We're Gonna Fix This

Pesta pernikahan Yuan dan istrinya masih terus berlanjut, porak poranda keributan akan ucapan selamat terus disuarakan yang juga tak luput keluar dari lubang mulut Deka dan tunangannya, Ali.

Setelah beberapa kali bertukar pesan, Deka mengantar Nita dan suaminya kembali ke acara mereka yang artinya, mau tak mau ia harus kembali ke genggaman Ali. Benar saja, ketika dua mempelai disambut kembali oleh tamu yang ada, wajah Deka mulai terlihat tak bersahabat mendapati Ali sedang menunggunya.

“Dek?” panggil sang pria mendekat.

“Nanti aja, gue ngga lagi dalam mode merusak mood sendiri di acara bahagia orang” balas Deka dingin tidak menoleh sedikitpun ke arah Ali. Hatinya kesal bukan main karena perkataan Ali beberapa waktu lalu melalui buble text mereka, yang Ali sendiripun tak tahu dimana letak kesalahannya.

“Jadi, saya punya temen ni, yang selain jadi junior dan rekan kerja dia juga nyambi ngehobi, hobinya ngeband dan suaranya emang tidak diragukan lagi. Saya udah bilang kemaren kalo dia harus nyumbang satu lagi di pernikahan saya, kebetulan Nita juga kenal hehe, Ali? Sabima Ali” ucap Yuanda tiba tiba memanggil Ali. Sontak seluruh tamu undangan celingukan kesana kemari mencari siapa gerangan bernama Sabima Ali.

“Lah anjir Mas Yuan” ucap Ali terkejut sembari sedikit terkekeh. Ia kemudian menatap ke arah Deka seolah meminta izin, yang dengan sengaja menjaga jarak darinya. Deka nampaknya masih kesal, ia membalas tatapan Ali tapi tidak memberikan tanda tanda perdamaian, merasa berada di posisi yang serba salah, maju salah mundur juga salah, Ali kemudian mengambil langkah, membawa kaki jenjangnya naik ke podium dan mulai menyetel gitar milik pemusik yang memang disewa oleh Yuan sebelumnya.

Check check” kata Ali di atas podium. Dapat Deka dengar ada beberapa suara yang bahkan tidak malu meneriakan nama Ali dari bawah sini. Ternyata ada beberapa tamu Yuan dan Nita yang tau dan mengenal siapa Ali sejatinya. Mendengar nama laki lakinya diteriakan beberapa kali, suasana hati Deka mendadak geram lagi. Entah mengapa ia juga tak mengetahui apa penyebabnya, pasalnya sorak sorai baku teriak nama Ali seperti ini bukan yang pertama Deka alami, sebelum sebelumnya, bahkan sudah sering Deka menemani Ali ketika lelaki itu harus berdiri di atas panggung dan mulai memerdukan suaranya, tetapi belum pernah ia sekesal ini sebelumnya.

“Wahhhhh first of all gue mau ucapin selamat menempuh hidup baru buat Mas Yuan beserta istri hahah, istri ngga tu mbak sekarang, Mbak Nita, semoga pernikahannya bahagia selalu berantem juga ngga papa sekali kali, banyak anak banyak rezeki, wish all the best thing is coming to both of you” ucap Ali mulai membuka sesi panggungnya.

“Eeee apa ya haha, ini ngga ada latihannya serius, jadi gue mau kasih lagu judulnya Vow punyanya Coldiac so please take a seat everyone” lanjut Ali lalu menatap Deka dan mulai memetik senar gitar.

Day by day You belong to me You've been lovely all the time You got me right here thru my heart

Satu bait pertama Ali nyanyikan sembari menatap intens Deka di seberang sana, tak lupa suara sorakan akan betapa kagumnya tamu undangan pada suara emas Ali mulai disuarakan.

Baby stay the same Don't you feel the same? You've been curing all of my pain Soon, will get your parent's blessing

Bait kedua Ali nyanyikan dengan menatap Deka, Yuan dan Nita serta sesekali melihat ke hadirin yang berbahagia.

Are you gonna love me for the rest of you life? You said that I'm the one let me take you be mine Are you gonna love me for the rest of your life? You said that I'm the one let me take you be my bride

Ucap Ali di atas podium yang matanya tak lepas dari seorang perempuan yang ia namai sebagai sahabat selama hampir lebih dari 14 tahun.


Plak plak plakkkkkk plak plak

Suara tepuk tangan mulai disuarakan ketika Ali mengakhiri sesi panggungnya. Seluruh atensi belum berpindah dari daksa tegap, tinggi, nan tampan seorang Sabima Ali. Apalagi untuk perempuan perempuan yang masih memegang status sigle kesempatan ini adalah hal ajaib yang dapat mereka gunakan untuk mendapatkan Ali.

Dengan seluruh atensi yang masih menempel kepada dirinya, Ali turun dari podium dan mulai melangkah kembali ke rumah. Deka. Berdiri di tempat paling ujung dengan beberapa orang yang Ali juga yakin tidak Deka kenal.

Langkah Ali nampak yakin dan tidak gontai barang sedikitpun, dan entah mengapa, seperti sihir, jantung Deka berdegup sangat kencang ketika Ali mengambil jemarinya dan menggenggamnya erat di hadapan semua orang. Deka diam tidak berkutik. Tempat di sebelahnya yang kosong kini sudah diisi kembali oleh Ali, jarinya yang tadi hanya bermain gelas kini dicengkram erat oleh seorang lelaki. Dengan atensi yang masih menyorot keduanya, Ali sedikit berbisik pada Deka.

Breathe baby” ucap Ali perlahan. Deka tidak menjawab, ia malah melemparkan hujaman tajam kepada Ali.

“Kenapa gandeng gandeng?” bisik Deka balik.

“Biar semua orang tau kita udah tunangan”

Deg

Siapapun tolong bawa Deka pergi dari sini. Suara husky serta genggaman erat Ali membuat Deka lemas seketika. Jutaan kupu kupu menghajar perutnya sementaran jantungnya digocak oleh sesuatu hingga berdegup kencang tak mengerti hitungan.

“Dek, jangan marah lagi, kalo gue ada salah bilang, ngga sayang ini tunangannya kalo diambil orang? Liat yang mau banyak” ucap Ali mencoba menjinakan Deka.

“Biarin aja, mereka cuma pengen, yang menang kan gue” balas Deka percaya diri sembari mengangkat pungutan tangan mereka. Ali kemudian tersenyum bangga melihat gadisnya.