Takut

Begitulah kira kira kehidupan rumah tangga Shannon dan Jaehyun selama dua bulan terakhir. Ya, tidak terasa mereka telah hidup sebagai seorang suami dan istri selama dua bulan. Hingga tiba tiba siang ini, Shannon dengan cepat membawa mobilnya menuju kantor Jaehyun setelah menerima telvon dari seseorang.

“Jaehyun mana? Kenapa bisa gini yong?” Tanya Shannon ketika ia melihat suaminya sedang tertidur dengan infus dan berbaring di atas sofa. Panik.

“Ambruk tiba tiba pas meeting tadi. Jangan panik dulu. Udah ditanganin dokter kok. Kata dia Jaehyun kekurangan gizi Shan plus akhir2ini hectic banget di kantor kan. Ini dia jarang makan di rumah apa gimana?” Jelas Taeyong. Shannon diam. Ia memang tau bahwa Jaehyun sering pulang larut malam akhir akhir ini, tetapi tidak terlalu Shannon hiraukan karena toh Jaehyun terlihat baik baik saja dan masih selalu melakukan tugasnya. Memasak untuk Shannon.

“Ini obat sama vitaminnya Shan. Dari dokter juga kok, dokter pribadi suami lo, jadi aman” Jelas Taeyong. Lagi, Shannon hanya diam. Ia bahkan tidak tahu suaminya ini memiliki dokter pribadi.

“Oh iya makasi yong. Btw lo bisa bantu gue bawa J ke mobil ngga? Gue angkut pulang aja ya?” Tanya Shannon.

“Oh oke” Jawab Taeyong yang kemudian ditinggal Shannon. Taeyong kebingungan

Suruh bantu tapi malah ninggal, gimana si, sebenernya yang punya suami siapa?


“Bisa nyetir ngga?” Tanya Jaehyun dalam mobil.

“Bisa”

“Oke, drive safe” Balas Jaehyun lalu ia memejamkan matanya lagi. Kepalanya nyut nyutan. Sepanjang perjalanan keduanya diam seribu bahasa. Jaehyun yang memang sedang tidak mood berbicara karena menahan rasa sakitnya dan Shannon, yang entah kenapa.

20 menit kemudian keduanya sudah sampai di rumah. Tanpa dibantu oleh Shannon, Jaehyun keluar dari mobil sendiri dan langsung menuju ke kamarnya. Shannon yang melihat itu lantas mengikuti Jaehyun dan memperhatikannya.

Jaehyun melepas sepatunya. Membuka kancing tangannya, melonggarkan dasi, meneguk air lalu membaringkan diri. Shannon melihat itu semua dengan masih berdiri di depan kamar Jaehyun yang sekarang pintunya memang tidak ditutup. Sadar sedang diperhatikan, akhirnya Jaehyun membuka obrolan.

“Kenapa Shan?”

“Lo kenapa?” Tanya Shannon, suaranya bergetar.

“Apaa? Ga kedengeran. Lo ngapain nganyer disitu, masuk sini” Ucap Jaehyun. Menurut, Shannon masuk dan berdiri di samping ranjang Jaehyun.

“Kenapa?” Tanya Jaehyun lagi dengan mejamkan matanya. Tidak ada jawaban. Hanya ada suara isakan disana.

“Shan?” Jaehyun membuka matanya, ia saksikan seorang wanita yang telah sah menjadi istrinya itu kini sedang diselimuti air mata diseluruh wajahnya. Shannon lalu membalikkan diri dan berjongkok. Memeluk kedua lututnya. Menangis.

“Shan? Kenapa?” Tanya Jaehyun bangkit dengan sekuat tenaga.

“Shan, astaga berat banget, sini” Jaehyun menarik tangan Shannon. Dibawanya sang puan untuk duduk di atas ranjang dan berbincang perihal air mata yang tiba tiba lolos tanpa sebab.

“Kenapa?” Tanya Jaehyun lagi sambil sedikit membungkuk untuk mencari mata Shannon. Shannon masih terisak dan menundukan kepalanya.

“Gue takut. Lo kenapa sakit? Lo kenapa? Kalo lo kenapa napa beneran gimana?” Jawab dan tanya Shannon akhirnya membuka suara.

“Haa?”

“Gue takut lo kenapa napa, lo kenapa sakit? Gue ngga becus ya jadi istri? Gue bahkan ngga pernah urusin lo. Maaf” Ucap Shannon sambil menangis.

Perasaan amat bersalah menyelimuti dirinya. Shannon sadar selama dua bulan terakhir ini dia memang selalu dijaga dan dirawat oleh Jaehyun. Namun ia tidak pernah merawat dan menjaga Jaehyun. Shannon merasa seperti mendapatkan seorang ibu ketika ia menikah. Pulang ke rumah yang sudah menyala lampunya. Lapar sudah ada yang memasak. Lelah sudah ada bahu yang bisa dipinjam sebentar. Namun ia sadar ia tidak melakukan apapun untuk Jaehyun. Ia hanya bersih bersih rumah dan memberikan semua bebannya untuk dibagi dengan Jaehyun, tapi tidak pernah menerima beban milik Jaehyun. Shannon tidak pernah perduli.

Jaehyun tidak menjawab. Ia menarik daksa istrinya ke dekapannya. Diusapnya rambut halus milik Shannon. Ditepuk tepuk punggungnya sehingga Shannon merasa sedikit lega.

“Hehe, nggapapa Shan. Gue seneng lo udah mau bergantung ke gue. Gue nggapapa”

“Bohong. Lo sakit”

“Nanti sembuh”

“Sekarang gue yang masak. Gue yang siapin baju baju lo. Gue yang ambil alih ini rumah. Semuanya. Lo kerja aja” Jawab Shannon.

“Emang bisa? Setengah setengah sama gue”

“Gamau. Pokonya gue urusin lo” Jawab Shannon.

“Hahhaha iyaa, bawel” Jawab Jaehyun dengan mencubit pipi Shannon. Gemas.

“Tapi nanti kalo gue tanya jawab ya J”

“Iyaaa” Jawab Jaehyun kembali.

“Btw jobdesk istri apa aja si? Selain itu tadi?” tanya Shannon.

“Bikin anak sama suami?” Jawab Jaehyun.

Plakk

Ya benar. Jaehyun kena pukul Shannon lagi

“Aww sakit. Gue lagi sakit Shan tega lo” Ucap Jaehyun sambil merebahkan dirinya.

“Maaf” Jawab Shannon. Suaranya mulai bergetar lagi.

“Lah, nangis lagi, sini” Ucap Jaehyun sambil menarik tangan Shannon sehingga sang puan jatuh dan ikut merebahkan diri.

Jaehyun menatap mata Shannon lekat lekat. Begitu pula dengan Shannon. Keduanya diam. Tenggelam dalam pikiran mereka masing masing.

“Shan, gue boleh jagain lo ngga?” Tanya Jaehyun. Kini tangannya sudah naik ke kepala Shannon. Mencoba merapikan anak anak rambut.

“Gue boleh jagain lo ngga? Lo banyak takutnya” Ucapnya kembali.

Shannon masih diam.

Lo ketakutan terbesar gue, J

Beribu pikiran tiba tiba menghampiri Shannon. Ia sangat ingin mengiyakan pertanyaan Jaehyun. Tetapi tiba tiba reka adegan dimana bunda dan ayahnya bertengkar, reka adegan dimana ia menjaga Ilora sendirian muncul dikapalanya. Takut, rasa itu muncul kembali.

But if you never try you never know

“Boleh” Jawab Shannon akhirnya. Sore itu Shannon dengan sengaja menyelam lebih dalam ke ketakutannya. Berbekal rasa percaya, ia dengan sengaja menghancurkan tembok pertahananya.

Cuppp

Jaehyun mencium kening Shannon. Memeluknya erat seakan tidak ada yang boleh mengambil Shannon saat ini. Matanya terpejam, mencoba menikmati denyutan di kepalanya. Shannon membalas pelukannya.

“J, belom ganti baju”

“Gapapa”

“Nanti kusut”

“Tinggal setrika”

“J, gue masi pake makeup”

“Nanti kan mandi”

“J, lo denger suara jantung gue ngga?”

Jaehyun tersenyum.

“Punya gue lebih keras” Jawab Jaehyun.

Jantung mereka bekerja dua kali lipat dari biasanya. Beribu ribu kupu kupu sedang menghajar habus habisan organ dalam perut mereka. Sore itu mereka menautkan rasa dan tertidur berdua, menikmati, menyesali, memperbaiki apa yang mereka punya.