Your Warm Hug

God, please” ucap seorang lelaki di bangku kemudi. Satu tangannya mencengkram erat setir mobil dan satu yang lainnya ia gunakan untuk menyisir rambutnya ke belakang dengan sesekali menarik paksa ikatan dasi agar sedikit melonggar.

It's ok masih tiga puluh menit lagi, J” sahut wanita satu tahun labih muda di bangku sebelahnya. Jaehyun tidak menjawab, ia hanya melemparkan tatapan penuh hal ditahan kemudian membuang wajahnya ke arah cendela.

It's ok” ulang Shannon sembari mengusap halus lengan sang pria.

Jakarta, tidak pernah menjadi semenyebalkan ini sebelumnya. Pukul delapan malam, Jaehyun membawa tunangannya keluar dari hiruk pikuk harum kertas dan suara mesin fotokopi bersahut sahutan, untuk sedikit menikmati hidup dengan mendudukan diri mereka pada bangku berwarna merah paling nyawan untuk menonton satu dua film yang ia tunggu tanggal tayangnya bahkan dari jauh jauh hari yang lalu.

Namun naas, nasib baik agaknya tidak berpihak kepada anak manusia satu ini sejak pagi, karena pasalnya sebuah kopi dengan uap yang masih mengepul tumpah di atas dokumen penting yang harus segera ia tanda tangani, kemudian di hari yang sedikit siang, ia tak sempat memasukkan sesuap makanan karena pekerjaannya yang silih berganti terus menerus berdatangan. Hal hal menjengkelkan lainnya juga terjadi seakan turut memporak porandakan suasana hati putra tertua keluarga Jung sehingga ia akan menamai hari ini sebagai an one bad day.

“Kenapa sih?” ucapnya jengkel sem