Night Drive 2.0
“Ahh longgar banget” ucap Aleeah sembari merebahkan badannya.
“Saya buka ya le” tanya Johnny.
“Pak jangan, dingin” balas si perempuan sebari menghadang tangan suaminya.
“Kalo ngga dibuka ngga keliatan, sayangg”
“Tapi nanti dingin saya cuman bawa outer satu doang”
“Kamu punya saya kalo kamu lupa, saya peluk sampe pagi deh” balas Johnny lalu mulai mengoperasikan sesuatu hingga sunroof Range Rover yang mereka naiki saat ini perlahan lahan terbuka, menampilkan hamparan bintang yang mengotori langit malam.
“Yeeeee modus lo Johnny Seo” ejek Aleeah yang hanya dibalas suara tawa kencang dari laki laki di sebelahnya.
“Wihhh anginnya” celetuk Johnny pada dirinya sendiri. Pandangannya tetap tertuju pada terbukanya sunroof mobil baru Yudhis, mendongak ke atas mengamati setiap gerak benda baru ini, diam diam Johnny juga menyimpan keinginan untuk memiliki mobil serupa.
“Dingin ya ternyata hahahha” balas Johnny kembali seraya melemparkan tatap ke arah Aleeah. Si wanita, ternyata telah membuka tangan lebar lebar dan menatap Johnny dengan puppy eyes paling menggemaskan yang seketika itu pula membuat Johnny tertawa keras sekali.
“Dingin” balas Aleeah singkat meminta daksa si lelaki. Johnny kemudian bangkit dan memeluk Aleeah erat. Menghirup aroma bunga dari rambut sang wanita.
“Pulang aja lah pak” kata Aleeah di tengah pelukan mereka.
“Katanya ngga mau pulang” balas Johnny sembari terus mengusap surai lembut sang istri.
“Ya pulang ke apart bapak atau ke apart saya tapi berdua aja, yaaaaa?” jawab Aleeah sembari sedikit membuka pelukan menatap mata Johnny. Seketika Johnny tersenyum jahil penuh tanya.
“Dirty mind, dirty mind, dirty mind” jawabnya. Aleeah kemudian memasang wajah panik dan melepaskan pelukan.
“Disini aja sampe pagi.” balasnya kemudian membaringkan diri di jok mobil yang sudah disetting agar dapat digunakan untuk tiduran.
“Katanya mau stargazing?” tanya Johnny menatap tingkah Aleeah.
“Ya ngga di pantai yang kosong melompong ngga ada orang begini dong pak, takut” balas Aleeah kemudian bangkit berhadapan dengan Johnny.
“Kosong melompong gimana, mereka kamu anggep apa?” balas Johnny sembari menunjuk di kejauhan terlihat beberapa orang sedang berapi unggun sembari memainkan gitar.
“Ya maksudnya, ck, maksudnya ini kita berdua aja pak disini. Kenapa harus disini banget si? Ini masih sepi banget pantainya”
“Exactly sepi hehe” balas Johnny sembari mulai mengikis jarak mendekati Aleeah. Sang puan pun mulai merasakan degup jantungnya yang tak beraturan, berdetak kencang sejalan dengan batang hidung Johnny yang mulai buram di matanya, tanda bahwa jarak di antara mereka perlahan lahan telah memendek. Hening cukup lama hingga Aleeah rasakan hembusan nafas lelakinya mulai terasa di wajah cantiknya. Aleeahpun menutup mata, pasrah akan keadaan apa yang akan menimpa mereka berdua malam ini. Johnny tersenyum puas di depan wajah sang istri. Alih alih menyambar bibir, Johnny malah mengecup kecil hidung sang puan dengan bibir yang tak meninggalkan senyum barang sebentar.
Aleeah membuka mata, betapa terkejutnya dirinya ketika melihat wajah jahil Johnny di depan sana sedang mencoba menahan tawa yang Aleeah yakini, laki laki itu pasti sedang mentertawakan dirinya.
“Ngga lucu lo, Johnny anjir” kata Aleeah lalu kembali merebahkan badan dengan posisi memunggungi sang lelaki. Malu bukan main. Apa yang sebenarnya Aleeah pikirkan? Mengapa ia berharap bahwa Johnny akan berbuat lebih jauh dari yang sebenarnya terjadi? Aleeah malam ini kamu bodoh sekali.
“Hahahhaha aleeeee” panggil Johnny lembut. Tidak ada jawaban. “Aleeahhhhh” “Aleeeeeee” “Sayangggg” akhirnya sembari mengintip Aleeah di depan sana.
“Hey, beneran mau gini? Ngga usah malu biasanhyajuga kamu yang nyosor duluan kannn?” tanya Johnny tetap mengintip Aleeah dari atas berharap mendapatkan wajah istrinya yang terbenam dalam kedua tangan cantik sang puan.
“Diueheksn bsnsmkshsjsj'” balas Aleeah tidak jelas, suaranya tertahan oleh tangannya sendiri.
“Ngga denger saya ngga denger kamu ngomong apa” balas Johnny.
“Diem lo Jo-” adalah kata yang keluar dari mulut Aleeah segera setelah ia bangun dari tidur malunya, yang juga langsung terpotong karena Johnny dengan cepat memegang kedua rahangnya dan mempertemukan bibir mereka. Aleeah terkejut karena perlakuan mendadak suaminya, namun lama kelamaan ia membalas lumatan bibir sang lelaki.
Bertemu dengan perlahan lalu lama kelamaan saling melumat, cukup lama hingga hanya suara decakan yang dapat ditangkap telingga. Aleeah meremas baju bagian pundak suaminya. Menyalurkan debaran jantung yang tak dapat dijelaskan lagi seberapa kencang degupnya. Menyalurkan rasa geli dalam perut karena serangan yang tak ia kira kirakan. Setelah merasa puas dengan rasa manis masing masing baik Johnny dan Aleeah sama sama melepaskan punggutan, saling menatap dan meraup nafas dalam dalam. Johnny tersenyum, ia mengusap pipi mulus Aleeah dan berkata...
“I said that i want you more” kata Johnny lalu mengecup pucuk kepala Aleeah dan memeluknya hangat.
“Ini beneran kita bisa liat sunrise disini pak?” tanya Aleeah yang berbaring di bangku sebelah sembari satu tangannya masuk ke selimut dan satunya lagi memegang tangan Johnny.
“Bener” balas Johnny santai sembari terus menatap indahnya langit malam dan berpegang tangan dengan sang puan. Sementara satu tangannya lagi ia jadikan bantal di belakang kepalanya. Ternyata, setelah memutuskan untuk tidak pulang, Johnny membawa Aleeah ke sebuah pantai tanpa penghuni, benar benar sepi hingga hanya ada beberapa orang pekerja yang Johnny sewa untuk menjalankan bisnisnya disana.
“Bener kan? Bapak ngga modus aja kan? Saya ngga mau buang buang waktu, kalo ngga bisa pulang aja” pasti Aleeah kembali.
“Saya itu pengusaha le, saya bangun resort disini udah survey dulu, kalo ngga ada apa apa saya mau jual apa? Beneran bisa, sabar dulu nanti jam empat an, sekarang ya gelap ngga ada apa apa emang” balas Johnny. Aleeah kemudian menolehkan kepalanya ke sang suami.
“Dasar ngga peka” katanya.
“Hah?”
“Saya ngantuk, maksudnya saya itu ngantuk, pak”
“Astagfirullah, yaudah tidur atuh cantik, kalo ngantuk ya tidur, ni begini, merem” balas Johnny memejamkan matanya dengan maksud memberi contoh Aleeah.
“Takut, gelap begini, ck” jawab Aleeah. Selanjutnya terdengar suara hembusan nafas kasar dari suaminya.
“Kan udah saya pegangin dari tadi, kurang?” jawab Johnny sembari mengangkat tangan mereka, memperlihatkan genggaman nyaman yang sama sekali tidak ada niat dilepaskan. “Tidur udah, tidur” kata Johnny lalu bangkit dan mengecup pucuk kepala sang istri. “Tidur le, saya disini, nanti kalo udah muncul saya bangunin, good night” tenang Johnny sembari menaikan selimut agar menutup seluruh tubuh sang istri. Setelah merasa aman, Aleeahpun perlahan menutup mata, mempercayakan dirinya pada Johnny malam ini, bahwa apapun nanti yang menganggu mereka, Johnny memegang tanggung jawab disana.
Sementara Aleeah menutup mata, Johnny masih terus menerus menatap indahnya bintang malam dengan selimut yang hanga sampai pada perutnya. Sesekali menoleh menastikan sang istri sudah benar benar pergi ke alam mimpi. Pikirannya melayang juh ke depan, ke keadaan bagaimana ia akan bertahan setelah hakim mengetuk palu bahwa pernikahannya sudah selesai. Bagaimana ia akan bertahan, bagaimana Aleeah akan menjalani hari hari tanpanya. Bisakah ia menhana rindu terhadap perempuan di hadapannya ini?
We all are sinner, we pay for what we did. – el