When Everybody's Not Watching
Di belahan dunia lain, Jaehyun baru kembali dari pekerjaanya sekitar pukul 4 pagi. Apartment milik Yuta sudah amat sangat gelap dan sepi, menandakan si pemilik sudah terlelap sejak tadi. Jaehyun masuk dan menuju ke dapur untuk setidaknya membasahi tenggorokannya sebelum beberapa jam lagi ia akan kembali ke kantor.
Menyadari sahabatnya kembali Yuta pun keluar dari persembunyianya.
“Lo dari mana aja si Jae? Lo disini nambah nambah dosa gue mulu lo, masih jam segini udah pengen ngomong kasar aja bawaanya, anjing” Sapa Yuta pagi buta.
“Udah, bukan pengen lagi” Balas Jaehyun malas. Keringatnya terus keluar memenuhi dahi. Wajahnya benar benar pucat dan perawakannya seperti zombie, tapi hal ini tidak ditangkap oleh Yuta karena pencahayaan yang memang hanya seadanya.
Lalu Jaehyun berjalan menuju ruang tamu. Merebahkan badanya disana. Pakaiannya masih lengkap bahkan kaos kaki belum dibuka. Matanya tertutup dengan tenang. Melihat temannya yang kacau seperti ini tidak ada yang bisa Yuta lakukan. Berbicara dengan model apapun sudah dicoba namun nihil. Jaehyun masih enggan menjawab. Alhasil pagi ini Yuta hanya mendecak kecil sambil menggeleng gelengkan kepala lalu masuk lagi ke kamarnya.
10.00 am. Yuta baru kembali membuka matanya. Seperti biasa ia akan ke kamar mandi lalu ke dapur mengambil air. Tapi kali ini berbeda. Persis seminggu sejak sahabatnya menginap di tempatnya, ini pertama kalinya Yuta berdiri dengan gemetar melihat Jaehyun terkapar dengan posisi sama seperti jam 4 pagi yang tadi. Tak berubah barang sedikit. Mulut Jaehyun komat kamit seperti mengucapkan mantra tak jelas apa bunyinya.
Yuta terkejut. Mendekatlah dirinya kepada si kawan lalu dapat ia rasakan melalui telapak tangannya bahwa badan Jaehyun amat sangat panas. Di dekatkannya telingganya ke mulut sang sahabat.
“Ghea Ghea Ghea Ghea maafin kakak maafin kakak maafin kakak” Ucap Jaehyun dengan nada suara yang lirih dan tidak berdaya.
“Anjing” Kata Yuta.
Lalu ia bopong badan temannya untuk masuk ke mobil dan membawanya ke rumah sang mama. Tidak mungkin ia larikan Jaehyun ke rumah sakit atau rumahnya sendiri karena mereka berdua memang sedang dalam pelarian.
“Jangan mati dulu Jae brengsek. Istri lo butuh penjelasan” Kata Yuta lalu menginjak pedal gas sekuat yang ia bisa.