Noah

Tinggg terdengar suara bel apartment Shannon. Seorang anak lelaki terlihat sibuk menyeret kursi dari ruang makan ke sebelah pintu untuk melihat siapa yang datang.

“Om siapa?” tanya anak laki laki itu

“Hallo dek, Om Jaehyun, tolong bukain dong pintunya” Balas Jaehyun.

“Om baik apa jahat?”

“Haaaa? Ohh Om baik kok”

“Mana buktinya?” Tanya Noah. Jaehyun lalu mengangkat kresek ditangannya berisi donat.

“Oke om lolos, sebentar” Terbukalah pintu apartment Shannon.

“No, Noah, diman-” Ucapan Shannon terpotong tatkala otaknya mencerna siapa yang ia lihat sekarang, seseorang yang seharusnya tidak berada disana. Shannon baru selesai mandi ketika Jaehyun benar benar baru saja melewati pintu apartment untuk masuk. Mata mereka bertemu.

“Imo nona, Om Jaehyun, baik, bawa donat” Lapor Noah pada imo (tante) nya.

Keadaan masih hening. Nampaknya waktu benar benar berhenti. Ini adalah kali pertama Jaehyun melihat Shannon. Tidak. Tidak hanya Shannon. Ini kali pertama Jaehyun melihat seorang wanita hanya berlapiskan bathrobe dengan penampakan kaki yang masih basah serta rambut terbungkus handuk.

Keduanya diam.

“Imo” Panggil Noah kembali. Buru buru Jaehyun berbalik badan dan Shannon segera berlari ke kamarnya.

“Noah kalo ada tamu tunggu imo dulu, jangan langsung dibuka. Allahuakbar” teriak Shannon dari dalam kamar. Noah menatap Jaehyun, lalu keduanya sama sama mengendikkan bahu.


Ketiganya kini duduk di ruang tamu apartment Shannon yang sudah sedikit berantakan karena mainan Noah berserakan disetiap penjuru ruangan. Masih hening, baik Shannon maupun Jaehyun, keduanya diam.

“Om Jaehyun siapa?” Tanya Noah sambil memakan donat.

“Om? Suaminya imo” Jawab Jaehyun. Shannon membelalakan matanya, terkejut mendengar jawaban Jaehyun.

“Apa itu suami?” Tanya Noah kembali.

“Noah punya papa ngga?” Tanya Jaehyun

“Punya”

“Siapa namanya?”

“Jungwoo, Kim Jungwoo”

“Kim Jungwoo kan papanya Noah, Kim Jungwoo itu suaminya mama” Jelas Jaehyun.

“Jadi papa itu suaminya mama?” Tanya Noah lagi

“Seratus”

“Noahnya imo sama om mana?” Tanya Noah lagi.

“Hah? Apa si No?” Sahut Shannon.

“Belom dibikin” Jawab Jaehyun. Jaehyun paham apa yang dimaksud oleh Noah. Ketika mamanya memiliki suami alias si papa mereka berdua memiliki Noah. Ketika imo memiliki suami maka Noahnya mana? Sampai sini paham?

“Kenapa belom?” Tanya Noah lagi.

“Udah jangan dilanjutin, dia itu emang courius banget J” Sahut Shannon.

“Karena bikinnya ngga gampang. Lama. Noah dulu juga gitu, papa sama mama harus nunggu 9 bulan dulu baru Noah jadi” Jelas Jaehyun, melanjutkan.

“9 bulan lama ya?”

“Lama, lama banget”

“Om Jaehyun nanti kalo Noahnya imo udah jadi kasi tau Noah ya? Nanti mau main”

“Sip bos, beresin dulu ini, cemong” Jawab Jaehyun.

Sepanjang percakapan dua lelaki itu Shannon hanya diam. Ia mengamati interaksi antara lelaki dewasa dan balita. Hatinya menghangat. Tidak pernah sekalipun ia berfikir bahwa Jaehyun akan sesabar itu, setelaten itu dengan anak kecil. Apalagi Noah adalah tipikal anak yang sangat ingin tau, ia akan menanyakan apapun sampai ia puas dengan jawaban yang diberikan.


“Imo, screen time please?”

“Fifteen minutes?”

“Twenty”

“Fifteen or not at all”

“Cool” Jawab Noah akhirnya. Disusul Shannon mulai menyalakan tv dan menghubungkannya dengan siaran televisi milik anak anak di hpnya.

Setelah urusannya dengan Noah selesai, Shannon memghampiri Jaehyun yang sedang duduk di tempat makan yang hanya berada di belakang ruang tv.

“Lo kenapa kesini pagi pagi?” Tanya Shannon akhirnya. Percakapan orang dewasa pun dimulai.

“Ya lo ngga masuk kerja, gue kirimin sarapan”

“Mana? Ngga nyampe sini”

“Gue kirimnya ke kantor, lo ngga masuk elah”

“Ya bawain ke sini dong, malah bawa donat aneh banget pagi pagi donat”

“Emang ada peraturannya pagi pagi ngga boleh makan donat?”

“Freak” Jawab Shannon.

“Lo ngga masak Shan?” Tanya Jaehyun.

“Gue ngga bisa masak”

“Yaudah sini gue masakin” Jaehyun mengambil alih dapur, memasukkan beras ke magic com lalu mulai melihat lihat apa yang bisa diolah dari isi kulkas Shannon.

“Lo ngga masak begini, terus bocil lo kasi makan apa?” Tanya Jaehyun tetapi masih tetap sibuk.

“Bawa bekal dia”

“Anak siapa si?”

“Anak Lia. Dititipin ke gue dua harian. Mertuanya kambuh, sakit dari lama” Jawab Shannon.

“Sering ya lo dititipin gini?”

“Lumayan, biar gue istirahat juga kalo kata Lia.”

“Tapi kok dia mau ya sama lo”

“Ngremehin gue lo”

“Ya ngga, lo ajak galak cuek gini”

“Btw, kok lo jelasin nya gitu si ke Noah?” Tanya Shannon.

“Gitu gimana?”

“Ya kok lo kasi fakta gitu”

“Ya emang harus di kasi fakta Shan, mumpung masi kecil, kalo mau kasi tau apa apa yang bener, jadi nanti dia gedenya ngerti, jgn dicekokin pake pernyataan anak bikinnya dari tepung bla bla bla, nanti kebawa sampe gede” Jelas Jaehyun. Shannon diam.

“You would be a great dad” Ucap Shannon.

“I wish, so what? Ready?”

“Lo ngga lagi ngelamar gue kan? “

“Mau dilamar?” Goda Jaehyun

“NOOOO. Seriously it sounds like propose tho”

“Oke minta dilamar”

Plakkk

Sebuah tangan menempel sempurna dilengan Jaehyun

“Sakit.”