The Deal
Aleeah membuka pintu apartmentnya, lalu seorang laki laki menerobos masuk ke tempatnya dan memeluknya erat. Erat sekali. Aleeah rasakan tubuhnya sesak karena pelukan sang lelaki.
“Saya ngga mau.” titah Johnny pertama kali.
“Saya ngga mau le” kata Johnny lagi. Aleeah masih diam. Niat meronta tapi tidak sampai hati, alih alih menolak Aleeahpun akhirnya membalas pelukan sang suami. Mengusap punggungnya pelan, menenangkan.
“Pakkk?” panggil Aleeah lembut.
“Saya ngga mauuu” jawab Johnny tak kalah lembut, dari panggilan sang wanita membuat Aleeah semakin tak dapat menyampaikan kata katanya.
“Pak Johnyyyyyy” panggil Aleeah lagi.
“Saya ngga mauuuu, le” balas Johnny lagi. Suaranya pelan dan lembut sekali. Terdengar pasrah dan tidak ada tenaga untuk meronta.
“Sayanggg” panggil Aleeah akhirnya. Johnny mengendurkan pelukan, menatap netra wanitanya. Aleeah tampak tenang. Johhny nampak gusar, matanya berkaca kaca seolah menyuarakan protes tidak terima terhadap apapun kata kata yang nantinya akan keluar dari mulut Aleeah.
“Aaaa salah besar harusnya selesain aja di chat jangan ketemu” “ Saya ngga tega kalo Pak Johnny begini” lanjut Aleeah sembari kembali memeluk sang suami.
“Saya ngga mau” jawab Johnny kembali dengan nada suara yang lebih pelan, suaranya terdengar bergetar.
“Saya janji setahun aja pak, ngga akan lama” kata Aleeah sembari masih terus berpelukan. Keduanya tidak ada yang berani beradu mata. Johnny tidak sampai hati melihat sang wanita jika harus memohon untuk mimpinya dan sang ibunda. Sementara Aleeah juga tidak tega meninggalkan lelakinya jika keadaan suaminya saja seperti ini. Johnny tidak menjawab. Ia hanya diam sembari terus mengeratkan pelukannya ke daksa sang wanita. Lama kelamaan Aleeah rasakan bahunya basah. Air mata Johnny menetes di atasnya.
“Bapakkkkkk” panggil Aleeah kembali.
“Ale saya ngga bisa. Saya beneran ngga bisa. Ok kalo cuman kamu tinggal S2 nanti saya nyusul tiap akhir bulan. Ini udah cerai, no text no call terus saya harus begimana?” kata Johnny putus asa. Ia membuka pelukan dan menatap manik mata sang wanita. Dengan suara yang ia tahan agar terdengar tidak terlalu bergetar. Ganti Aleeah yang memejamkan mata. Hatinya sakit melihat suaminya seperti ini.
“Bapakkkk, satu tahun itu cepat saya janji, saya bakalan cepet pak, bapak masih bisa liat saya di twitter saya janji saya update setiap hari. Satu tahun ya pak?” yakin Aleeah sama sama manahan tumpahnya air mata.
“Bapak temenin mama, saya wujudin mimpi saya, nanti kalo bapak masih sayang sama saya sampe saya balik, bapak jemput saya di bandara. Pas nanti bapak jemput saya tau, you had me from the start yaaaa? Please” minta Aleeah. Johnny tidak menjawab ia hanya terus menerus menatap mata Aleeah mencoba meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik baik saja.
Singkatnya begini, Aleeah baru tau secinta ini Johnny kepadanya. Sama. Ia juga tidak ingin meninggalkan lelakinya, namun, jauh sebelum mereka bersama, ada mimpi mama yang lebih dulu Aleeah bangun berdua. Ada cita cita mama yang masih tertinggal dan tidak dibawa masuk ke dalam tanah, yang artinya, mau tidak mau harus Aleeah wujudkan. Sementara Johnny, ia takut tak dapat membendung rindu yang akan terjadi. Johnny, tak kuasa jika harus berpisah dengan Aleeah serta membiarkan wanitanya berkelana sendirian di negeri orang. Semenjak ayahnya meninggal, dunia Johnny suram. Suram yang hanya dirinya sendiri yang paham. Sepertemuannya dengan Aleeah, ada secercah harapan yang ia pertaruhkan. Maka, untuk melepaskan sang wanita, dengan jaminan perasaan yang ia genggam, adalah hal yang paling sulit dilakukan.
“Satu tahun ya?” tanya Johnny pada akhirnya setelah hening cukup lama.
“Iyaaaa” balas Aleeah.
“Janji cepet yaa?” tanya Johnny kembali.
“Iyaaaa” balas Aleeah lagi.
“Saya ngga kemana mana pak, saya disini terus” ucap Aleeah meyakinkan. “Kalo kangen apa? Bilangg” candanya.
“Kili kingin ipi? Bilingg” tiru Johnny.
“Julid bangett?”
“Jilid bingit” tiru Johnny kembali.
“Le saya pelukkkk” minta Johnny. Aleeah tersenyum lalu merentangkan tangannya meminta suaminya agar segera mengisi kekosongan yang ada. Lama Aleeah berdiri dan menepuk nepuk punggung Johnny hingga ia rasakan sesuatu yang basah mulai mengecup leher jenjangnya. Hembusan nafas hangat yang pertama kali ia rasakan ini lama kelamaan membuatnya memejamkan mata. Johnny terus menerus mengusapkan hidungnya ke leher sang wanita, menciumi setiap inchi kulit lembutnya seolah tak akan melewatkan satupun pori pori untuk dicumbu hingga pagi.
Dari leher naik ke telingga, berpindah ke bibir lalu ke seluruh muka. Ada sensasi menegangkan yang asing, yang aneh, yang belum pernah Aleeah rasakan sebelumnya. Lumatan Johnny pada mulanya hanya biasa hingga lama kelamaan menuntut. Meminta lebih dari mereka seharusnya. Aleeah mulai paham kemana malam ini akan pergi menjemput pagi, maka ketika nafas keduanyan mulai memburu, Johnny buru buru melepaskan pungutannya, menatap Aleeah dalam dalam dan meminta...
“Bolehh?” tanyanya. Aleeah mengangguk sebagai tanda bahawa dirinya juga menginginkan Johnny malam ini.
Pukul 2 pagi Johnny habiskan hanya untuk menatap wajah cantik wanitanya. Rambut Aleeah yang tidak rapi, mulut Aleeah yang bengkak, leher Aleeah yang merah merah. Untuk pertama kalinya mereka sama sama mencapai yang katanya surga dunia.
Pikiran Johnny berlarian kesana kemari seraya Aleeah memejamkan mata.
Kamu ngga lagi mikir saya brengsek because we did that thing kan le? Kamu ngga benci sama saya setelah malam ini kan le? Kita ngelakuin itu karena sama sama cinta kan? Demi apapun saya sayang kamu le jangan benci saya ya habis ini
Lama sekali hanya ia habiskan untuk menatap wajah sang wanita, hingga Aleeahpun sedikit membuka mata, menyadari lelakinya tidak ada dalam jangkauan tangan peluknya.
“Whyyy?” tanya Aleeah akhirnya dengan suara amat pelan.
“I love you” jawab Johnny dengan suara tak kalah pelannya. Orang lain mungkin menamai kegiatan ini sebagai berbisikan.
“I know” jawab Aleeah sembari tersenyum. Tenaganya sudah ia habiskan beberapa jam yang lalu hingga saat ini, untuk sekedar memajukan diri meminta dekapan saja Aleeah lemas sekali.
“Share with me” ucap Aleeah. “Bapak punya pikiran apa? Bagi sama saya” lanjutnya.
“Ngga ada” jawab Johnny lalu tangannya mulai menyentuh rambut rambut Aleeah. Sesekali membenarkan selimut di tubuh sang istri agar naik menutupi seluruh kulit yang terlihat.
“Bohong” balas Aleeah dengan mata sayu yang hampir terpejam.
“Kita diem aja ya le, ngga usah bilang papa ngga usah bilang mama diem aja. Saya ngga mau kacau lagi” kata Johnny akhirnya. Aleeah mengangguk menyetujui. Johnny masih betah menatap wanitanya dengan posisi seperti ini.
“Pak, pelukk, dingin” kata Aleeah dengan mata yang mulai terpejam. Johnny memajukan badan dan mempertemukan kulit mereka kembali. Mendekap erat memberi kehangatan.
Malam itu mereka sama sama mengakui bahwa akan bagaimanapun nanti ke depannya, Aleeah akan selalu milik Johnny, sebaliknya. Malam itu mereka saling menandai bahwa akan bagaimanapun kedepannya mereka adalah satu yang akan selalu sama sama saling menunggu.