamarnya di apartment Johnny. Sedetik kemudian ia temukan sang suami sedang memeluknya nyaman dengan lengan Aleeah sebagai bantal. Sontak matanya melotot. Terkejut dengan keadaannya sekarang.

Johnny tertidur dalam damai tanpa baju atasan, sedangkan Aleeah memakai hoodie sang lelaki. Pikiranya kemudian berlari ke adegan kemarin malam. Tragedi dimana ia menangis tersedu sedu di pundak Johnny, adegan dimana ia menciun Johnny di dapur, adegan dimana ia mengata ngatai sang suami hingga adegan dimana ia memuntahkan seluruh isi perutnya di paha Johnny.

Aleeah kemudian kembali menutup matanya. Mulai menyesali dan membodoh bodohkan diri sendiri. Mengapa ia menjadi senekat itu malam tadi? Sefrustasi itukah dirinya menghadapi Johnny? Apakah seluruh adegan itu adalah seluruh bagian yang memang benar terjadi? Bagaimana jika ada hal lain yang ia lupakan? Mengingat bentuknya dan Johnny pagi ini, amat sangat ambigu untuk dipikirkan oleh kepala orang normal.

Seolah memanfaatkan kesempatan, Aleeah lantas merubah posisi tidurnya menjadi menghadap Johnny. Wajahnya tampan dan terlihat begitu nyaman. Tidurnya nyenyak, namun Johnny terus menerus bergerak mendekat ke arah Aleeah hingga mungkin jika Aleeah tidak terbangun pagi ini, mereka berdua akan berakhir baku tumbuk dengan lantai.

Aleeah hanya diam. Memperhatikan setiap bagian wajah sang lelaki. Hidungnya yang tinggi, bulu matanya yang lentik, rahangnya yang tegas, rambutnya yang hitam, alisnya yang tebal. Sepersekian detik Aleeah dirundung rasa kesal. Mengapa Johnny memiliki semua hal yang wanita inginkan?

Kegiatan mengamati yang Aleeah lakukan tak berlangsung lama. Sebuah handphone yang berada di nakas, ternyata bergetar dan Aleeah yakin benar bahwa benda pintar tersebut adalah miliknya. Begitu mendapat tanda, wanita ini lalu mengambil sang sumber suara dan mulai melihat, gerangan apa yang menganggu kegiatan paginya.

28 panggilan tak terjawab. Lucas

“Mampus” batin Aleeah. Ia kemudian bangun dengan gerakan super hati hati seolah enggan menganggu waktu tidur Johnny. Memunggut tas kemudian berlari ke bawah sembari merapikan rambut dengan jemarinya.