Reveal
Shannon sedang duduk di bangku tunggu sambil memainkan hpnya. Perasaannya campur aduk. Senang, gelisah, takut. Dirinya selalu dihantui rasa takut entah mengapa setiap kali datang ke tempat ini.
“Shannon, mari” Ucap seorang perawat kepada Shannon yang sudah hafal benar dengan dirinya akibat, ya lagi lagi tragedi aborsi.
Shannon mendongakan kepalanya, menatap sang perawat berada. Lalu tersenyum dan mengangguk tanda mengerti. Bangkitlah ia dengan sedikit susah payah berdiri kemudian menghilang ke dalam ruangan.
“Sendirian lagi ya?” Tanya sang dokter sambil menatap ke layar monitor dan menggerak gerakan sebuah benda di perut Shannon.
“Bapaknya lagi ada trip dok hehe” Jawab Shannon diikuti kekehan kecil.
“Anaknya ngumpet lagi ini shan, gimana ini. Mainan lagi ya nak ya?” Ucap sang dokter sambil menatap heran layar komputer.
Sesuai perjanjian, Shannon meminta Dokter Nug untuk memanggilnya dengan namanya agar tidak canggung dan dengan harapan agar menjadi lebih dekat, karena baik Shannon maupun Jaehyun, banyak menghubungi Dokter Nug untuk bertanya seputar kehamilan.
“Yah kamu kenapa si queen, ayo sini ketemu mama. Masih marah ya? Udah sebulan lo masih aja marahnya. Ayo jangan gampang marah, kamu anak mama, bukan anak banteng” Ucap Shannon menoleh pada layar lalu ke perutnya dengan nada bicara milik Jaehyun. Mungkin, mungkin itu yang akan diucapkan suaminya apabila ia ada disana.
“Coba shan ditelvon si Jaehyun. Ini emang kedengeran ngga masuk akal ya, tapi biasanya work. Coba aja suruh ngomong bentar sama anaknya” Ucap Dokter Nug menghentikan aktifitasnya sejenak dan beralih menatap Shannon. Lalu Shannon seperti mendapatkan sebuah lampu di atas kepalanya. Dengan sigap ia bangkit dibantu oleh perawat, mengambil hp dalam tasnya dan mulai menghubungi sang suami.
“Kamu lagi kerja ya?” Tanya Shannon setelah beberapa lama menempelkan hp di telingganya. Tanda seseorang di seberang sana telah menjawab panggilan televonnya.
“Anaknya ngga mau lagi mas. Coba dong ngomong” Ucapnya lagi setelah beberapa detik.
“Ada dokter sama perawat lah siapa lagi. Aku loudspeaker ya?” Tanya Shannon pada suaminya.
“Kenapa ngga mau lagi?” Suara Jaehyun dari seberang sana. Terdengar sedang berada dalam sebuah keramaian. Namun suaranya masih dapat dicerna.
“Ngga tau, coba deh ajakin ngobrol bentar” Balas Shannon.
“Hallo, anak papa? Dibilangin jangan nakal hayo. Papakan udah minta maaf, ayo lo ditungguin mama. Kasian nak. Ayo kamu sebenernya siapa? Mau dikasi nama lo ini. Kalo ngga mau jangan salahin papa nanti ya kalo namanya ngga cocok. Namanya queen, kalo kamu cowo jangan marah, ngga bisa diganti ke king soalnya kamu ngambekan” Ucap Jaehyun panjang lebar dari balik hp.
“Hahahhaha” Tawa Dokter Nug pecah.
“Ngaco banget ya shan suaminya” Ucap sang perawat kepada calon ibu. Shannon hanya tertawa tanpa suara.
“Ayo nak, ayo papa pengen tau. Jangan nakal gitu ayo. Lusa papa pulang. Tapi ngga bisa cek, gabisa bikin janji lagi, dokter kamu mahal. Ayo sayang” Bujuk Jaehyun benar benar seperti berbicara kepada seseorang manusia yang benar benar ada.
“HAHAHAH” Tawa ketiganya pecah.
“Ngaco banget kamu hahah. Udah udah mas sakit perut aku. Udah, kamu lanjut deh” Ucap Shannon dengan menempelkan kembali hpnya ke telingga.
“Iyaa nanti dikasi tau” Lanjutnya.
“Iyaa, hati hati. Iyaaa astagfirullah” Akhir Shannon lalu mematikan hp dan memasukkannya ke dalam tas.
“Jaehyun bercanda gitu shan ya orangnya?” Tanya dokter
“Kalo ngomong sama anaknya emang suka ngaco gitu dok” Balas Shannon.
“Doktermu mahal haha” Ucap sang perawat masih tertawa.
“Suka suka dia emang kaya gitu orangnya hahaha” Balas Shannon.
Lalu obrolan kecil diantara ketiganya dimulai. Hingga beberapa saat. Membicarakan seputar kehamilan dan pernak perniknya. Sampai Shannon diminta kembali untuk membaringkan diri dan membuka bagian perutnya. Dokter mulai fokus pada apa yang bisa dilihatnya dalam monitor, sementara Shannon harap harap cemas.
“Maunya cewe apa cowo Shan?” Tanya sang dokter.
“Aku apa aja si dok. Tapi jujur mau cewe biar bisa didandanin hehe” Jawab Shannon. Ia tidak berani mengintip monitor kembali. Selain takut jika jika anaknya tidak mau menampakkan diri lagi, ia juga deg degan dengan gender yang dimiliki queen saat ini.
“Cewe juga banyak banget bajunya shan, lucu lucu” Imbuh sang perawat, lalu dibalas oleh sebuah tawa dan kata iya yang tidak bersuara dari mulut Shannon.
“Kalo Jaehyun mau apa?” Tanya sang dokter kembali. Pandangannya kini telah berpindah sepenuhnya ke Shannon.
“Jaehyun apa aja juga si dok. Tapi kalo boleh milih mau cowo, katanya biar bisa diajak jumatan”
Lalu Dokter Nug menghentikan aktifitasnya. Menatap Shannon sambil tersenyum dan mengangguk angguksn kepala. Shannon tidak tahu mengapa, namun dirinya ikut tersenyum melihat reaksi sang dokter.
“Gimana dok?”