Then I'll Be Yours, Completely
Shannon terduduk di lantai. Menjambak rambutnya frustasi. Satu air mata lolos begitu saja dari matanya. Lagi, ia menangis lagi.
Besar ketakutan dalam diri Shannon yang ingin ia lawan, yang ingin ia sembuhkan, yang ingin ia lawan, tapi ketakutan itu sama besarnya.
Kalo lo ketawa berarti lo suka. Tapi kalo lo nangis, berarti lo cinta
Ucapan Lia tempo hari tiba tiba muncul dalam pikirannya.
Jarum jam menunjukan pukul 11 malam, namun tak kunjung ada hilal Jaehyun untuk pulang. Shannon di kamarnya, menunggu suara mobil memasuki garasi, tetapi nihil. Matanya bengkak, karena menangis dan ia usap dengan sangat kasar. Detik demi detik berlalu, Jaehyun tak kunjung pulang. Shannon terlelap.
2.30 am terlihat di layar hp milik Shannon. Ia terbagun karena sadar bahwa dirinya sedang dalam penantian. Dibawanya daksanya menuju kamar Jaehyun. Gelap, tidak ada tanda tanda kehidupan.
Belum pulang
Lalu Shannon sadari sebuah cahaya remang datang dari ruang tamu rumah mereka. Didatangilah sang sumber cahaya. Shannon lalu disuguhkan oleh penampakan seorang laki laki yang kini menjadi suaminya, sedang tertidur di sofa dengan kedua tangan yang dilipat di dada. Tanpa selimut. Shannon heran, apa yang membuat Jaehyun memilih tidur disini, dari pada di kamarnya sendiri.
Shannon mengambil langkah, mengikis jarak diantara mereka. Berjongkoklah dirinya sehingga kini tingginya sejajar dengan sang pria. Dilihatlah wajah suaminya dalam dalam.
Is this my man? Jae lo beneran seganteng ini ya kalo tidur? Kok gue ngga pernah tau? Gue selalu tidur sendiri ya? Jae kok lo sabar banget sama gue? Jae kayanya gue sayang sama lo. Tapi nanti lo tinggalin gue gimana? Jangan ya?
Pikiran dan hatinya bergulat disana. Satu air mata lolos lagi dari mata Shannon. Kini ia memeluk kedua lututnya, menenggelamkan wajahnya disana. Merasakan rasa dan ketakutan.
“Kenapa?” Tanya Jaehyun dengan suara serak khas bangun tidur. Sadar ada seseorang disana, sedang terisak. Shannon.
“Kenapa Shan?” Tanyanya lagi. Shannon mendongak, menampakkan wajahnya.
“Kenapa? Matanya kenapa?” Jawab Jaehyun sembari bangkit. Shan tidak menjawab. Ia memeluk Jaehyun dengan cepat sehingga mereka berdua jatuh bersama.
“Hey, what happened?” Tanya Jaehyun lagi.
“What if i love you?” Tanya Shannon. Wajahnya ia hadapkan dengan dada bidang Jaehyun. Masih memeluk erat sang suami.
“Then love me”
“Nanti kalo lo pergi?”
“Never. Gue ngga pernah bikin janji sama siapapun dalam hidup gue. Janji pertama dan terakhir yang gue bikin adalah sama mama 17 tahun yang lalu. Gue gelagepan banget buat menuhin janji itu sampe gamau bikin janji lagi. But if you don't mind, gue mau janji lagi. Ngga akan gue tinggalin lo Shan” Ucap Jaehyun menatap Shannon ke bawah. Shannon mendongak. Menatap suaminya.
“But if you mess with that?” Tanya Shannon, mencari penyakinan.
“You'll never face it. Never. Impossible. Seyakin itu gue sama lo. Ngga akan gue tinggalin Shan” Ucap Jaehyun. Shannon memeluk daksa suaminya erat.
“Shan. Gue ada. Gue disini. Kalo lo cape, bilang. Kalo lo butuh bantuan, bilang. Kalo lo kesusahan, bilang. Gue disini. Gue ngga keberatan. Gue ada buat lo” Ucap Jaehyun. Shannon lagi lagi menangis. Mengeratkan pelukannya. Dapat Jaehyun rasakan baju bagian belakangnya diremas sangat kuat. Baru Shannon sadari ada orang lain yang peduli dengannya.
“Lo ngga perlu takut gue pergi, karena gue ngga akan pergi. Lo udah sendiriannya, lo udah cukup kuat buat semuanya sampe bertahan disini. Udah Shan. Berbagi ya? Sama gue. Apapun. I completely yours. Jangan takut lagi” Ucap Jaehyun. Malam itu Shannon lagi lagi baru menyadari, bahwa selama ini sebenarnya ia sudah bergantung pada sang suami. Denial.
“J, i love you” Ucap Shannon akhirnya.
“I love you more” Balas Jaehyun lalu mengecup puncak kepala Shannon.
“Lo tau ngga? Buat ukuran CEO lo tu bego banget” Ucap Jaehyun.
“Kenapa?” Tanya Shannon. Kepalanya mendongak melihat wajah sang suami. Matanya sembab, hidungnya merah.
“Denial mulu. Udah tau sayang pake acara engga engga”
Bugg
Kena. Jaehyun kena pukul Shannon lagi, setengah 3 pagi.
“Awww, mukul lagi. Ini baju gue udah basah begini masih dipukul, kdrt banget lo”
“Nanti gue cuci. Perhitungan banget jadi orang”
“Hahahha” dikecupnya lagi pucuk kepala sang istri.
“So, how about children?”
“Children? Children? Not a child anymore?” Tanya Shannon.
“Yessss, masih ngga mau punya anak juga?” Tanya Jaehyun. Shannon melepas pelukannya. Ia berbalik menatap langit langit.
“Gue bukannya ngga mau J, gue belum siap aja. Gue takut, nanti dia jadi kaya gue giamana. Nanti kalo gue gabisa kasi yang dia butuhin gimana” Jelas Shannon.
“See, lo takut lagi. I told you ada gue Shan. Jangan takut”
“Ya ini pertama kalimya J. Pertama kalinya gue jadi orang tua” Ucap Shannon.
“Ini juga pertama kali Shan buat gue. Lo kira lo aja? Anak siapa yang gue jagain? Monyet?”
“Ihh serius”
“Iya serius. Nanti juga pertama kali buat gue. Buat lo. Buat anak kita. Pertama kali kita jadi orang tua. Pertama kali dia jadi anak. Semua ngga ada pengalamannya, ngga direkrut hrd, ngga ada masa traineenya. Nanti kalo salah kita benerin bareng bareng. Nanti kalo nangis kita tenangin bareng bareng. Nanti kalo seneng kita nikmatin bareng bareng” Ucap Jaehyun.
“Anak kita gabisa milih dia mau lahir di keluarga mana, siapa papa mamanya, tapi kita bisa usahain yang terbaik buat dia” Tutup Jaehyun. Shannon terdiam. Benar. Apa yang terjadi di orang tuanya belum tentu akan terjadi pula kepadanya. Yang ia butuhkan saat ini adalah keyakinan. Dari hatinya sendiri.
“Siap banget lo keliatanya J” Ucap Shannon.
“Ya ngapain lagi nunda. Uang ada, mamanya juga ada. Lo. Mau nyoba bikin sekarang?” Tanya Jaehyun.
“Mau dipukul lagi?”
“Eittt kasar mainnya”
“Im on period”
“Serius? Sakit punggung lagi?”
“Engga”
“Okey. Btw mau pindah ke kamar ngga Shan? Sempit. Enggap gue”
“Gamau”
“Kenapa?”
“Malu”
“Kenapa?”
“Malu”
“Hahah, you love me right? Sekali lagi dong”
“Jaehyun gamau”Ucap Shannon seraya menenggelamkan kembali wajahnya ke dada bidang sang suami.
“Hahahha, i love you more. Good night”
“I bet it's morning”
“Bolos kerja lagi aja apa ya?”
“Ngga. Kerja. Tidur. Good night”
“Hahaha good night” Lalu Jaehyun mengecup kembali lagi lagi pucuk kepala sang puan. Memeluk erat daksa istrinya. Dini hari itu, Shannon secara resmi menjatuhkan dirinya.