Night Drive
Jeffrey merengkul lengan tembam milik istrinya, begitu pula Alisya. Dengan nyaman memeluk Jeffrey sembari melambaikan tangan kepada teman temannya yang satu persatu mulai beranjak meninggalkan kediamannya karena syukuran yang ia buat secara dadakan.
“Ati ati cammmmmmm” teriak Alisya sembari melambaikan tangan. Satu persatu sahabatnya telah meninggalkan kekacauan yang mereka buat di tempat Jeffrey. Faraya yang pertama pergi dijemput kekasihnya, Camel kedua dengan supir pribadi sang papaa, tinggalah Aleeah, sedang memainkan kaki sedikit berjarak dari sepasang suami istri sembari menunggu lelakinya datang membawanya pergi.
“Anjing” ucap Jeffery terkagum sekaligus terkejut ketika melihat sebuah SUV berwarn abu abu seharga dua miliar lebih memasuki komplek perumahannya. Baik Aleeah maupun Alisya sama sama dibuat bingung akan tingkah lelaki 27 tahun itu. Tak lama mobil asing tersebut berhenti tepat di depan rumah Jeffrey. Kacanya turun, menampakkan Johnny di dalam sana tengah memegang kendali. Jeffrey tersenyum sembari berlalu mengagumi besi abu abu yang menjadi tumpangan sahabatnya malam ini. Tampan sekali pikirnya.
“Anjing, jadi beneran? Anjing turun Jo, gantian” ucap Jeffery. Johnny hanya tertawa dari dalam lalu menatap wanitanya. Aleeah masih diam kebingungan dan merapat ke arah Alisya. Mobil siapa ini? Mengapa kedua lelaki di hadapan mereka seolah tau siapa pemilik kendaraan mahal nan baru ini? Johnny kah? Jeffrey kah? Mengapa tidak ada koordinasi sebelumnya? Johnny kemudian membuka pintu dan memijakkan kaki sesuai perkataan Jeffrey.
“Yang, yang liat yang ganteng banget yang, satu ya yang yaa, ya yang yaa” “Bumilllllll” panggil Jeffrey kepada istrinya sembari terus menelisik setiap inci kendaraan besi.
“Apa siii? Engga.” balas Alisya lalu menyusul suaminya masuk ke dalam mobil, meneliti setiap detail canggih Range Rover Velar 3.0 yang terparkir di luar gerbang rumah mereka.
“Punya bapak?” tanya Aleeah polos ketika Johnny sudah lebih dulu mengambil tempat di sebelahnya. Yang ditanyapun menggelengkan kepala karena mobil itu memang bukan miliknya.
“Punya Yudhis” balas Johnny singkat sembari membenarkan anak rambut Aleeah. Sang wanita tidak menjawab. Ia hanya menatap mata lelakinya seolah meminta penjelasan lebih panjang.
“Beneran punya Yudhis le” ucap Johnny kembali, mengerti kode mata dari sang istri.
“Kenapa bapak yang pake? Kayanya masih baru?” tanya Aleeah merasa kurang dengan penjelasan sang suami.
“Dititipin ke saya, kalo ngga percaya ini stnknya ni nama Yudhis ni” balas Johnny seraya memberikan surat mobil ke pada Aleeah. “Ngga boleh beli mobil sama bundanya, suruh nikah dulu baru, tapi udah pengen banget, jadi ya gini, dititipin hahhaa” balas Johnny meyakinkan sang wanita. Binar matanya menangkap wajah Aleeah yang mendongak merasa tetap belum puas dengan penjelasan yang ia berikan, takut takut jika Johnny berbohong.
“Jo, gue bawa yaa?” izin Jeffrey dari seberang sana membuyarkan sesi interogasi yang akan Aleeah lakoni.
“Gak gak gak, turun turun” balas Johnny sembari mendekat.
“Bentar doang elahhh”
“Gak. Turun. Kalo punya gue bawa aja, masalahnya gue juga dititipin. Turun” titah Johnnh kembali. Seketika dapat Aleeah lihat bahu Jeffrey menurun. Kecewa akan jawaban sang suami.
“Beli sendiri anjir Jeff, jangan kaya orang miskin” lanjutnya. Jeffrey kemudian hanya menatap istrinya dengan binar mata memohon. Sedangkan Alisya masih tetap dingin seperti biasanya, melarang keras sang suami membeli mobil lagi.
“Gua balik udah, jangan kaya orang kaga punya duit Jeff elah, beli sendiri” “Ayo lee” minta Johnny undur diri. Jeffrey hanya mengangguk sedih.
“Makasih yaaaa” ucap Aleeah yang kemudian dibalas ucapan hati hati oleh Alisya. Sejurus kemudian baik Johnny dan sang istri sama sama melesatkan diri menjauhi Jeffrey, dapat Johnny lihat melalui kaca spion bahwa Jeffery sedang merengek ke istrinya, yang Johnny imani ia juga ingin membeli mobil yang serupa.
“Jeff jeff” kekeh Johnny.
“Ini beneran punya Pak Yudhis?” tanya Aleeah lagi yang sedari tadi memperhatikan sang suami. Kini atensi Johnny berpindah pada wanita di sebelahnya.
“Ya Allah beneran le, saya ngga bohong serius punya Yudhis” balas Johnny meyakinkan.
“Tapi emang beneran ngga papa kalo dibawa begini pak? Masih baru loh”
“Nggapapa orang yang bayar parkirnya saya, ngga akan marah si Yudhis paling ngamuk kecil” jawab sang lelaki santai.
“Tapi lucu juga, udah tua harus izin ke bundanya haha”
“Ya dia ngga punya istri. Tanaka juga gitu apa apa masih mamanya, makanya Yudhis sama Tanaka selalu disuruh cepet cepet nikah biar mamanya bisa bebas hahaha” balas Johnny.
“Hahahhaha” balasan Aleeah seperti tidak menaruh minat pada obrolan Johnny. Ia hanya terus menerus melihat ke luar jendela. Duduknya gelisah. Pikiranya hanya berputar di'bagaimana caranya biar ngga langsung balik, gue masih mau sama Pak Johnny tapi gensgi masa gue duluan.'
“Le, mau night drive?” tanya Johnny setelah hening beberapa lama. Aleeah menoleh ke arah sang suami, diiringi dengan senyum mengembang yang cantik rupawan.
“Hahaha mau?” tanya Johnny kembali.
“Mau!” jawab Aleeah antusias.
“Mau kemana?” tanya Johnny kembali.
“Kemana aja asalkan jangan pulang, saya mau sama bapak malam ini” balas Aleeah tetap menaruh atensi pada sang lelaki. Johnny menatap manik mata perempuannya lekat sembari kedua tangan tetap menggenggam kendali.
“Should we?“