raellee

Cuaca Queenstown nampak nya memaksa dua manusia ini untuk tetap berada di kamar hotelnya. Pasalnya sejak mereka mendaratkan badan dan sampai di hotel, hawa dingin dan hujan menyelimuti kota ini.

“Ck” Decak Shannon kesal sembari melemparkan hpnya ke kasur.

“Kenapa?” Tanya Jaehyun yang baru selesai dengan urusan perutnya. Panggilan alam kata orang orang.

“Udah bikin mood baik, udah ngga kepikiran malah di imess bunda” Jawab Shannon kesal.

Jaehyun hanya menghela nafasnya. Memang benar, pikiran itu benar benar membebani mereka. Sebagai seorang first born rasa tidak ingin mengecewakan orang lain dan selalu ingin membahagiakan sesama sepertinya benar benar melekat dalam diri mereka.

“Harusnya ngomong jujur aja ngga si J”

“Yaudah ayok, ayok ngomong sekarang” Balas Jaehyun lalu membuka ponselnya.

“Ck” Decak Shannon lagi.

“Gimana?”

“Tau ah” Jawab Shannon kesal.

“Sini deh Shan” Ucap Jaehyun, sembari mendudukan dirinya di lantai berlapis karpet. Membuka gorden kamar lebar lebar sehingga mereka disuguhkan dengan pemandangan gunung gunung tertutup kabut tebal.

“Ngapain? Masuk angin gamau ya aku kerokin kamu” Ucap Shannon kesal dengan berdiri di samping sang lelaki.

“Sini” Jaehyun mengeluarkan hp serta earphone nya sambil menepuk nepuk tempat kosong di sebelahnya. Shannon bergabung.

Jaehyun kemudian memasangkan pasangan earphone miliknya ke telingga sang wanita.

Took the breath from my open mouth Never know how it broke me down I went in circles somewhere else

“Lagu siapa?” Tanya Shannon

“Novo Amor”

“Ihh enak ya J, vibenya kaya lagi healing gitu di hutan hujan hujan, kaya tenang gitu” Oceh Shannon.

“Kamu tau Neck Deep juga kan? Ihh sumpah itu juga bagus banget, apa lagi yang itu, In Bloom tapi gatau orang orang pada suka December, tapi aku suka juga si” Lanjutnya.

“Diem. Vibenya ngga jadi healing ini kalo kamu ngomel mulu” Jawab Jaehyun.

“Ngga boleh ngomong kasar tapi lo anjing” Balas Shannon kepada sang suami. Jaehyun hanya tersenyum, menikmati apa yang sedang di depan matanya sekarang. Shannon lalu kembali bergabung dengan keadaan bungkam.


Menit demi menit berlalu. Malam tiba, tak terasa. Mereka masih terjebak hujan dan memutuskan untuk tidak keluar. Mager mageran aja berdua.

“Ngapain ni Shan?” Tanya Jaehyun setelah lagi lagi ia keluar dari kamar mandi. Namun yang ini memamg baru selesai mandi, bukan urusan alam lagi.

“Hah? Ngapain?” Jawab Shannon yang berbaring tengkurap di atas kasur. Scrolling through tiktok

“Ngapain enaknya? Gabisa keluar juga”

“Ngapain” Balas Shannon sembari melirik ke arah Jaehyun. Tiba tiba canggung. Jaehyun diam, tidak memberikan balasannya. Begitu pula Shannon. Mereka berdua diam. Memikirkan hal yang sama ngapain .

Lalu Jaehyun duduk di ujung kasur hotel. Masih canggung, ia hanya menggaruk garuk tengkuknya yang tidak gatal. Sementara Shannon hanya terus menskip fypnya tanpa benar benar melihat video yang keluar.

“Eh liat ini J, kasus viral yang selingkuh sama pramugari tau ngga?” Tanya Shannon. Mencoba membuka obrolan sambil menyodorkan hpnya ke arah sang suami.

“Ngga tau” Jawab Jaehyun singkat. Hening. Canggung kembali.

“Haha” Tiba tiba Shannon tertawa. Jaehyun masih diam. Menoleh ke arahnya. Seolah bertanya ngapain

“Kok canggung si haha” Lanjut Shannon.

“Engga kok” Bantah Jaehyun. Gengsi. Tidak mau terlihat begitu 'memikirkan'wkwkwk.

“Sini” Ucap Jaehyun seraya menarik tangan Shannon dan hpnya agar lebih mendekat.

“Mau liat tokek ngga? Dulu aku pengen peliara tapi ngga boleh sama mama” Ucap Jaehyun lagi sambil mengambil paksa hp milik Shannon.

“Aneh banget”

“Apanya”

“Aneh banget kamu pengen peliara tokek”

“Ya emang kenapa? Ngga ada peraturan ngga boleh peliara tokek”

“Ya tapi kenapa tokek juga J?”

“Ya emang kenapa si” Bantah Jaehyun. Shannon masih terkagum terheran heran.

“Ya emang kamu, ngucapin ulang tahun tapi ke anjing” Balas Jaehyun.

“Anjing kan peliharaan, emang”

“Ya tapi ngapain diucapin, freak”

“Kamu freak” Balas Shannon.

“Kamu”

“Kamu”

“Lah nantangin. Kamu freak” Balas Jaehyun lalu tangannya membuang hp ke sembarang arah dan mulai mengelitiki Shannon. Tawa Shannon pecah hingga tiba tiba mereka berdua sama sama berhenti.

Jaehyun mengunci kedua tangan Shannon dengan kedua tangannya. Tatapan mereka bertemu. Detak jantung keduanya mulai meningkat memompa darah keseluruh tubuh.

Ingat cuaca sedang tidak bersahabat? Ini kebalikanya, keduanya merasa kepanasan. Beberapa detik tetap beradu pandang, lalu...

“Why?” Tanya Shannon.

“Have i ever told you that you're so dmn beautiful?” Ucap Jaehyun begitu lagi lagi dapat memperhatikan wajah sang istri dalam jarak sedekat ini.

Satu tangannya ia gunakan untuk membelakangkan rambut Shannon yang menutupi separuh wajahnya. Shannon menggeleng.

“I guess. No, never” Jawab Shannon.

Jaehyun memajukan kepalanya, menempatkannya di telingga kiri milik sang putri.

“Beautiful” Ucapnya pelan sekali disana. Shannon memejamkan matanya, area sensitifnya diraba. Deru nafas Jaehyun dapat Shannon rasakan ditelingga serta pipi luarnya.

Sial

Batin Shannon. Tatapan mereka kembali beradu, nafas keduanya mulai memburu. Shannon lalu menyentuh paha Jaehyun dengan kedua tanganya, menumpu badannya disana lalu melakukan hal yang sama, berbisik.

“Don't tell me something i knew” Ucap Shannon di telingga sang pria.

Kaya gini juga tetep gamau kalah, ok. Let's play

Batin Jaehyun.

“Shan. Can i kiss you? ” Tanya Jaehyun. Shannon ragu ragu. Jantungnya berdegup dengan amat sangat cepat, begitu pula milik Jaehyun.

“Do whatever you want” Jawab sang istri.

Jaehyun lalu mulai meraba tengkuk Shannon menariknya semakin dekat kepadanya. Menghembuskan nafas diwajah milik sang puan. Jaraknya sangat dekat. Jarak keduanya sangat dekat. Lalu pelan pelan Jaehyun menautkan miliknya dengan milik sang istri. Pelan pelan namun menuntut. Shannon lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Jaehyun.

Material milik keduanya bekerja amat keras disana. Manis pikir Jaehyun ketika ia merasakan milik Shannon. Feels like a milk bagi Shannon kepada milik sang lelaki. Melumat beberapa lama dan sesekali melepas untuk menghirup kembali udara.

“Can i have some?” Tanya Jaehyun. Nafasnya terengah engah, sama dengan sang puan.

“Some? What?” Tanya Shannon.

“Some of you” Jawab Jaehyun menatap mata Shannon dalam dalam. Mencoba menyalurkan semua rasanya.

“I am not a meal but if you wanna bite me, just do, woman hate a question” Jawab Shannon. Tangannya masih melingkar di leher Jaehyun.

Merasa sudah mendapatkan izin Jaehyun kembali mencium bibir Shannon. Kali ini dengan sedikit brutal serta memberi gigitan gititan kecil di dalamnya.

Lalu ia membaringkan sang istri. Satu tangannya ia gunakan untuk menumpu badan, satunya lagi sudah menjelajah ke perut Shannon, tentu saja baju milik sang puan sudah tersingkap. Tanganya lalu menjelajah ke punggung Shannon. Menarik tali yang menaut dengan kencang disana, dengan sangat pelan. Shannon mengeliat.

Shannon tak mau kalah. Ia buka baju milik Jaehyun di tengah tengah ciuman panas mereka lalu melingkarkan kembali tangannya ke leher dan sesekali menjambak rambut sang suami.

Jaehyun tetap melanjutkan kegiatannya, menjamah setiap inci tubuh sang puan. Tubuh yang 5 bulan lalu sebenarnya sudah menjadi miliknya tapi tidak pernah ia sentuh. Dari bibir naik keseluruh wajah, lalu turun ke leher meninggalkan bekas merah, lalu turun ke perut. Begitulah rute perjalanan bibir Jaehyun malam ini.

Erangan erangan kecil dari Shannon membuat Jaehyun semakin berapi api dengan kegiatan mereka malam ini. Dan errrrw dapat kalian bayangkan sendiri apa selanjutnya yang terjadi.


“Huftttt” keduanya sama sama menghembuskan nafas mereka. Saling merebahkan badan di atas ranjang, memeluk tubuh pasangannya. Jaehyun lalu menatap Shannon dalam dalam. Shannon hanya memejamkan mata.

“Shan” Panggil Jaehyun.

“Don't talk to me”

“Hahah kenapa? Malu?”

“Figure it out”

“After everything we've been through? HAHAHAH” Tanya Jaehyun.

“Diem ngga” Jawab Shannon lalu mengeratkan pelukannya ke sang suami. Berharap wajahnya kini dapat disembunyikan dengan baik agar rona merahnya tidak terlihat.

“So, you're a fruit” Bisik Jaehyun di telingga Shannon.

“What you mean?”

“You taste like a strawberry, sweet but sour” Goda Jaehyun. Shannon lalu membuat jarak dengan Jaehyun dan mencubit puting Jaehyun dan sedikit menariknya.

“AWWWWW” Teriak Jaehyun, suaranya memecah keheningan malam dan memanaskan udara dingin.

“Awww sakit Shan” Ucap Jaehyun, air matanya keluar tanpa sadar.

“Loh nangis” Ucap Shannon. Jaehyun lalu mengusap air matanya.

“Sakit Shan” Ucapnya lagi, sedikit memelas dan kesal. Shannon lalu membenarkan posisi nya dengan sedikit naik agar wajahnya sejajar dengan sang pria. Shannon mengecup kedua mata Jaehyun.

“Sorry, but let me sleep. That was a fire, i can't handle it” Ucap Shannon menatap manik mata Jaehyun. Jaehyun tersenyum lalu kembali memeluk sang istri.

“I love you, good night” Ucap Jaehyun mengecup pucuk kepala Shannon.

“I love you more J, good night”

Setelah malam panas di tempat yang dingin. Keduanya memutuskan untuk memejamkan mata, bergelut dengan mimpi masing masing.

Ini ngga sekali jadi kan? Belom siap

“Suntuk banget bund mukanya” Ucap Jaehyun memandang wajah cantik Shannon.

“Bisa ngga ngga pake bund mama ibu mami mommy, everything means mother” Jawab Shannon. Ketus.

“Gausah dipikirin lagi Shan”

“Gausah gimana. Kamu ya yang ngide pake acara gausah kasi tau orang orang. Nanti kalo ternyata engga gimana?”

“Masih aja masih. Masih mikirin orang lain. Kalo engga yaudah tinggal bilang engga jadi, gampang. Nanti dicoba lagi” Jawab Jaehyun enteng. Sejujurnya Jaehyun juga merasa tidak tenang. Ia pergi membawa banyak harapan orang. Hanya saja saat ini ia mencoba menjadi kaki untuk Shannon dan membuatnya berdiri lagi. Istrinya memang selalu saja mencemaskan hal hal yang belum tentu terjadi.

“Liat ini” Ucap Jaehyun mengeluarkan toples berisi 2 telur ayam kampung kepada Shannon dari tas ransel yang ia simpan di kabin.

“Apaan? Ngapain?”

“Obat kuat”

“J!!!” Bentak Shannon. Matanya membelalak lebar dan segera dibungkam mulutnya oleh sang suami. Takut menganggu penumpang lain.

“Ngapain kamu? Ya Tuhan” Tanya Shannon.

“Orang Jawa biasa minum telor gini buat doping” Jelas Jaehyun.

“HAHAHHAHA”

“Ngapain ketawa?”

“Niat banget”

“Biar kamu ngga overthinking lagi. Aku usahain ni”

“Hahahah stop. Sumpah udah J” Akhir Shannon dengan tetap tertawa. Tidak pernah dipikirkan olehnya bahwa suaminya akan serandom itu.

“Jangan dipikirin lagi Shan. Udah biarin aja, nikmatin aja ini liburan mumpung gratis juga hahaha, jangan mikirin apapun, fokus seneng seneng aja ya?” Tanya Jaehyun. Shannon hanya mengangguk dan tersenyum.

“It's ok. Everything is going to be ok. You have me” Ucap Jaehyun seraya mengenggam tangan sang puan. Shannon tersenyum.

Everything is going to be ok

Padahal gue juga belom yakin beneran mau jadi orang tua apa engga. But if you never try you never know

“Mau dengerin ini ngga?” Tanya Shannon seraya memasangkan earphone ke telingga sang suami. Satu untuk berdua.

Tell me how to be in this world Tell me how breath and feeling no hurts Tell me now cause i believe in something I believe in us

Pintu ruang kerjanya terbuka, menampilkan sesosok wanita dengan celana pendek dan hoodie yang sedikit kebesaran serta rambut cepol lengkap dengan kacamata yang ditarik ke atas memenuhi jidatnya.

Jaehyun sontak mengalihkan pandangannya, menempatkan kedua matanya kepada wanita yang sedang berdiri di depannya kini dengan sedikit melonggarkan dasi yang masih menempel dengan sempurna di lehernya.

“Kenapa?” Tanya Jaehyun keheranan.

“Usep usep punggung gue lagi dong”

“Hamil beneran ya lo? “

“NGACO”


Jaehyun kemudian membawa tubuhnya naik ke atas ranjang. Sudah mandi, sudah berganti pakaian, siap untuk terlelap, namun tetap saja dokumen ikut bersamanya.

Sementara itu, Shannon tertawa tawa membelakangi Jaehyun, mengscroll fyp tiktoknya. Video lucu muncul disana.

Jaehyun mulai meraba punggung Shannon menggunakan tangan kirinya. Satu tangannya lagi digunakan untuk memegang kertas. Merasa ada sentuhan Shannon pun menolehkan kepalanya ke Jaehyun sebentar lalu kembali fokus kepada sang pintar, hp.

“Udah dong kerjanya, jam 1 ni. Tidur.” Ucap Shannon sembari menaruh hpnya di nakas.

“Bentar lagi”

“Apaan bentar lagi bentar lagi. Udah” Ucap Shannon seraya membalikkan badanya ke arah Jaehyun. Sementara tangan Jaehyun masih disana, mengusap punggung Shannon dengan sedikit memeluknya.

“Sana, kacanya di kamar mandi” Suruh Jaehyun. Pandangannya ke sang istri lalu kembali lagi.

“J kayanya bener deh kita butuh liburan. Kemana gitu. Kantor mulu” Ucap Shannon seraya memainkan lutut Jaehyun. Dapat gambarannya? Jaehyun duduk bersandar dan Shannon berbaring.

“Kemana?”

“Kemana gitu”

“Ohh honeymoon” Jawab Jaehyun iseng.

“LIBURAN”

“Hahahha ngegas bos kaya Dominic Toreto. Aku udah bilang bunda mau ke NZ”

“Kok ngga bilang aku?”

“Orang kamu juga ngga bilang aku. Kata bunda kelamaan lewat kamu. Chat aku langsung si bunda. Hahahh malu Shan tapi yowis lah bablas”

“Hahah, okey”

“Minggu depan ya?” Tanya Jaehyun.

“Ada Mark kan? Suruh handle bentar sama Lia. Seminggu aja” Ucap Jaehyun.

“MAU NGAPAIN? LAMA BANGET” Ucap Shannon seraya menyilangkan tangannya di depan dada. Jaehyun tidak menjawab, hanya tatapan intens dan senyuman jahil diwajahnya.

“Ih mesum” Ucap Shannon. Membalikkan badan. Menyembunyikan wajahnya yang merah padam. Shannon tidak ingin tertangkap basah bahwa dirinya juga memikirkan hal hal yang 'tidak tidak' itu. Gengsi brou.

“Shan, mau rehearsal dulu ngga? Nanti biar ngga kaget disana” Goda Jaehyun.

“NGGA, DIEM, TIDUR” Jawab Shannon.

“Hahahha” Tawa Jaehyun pecah. Tangannya kembali mengusap punggung sang istri. Lalu ia menaruh dokumen dokumen dan bersiap ke alam mampi.

“Dipunggungin?” Tanya Jaehyun. Shannon lalu membalikkan badanya dan memluk erat sang suami.

“Maaf ya” Ucap Shannon. Jaehyun diam. Mencoba mendapat penjelasan lebih panjang.

“Aku tadi beneran kacau, cape, kesel, jadi marah marahnya ke kamu” Lanjut Shannon.

Jaehyun mengecup sang istri di dahi.

“Iyaa, kalo ada apa apa kabarin Shan. Aku tau kamu cape, kamu kesel. Aku juga gitu, aku juga cape. Aku ngga leyeh leyeh kok. Kabarin aja cukup jangan bikin orang lain kepikiran ya”

“Hmmm” Jawab Shannon, agaknya sang puan mulai mengantuk.

“Jangan diulangi lagi ok?”

“Hmmm” jawabnya lagi. Shannon kemudian terlelap dalam dekapan sang suami. Wangi tubuh Jaehyun adalah penenang bagi segala keluh kesah Shannon dimulai dari sekarang. Tubuh Shannon merupakan pegangan yang kuat pula untuk Jaehyun. Malam itu keduanya pulang, ke rumah.

Pukul 23.35 akhirnya Shannon mematikan komputer dan membereskan berkas berkas kerjanya. Buru buru menyambar kunci mobil dan mengendarainya meuju rumah.

Rasa lelah, kesal, ditambah pegal dipunggungnya akibat PMS membuat mood Shannon sedikit kurang baik. Apalagi Jaehyun yang dari tadi tidak henti hentinya mengirim pesan kepada Shannon.

Ya gue tau dia khawatir tapi ya ngga tiap menit banget imess. Samperin kek, kirim makanan kek apa kek, ngechat mulu ngga ada usahanya

Batin Shannon di dalam mobil. Jalanan kota besar ini sudah sepi, orang orang memutuskan untuk terlelap dalam mimpi atau sekedar berbaring di atas kasur memainkan benda kotak yang sangat pintar.

12 kurang. Mampir Bang Didit sabi nih. Tapi Jaehyun nungguin ngga ya? Tapi dia bilang terserah. TERSERAH? Haiii kematian

Batin Shannon lagi. Ngeri. Ia baru sadar, lagi dan lagi Shannon lupa jika dirinya telah bersuami. Pikirannya tiba tiba bercampur aduk. Memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi ketika ia sampai rumah nanti.

Aplha woman : got a supportive partner or no partner at all


Krekkk Shannon membuka pintu rumahnya. Hening. Lampu ruang tamu dan dapur sudah mati. Ia lalu berjalan menaiki tangga. Berhenti di depan kamarnya dan kamar Jaehyun. Jadi posisi kamar mereka berdua berhadap hadapan. Namun sejak mereka sama sama memutuskan untuk 'jatuh' mereka akhirnya berbagi ruangan yang sama.

Anjr, ini kenapa sepi banget kaya alam kubur. Gue kemana ni kanan apa kiri ni Shannon berfikir sebentar. Sejujurnya ia juga takut dengan keadaan saat ini. Takut Jaehyun murka karna lagi lagi tidak dianggap oleh Shannon.

Trobos ae lah Lalu Shannon membuka kamar milik Jaehyun. Tempat mereka berdua beberapa hari ini terlelap bersama. Kosong. Sepreinya masih rapi. Tidak ada tanda tanda kehidupan disini. Lalu ia membuka kamarnya. Sama. Kosong. Jantungnya berdegup dengan kencang.

Kemana ni orang Lalu ia turun kembali, membuka ruang kerja sang suami. Di dapatinya disana Jaehyun masih dengan setelan kerjanya, menggunakan kacamata, sibuk membaca berkas berkas.

“Hai” Sapa Shannon.

“Just home?” Tanya Jaehyun yang tidak memalingkan pandangannya. Tetap dengan sang kertas.

“Hmm yes. Lembur juga?” Tanya Shannon. Fyi, Shannon tidak berani masuk, ia hanya memperlihatkan kepalanya dan menyimpan badan di balik pintu. Takut.

“Hmmm.” Balas Jaehyun

“Dinner?”

“Too late to ask. I hepled myself” Jawab Jaehyun.

“Okayy. Im still on my period” Ucap Shannon. Mencoba mencari alasan agar suaminya memaafkan sikapnya kali ini tanpa harus ia meminta maaf.

Plis back to warm mode J, kasihani gue, kasihani gue. Jangan marah. Dingin banget kaya ketemu Frost (Go watching Thor)

“TMI banget” Jawab Jaehyun. Masih sama, pandangannya tetap pada dokumen. Enggan menatap sang istri. Shannon tidak menjawab, lalu menutup pintu ruang kerja Jaehyun dengan sedikit keras. Kesal. Jaehyun lalu mamalingkan padangannya ke pintu.

Gue kasian tapi gue juga cape. Bukan cuman lo Shan. Apa susahnya ngabarin

Batin Jaehyun. Lalu ia melanjutkan aktifitasnya. Dan seketika keadaan rumah menjadi sangat hening.

Sudah berselang 2 hari sejak bunda menghubungi Shannon untuk segera bertanya kepada Jaehyun perihal bulan madu mereka yang tertunda. Sebenarnya hal ini sangat menganggu Shannon. Pasalnya selama ini ia tidak pernah diurus dan diarah arahkan oleh bundanya.

Terbiasa mengambil, memutuskan, bertanggung jawab atas pilihannya sendiri membuat Shannon begitu risih ketika bundanya terus menerus bertanya. Tidak dapat dipungkiri, bunda Shannon juga merupakan anak tunggal keluarga kaya raya, adik Shannon masih berstatus mahasiswa, maka untuk memenuhi keinginan menimang cucu, Shannon lah sasaran utamanya.

Lagi lagi, sebagai seorang anak pertama Shannon 'ditumbalkan'. Shannon sepenuhmya memahami tekanan tekanan yang akan ia dapatkan, namun tetap saja kwalahan begitu tekanan tekanan tersebut datang.


“Nona, please” Ucap Mark memelas. Mark Lee adalah saudara Shannon. Ia merupakan cucu dari adek kakeknya Shannon (Kakek punya adek, nah Mark cucunya) yang pulang pergi keluar negeri untuk membantu bisnis keluarga ini berjalan.

“Mark seriously?” Tanya Shannon.

“Hari ini aja non, gue udah ngga ngumpul sama anak anak ber7 lengkap tu udah lama banget. Please hari ini aja, besok gue back up semua. Hari ini lo yang handle” Kata Mark berdiri di depan meja Shannon.

“Tapi nanti gue keteteran Mark, harus lembur”

“Ya udah resiko”

“Resiko matamu”

“Udah ya, nanti kalo gue ngga kobam gue balik sini bantuin. Byee, thanks non” Ucap Mark seraya pergi meninggalkan ruangan Shannon. Jarum jam berdenting di pukul 15.36.

Ya ini masalahnya kapan selesainya Ya Tuhan. Mana punggung gue sakit banget lagi. Anjing lo Mark

Batin Shannon. Hari ini memang sangat hectic di kantornya. Meeting ini itu, baik Mark maupun Shannon sangat sibuk, ditambah Lia yang tidak Shannon izinkan untuk bekerja ekstra karena usia kandungannya.


“Ibu, maaf” Suara satpam kantor menginterupsi Shannon untuk mengalihkan pandangannya dari dokumen di meja.

“Iya pak?”

“Dari Pak Mark” Ucap sang satpam seraya masuk dan menyodorkan satu kresek penuh kopi kepada Shannon. Persetan dengan tanggal merahnya. If you are getting stressed, then put some coffee

“Makasih ya pak” Ucap Shannon singkat, menyesap sedikit, lalu kembali berkutit.

Shannon lalu buru buru menemui Lia setelah mendapat imess tersebut. Begitu menemukan dimana sahabatnya berada, Shannon langsung menghambur memeluk Lia dengan erat.

“Bang uwu tau?”

“Udah tadi pagi” Jawab Lia.

“Aaaa selamat. Li, gue mau jadi imo, aaa ponakan gue 2” Ucap Shannon senang dan memegang perut Lia yang masih datar. Lia tersenyum melihat tawa sahabatnya.

“Vibenya beda banget ya Li?” Tanya Shannon.

“Beda banget sama pas tau ada Noah” Lanjutnya.

“Wahhhh, gue utang banyak banget tau sama Noah. Bahkan pas dia baru aja ada, udah mau gue buang. Padahal gue bisa survive sama ini semua juga berkat dia” Jawab Lia.

“Sebegitunya ya Li pengaruh anak dihidup lo?”

“Bukan cuman gue na. Lo liat abang lo, apa yang dikorbanin buat anaknya? Mimpinya. Gue yakin semua orang tua juga sama” Jawab Lia, lalu ia memandang Shannon. Shannon terdiam. Semua orang tua mengorbankan apapun, untuk anaknya

“Udah lo marahannya?” Tanya Lia.

“Marahan apaan?” “Gue tau ya lo kemaren diem dieman kan sama Jaehyun”

“Sok tau”

“Dihh, ngga mood seharian di kantor tapi gamau balik juga, siapa?”

“Keliatan banget?”

“Lo tu kenapa si na, kerjaanya denial mulu”

“Anjrt, udah ngga, ngomel lagi lo”

“Udah engga?”

“Udah engga” Jawab Shannon. Lalu dilanjutkan dengan Shannon yang bercerita perihal malam kemarin, antara dirinya dan Jaehyun.

“Wah, sumpah ya, sabar banget si Jaehyun” Ucap Lia seketika Shannon menghentikan kalimatnya, pertanda cerita telah selesai dengan bertepuk tangan beberapa kali.

“Gue jahat ngga?”

“Banget lah.” Jawab Lia. Shannon lalu menundukan kepalanya.

“Lo hampir 5 bulan juga belom itu?” Tanya Lia. Shannon seketika mengangkat kepala dan menatap kearahnya.

“Itu apaan?”

“Ngga usah pura pura bego”

“Ya belom lah. Kapan? Tidur bareng aja bisa diitung”

“Shan, lo jahat banget. Untung aja Jaehyun ngga main cewe belakang lo ya. Selingkuh nangis nangis lo”

“Mulutnya ibu tolongg dijaga”

“Ya maksud gue sebegitunya lo”

“Gue mau beresin dulu semuanya Li. Gue mau beresin perasaan gue dulu, gue mau beresin urusan sama ayah. Semuanya. Baru nanti gue mau punya anak”

“Emang lo tau ayah dimana sekarang?”

“Kata ayah suruh tanya Jaehyun. Tapi gue belom berani. Masih mau nata mental dulu”

“Oke” Kata Lia, ia bangkit dari duduknya.

“Lo bisa. Lo pasti bisa Na. Lo udah hebat banget berani buka pintu buat Jaehyun, yang ini juga pasti lo bisa” Ucap Lia kepada Shannon dengan memegang kedua pundak Shannon.

“Pengalaman itu ngga harus lo duluan yang jalanin. Lo liat aja bisa dibuat belajar. Ayah bunda lo kaya gitu, gue yakin lo pasti ngga mau bikin anak lo sama kaya lo kan? Na, gue tau lo bisa. Lo sama anak orang aja sayang banget, apa lagi sama anak sendiri” Tutup Lia.

Shannon kembali memikirkan apa kata Lia. Benar, apa yang ia lihat perihal orang tuanya seharusnya bukan menjadi sebuah ketakutan, melainkan tantangan. Bagaimana ia harus memberi, mengambil, mendidik, menjalani kehidupan agar tidak berakhir sama dengan orang tuanya.

“Btw Li, sekali coba ngga langsung jadi kan?” Tanya Shannon. Penasaran.

“Lo ngga liat si Noah?” Jawab Lia.

“Anjing, iya juga”

Shannon membuka matanya. Longgar. Nyaman sekali tiba tiba sofa yang sedang ia tempati, tidak sesak seperti semalam. Pukul 7 pagi. Ia kemudian menoleh ke kanan kiri mencari sosok laki laki yang berhasil membuat matanya tidak dapat dibuka dengan lebar alias bengkak.

Jaehyun sedang berada di dapur. Mencoba membuat sesuatu untuknya dan untuk wanitanya menganjal perut sebelum sama sama harus pergi bekerja. Sebuah tangan melingkar begitu saja pada badan Jaehyun.

Dapat dirasakan oleh punggung Jaehyun, sebuah pipi menempel disana. Shannon memejamkan mata. Menghirup wangi tubuh sang suami. Mengeratkan pelukannya.

“Good morning” Sapa Jaehyun. Tangannya kini berhenti beroperasi dan mengenggam kedua tangan sang istri.

“Hoaaaaaam. Good morning. What you doin?” Tanya Shannon.

“Ngebackup ayam kecap”

“Anjir. Ngga enak ya?”

“Yaaa gimana ya, belom selesai udah ditinggal sama chefnya” Tangan Jaehyun kembali beroperasi.

“Salah siapa pake acara pergi” Ucap Shannon.

“Yang penting kan aku pulang”

“Hmmm? HAHHAHAHA” Shannon tiba tiba tertawa.

“Kenapa si?” Jaehyun tersenyum malu malu. Ia tahu apa yang sedang ditertawakan sang istri.

“Hahahha, engga” Jawab Shannon.

“Ya masa sama istri sendiri la lo la lo. Ngga sopan banget”

“Hahahha iyaa suami akuuu” Jawab Shannon. Lalu Jaehyun menolehkan kepalanya kebelakang melihat Shannon. Shannon juga kebetulan sedang mendongak untuk melihat Jaehyun. Tatapan mereka bertemu.

Jaehyun melepas pelukannya lalu duduk di pucuk ubin di depannya. Membalikkan badan dan menatap Shannon dalam dalam. Sang puan hanya terdiam, masih mengerjap kerjapkan matanya karena mengantuk. Tangan Jaehyun mulai menyentuh rambut Shannon. Merapikannya.

“Kasian banget. Capek kamu pasti ya” Ucap Jaehyun ssmbari menyentuh kedua mata Shannon.

“Bolos kerja aja Shan. Kasian mata kamu, semalem bekerja keras”

“Ihhh engga. Mark baru dateng pasti masih adaptasi. Harus ada aku dulu disana. Gara gara kamu. Tanggung jawab lo” Ucap Shannon.

Jaehyun lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Shannon. Menariknya lebih mendekat. Shannon langsung tersadar dari kantuknya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Please J, i know what you gonna do. Jantung tenang dulu, YaAllah malu

Jaehyun menatap wajah sang istri dalam dalam. Belum pernah ia saksikan wajah istrinya dalam jarak sedekat ini.

Cantik

“I am not asking for your permission. But i need access” Ucap Jaehyun. Jantung Shannon sudah tidak dapat dikendalikan lagi. Milik Jaehyun berdegup tak kalah kencangnya.

“Can i kiss you?” Tanya Jaehyun.

“Allowed” Balas Shannon.

Jaehyun lalu perlahan lahan mengikis jarak diantaranya. Menarik pinggang Shannon lebih erat dengan tangan kanannya. Tangan kirinya ia buat untuk menyentuh tengkuk kepala Shannon. Shannon tak mau kalah. Ia gantungkan kedua tangannya dileher sang suami yang kini lebih rendah darinya beberapa senti.

Perlahan lahan material lembab milik keduanya bertemu. Pelan sekali. Pelan sekali. Jaehyun seolah tak ingin menyakiti sang istri. Menempel. Melumat. Tidak tergesa gesa tetapi menuntut. Sesekali tautannya dilepaskan, memberi ruang keduanya untuk menghirup udara dalam dalam.

Setelah cukup lama aktifitas ini mereka lakukan keduanya sama sama sepakat melepas. Saling menatap satu sama lain. Shannon lalu menautkan bibirnya ke dalam. Wajahnya merah padam.

“Why?” Tanya Jaehyun tersenyum. Seolah tidak lagi menjaga image di hadapan sang puan. Persetan dengan semuanya, dengan imagenya. Im the happiest person ever

“Malu banget. Oh my god, that was my first. You stole it. Susah susah gue jaga 24 tahun, diambil orang asing. Bundaaaaa Shannon ciuman” Ucapnya sambil melengos pergi. Malu sekali.

“Hahahah Shan, hahah. Mau lagi” Goda Jaehyun.

“Ihhh lagi lagi emangnya apaan” Teriaknya dari tangga.

“Hahhahah” Tawa Jaehyun renyah dari dapur. Gemas bagaimana bisa istrinya malu setelah adegan panas pagi itu.

Baru dicium hahah, baru dicium. Shan shan

Shannon terduduk di lantai. Menjambak rambutnya frustasi. Satu air mata lolos begitu saja dari matanya. Lagi, ia menangis lagi.

Besar ketakutan dalam diri Shannon yang ingin ia lawan, yang ingin ia sembuhkan, yang ingin ia lawan, tapi ketakutan itu sama besarnya.

Kalo lo ketawa berarti lo suka. Tapi kalo lo nangis, berarti lo cinta

Ucapan Lia tempo hari tiba tiba muncul dalam pikirannya.


Jarum jam menunjukan pukul 11 malam, namun tak kunjung ada hilal Jaehyun untuk pulang. Shannon di kamarnya, menunggu suara mobil memasuki garasi, tetapi nihil. Matanya bengkak, karena menangis dan ia usap dengan sangat kasar. Detik demi detik berlalu, Jaehyun tak kunjung pulang. Shannon terlelap.

2.30 am terlihat di layar hp milik Shannon. Ia terbagun karena sadar bahwa dirinya sedang dalam penantian. Dibawanya daksanya menuju kamar Jaehyun. Gelap, tidak ada tanda tanda kehidupan.

Belum pulang

Lalu Shannon sadari sebuah cahaya remang datang dari ruang tamu rumah mereka. Didatangilah sang sumber cahaya. Shannon lalu disuguhkan oleh penampakan seorang laki laki yang kini menjadi suaminya, sedang tertidur di sofa dengan kedua tangan yang dilipat di dada. Tanpa selimut. Shannon heran, apa yang membuat Jaehyun memilih tidur disini, dari pada di kamarnya sendiri.

Shannon mengambil langkah, mengikis jarak diantara mereka. Berjongkoklah dirinya sehingga kini tingginya sejajar dengan sang pria. Dilihatlah wajah suaminya dalam dalam.

Is this my man? Jae lo beneran seganteng ini ya kalo tidur? Kok gue ngga pernah tau? Gue selalu tidur sendiri ya? Jae kok lo sabar banget sama gue? Jae kayanya gue sayang sama lo. Tapi nanti lo tinggalin gue gimana? Jangan ya?

Pikiran dan hatinya bergulat disana. Satu air mata lolos lagi dari mata Shannon. Kini ia memeluk kedua lututnya, menenggelamkan wajahnya disana. Merasakan rasa dan ketakutan.

“Kenapa?” Tanya Jaehyun dengan suara serak khas bangun tidur. Sadar ada seseorang disana, sedang terisak. Shannon.

“Kenapa Shan?” Tanyanya lagi. Shannon mendongak, menampakkan wajahnya.

“Kenapa? Matanya kenapa?” Jawab Jaehyun sembari bangkit. Shan tidak menjawab. Ia memeluk Jaehyun dengan cepat sehingga mereka berdua jatuh bersama.

“Hey, what happened?” Tanya Jaehyun lagi.

“What if i love you?” Tanya Shannon. Wajahnya ia hadapkan dengan dada bidang Jaehyun. Masih memeluk erat sang suami.

“Then love me”

“Nanti kalo lo pergi?”

“Never. Gue ngga pernah bikin janji sama siapapun dalam hidup gue. Janji pertama dan terakhir yang gue bikin adalah sama mama 17 tahun yang lalu. Gue gelagepan banget buat menuhin janji itu sampe gamau bikin janji lagi. But if you don't mind, gue mau janji lagi. Ngga akan gue tinggalin lo Shan” Ucap Jaehyun menatap Shannon ke bawah. Shannon mendongak. Menatap suaminya.

“But if you mess with that?” Tanya Shannon, mencari penyakinan.

“You'll never face it. Never. Impossible. Seyakin itu gue sama lo. Ngga akan gue tinggalin Shan” Ucap Jaehyun. Shannon memeluk daksa suaminya erat.

“Shan. Gue ada. Gue disini. Kalo lo cape, bilang. Kalo lo butuh bantuan, bilang. Kalo lo kesusahan, bilang. Gue disini. Gue ngga keberatan. Gue ada buat lo” Ucap Jaehyun. Shannon lagi lagi menangis. Mengeratkan pelukannya. Dapat Jaehyun rasakan baju bagian belakangnya diremas sangat kuat. Baru Shannon sadari ada orang lain yang peduli dengannya.

“Lo ngga perlu takut gue pergi, karena gue ngga akan pergi. Lo udah sendiriannya, lo udah cukup kuat buat semuanya sampe bertahan disini. Udah Shan. Berbagi ya? Sama gue. Apapun. I completely yours. Jangan takut lagi” Ucap Jaehyun. Malam itu Shannon lagi lagi baru menyadari, bahwa selama ini sebenarnya ia sudah bergantung pada sang suami. Denial.

“J, i love you” Ucap Shannon akhirnya.

“I love you more” Balas Jaehyun lalu mengecup puncak kepala Shannon.

“Lo tau ngga? Buat ukuran CEO lo tu bego banget” Ucap Jaehyun.

“Kenapa?” Tanya Shannon. Kepalanya mendongak melihat wajah sang suami. Matanya sembab, hidungnya merah.

“Denial mulu. Udah tau sayang pake acara engga engga”

Bugg

Kena. Jaehyun kena pukul Shannon lagi, setengah 3 pagi.

“Awww, mukul lagi. Ini baju gue udah basah begini masih dipukul, kdrt banget lo”

“Nanti gue cuci. Perhitungan banget jadi orang”

“Hahahha” dikecupnya lagi pucuk kepala sang istri.

“So, how about children?”

“Children? Children? Not a child anymore?” Tanya Shannon.

“Yessss, masih ngga mau punya anak juga?” Tanya Jaehyun. Shannon melepas pelukannya. Ia berbalik menatap langit langit.

“Gue bukannya ngga mau J, gue belum siap aja. Gue takut, nanti dia jadi kaya gue giamana. Nanti kalo gue gabisa kasi yang dia butuhin gimana” Jelas Shannon.

“See, lo takut lagi. I told you ada gue Shan. Jangan takut”

“Ya ini pertama kalimya J. Pertama kalinya gue jadi orang tua” Ucap Shannon.

“Ini juga pertama kali Shan buat gue. Lo kira lo aja? Anak siapa yang gue jagain? Monyet?”

“Ihh serius”

“Iya serius. Nanti juga pertama kali buat gue. Buat lo. Buat anak kita. Pertama kali kita jadi orang tua. Pertama kali dia jadi anak. Semua ngga ada pengalamannya, ngga direkrut hrd, ngga ada masa traineenya. Nanti kalo salah kita benerin bareng bareng. Nanti kalo nangis kita tenangin bareng bareng. Nanti kalo seneng kita nikmatin bareng bareng” Ucap Jaehyun.

“Anak kita gabisa milih dia mau lahir di keluarga mana, siapa papa mamanya, tapi kita bisa usahain yang terbaik buat dia” Tutup Jaehyun. Shannon terdiam. Benar. Apa yang terjadi di orang tuanya belum tentu akan terjadi pula kepadanya. Yang ia butuhkan saat ini adalah keyakinan. Dari hatinya sendiri.

“Siap banget lo keliatanya J” Ucap Shannon.

“Ya ngapain lagi nunda. Uang ada, mamanya juga ada. Lo. Mau nyoba bikin sekarang?” Tanya Jaehyun.

“Mau dipukul lagi?”

“Eittt kasar mainnya”

“Im on period”

“Serius? Sakit punggung lagi?”

“Engga”

“Okey. Btw mau pindah ke kamar ngga Shan? Sempit. Enggap gue”

“Gamau”

“Kenapa?”

“Malu”

“Kenapa?”

“Malu”

“Hahah, you love me right? Sekali lagi dong”

“Jaehyun gamau”Ucap Shannon seraya menenggelamkan kembali wajahnya ke dada bidang sang suami.

“Hahahha, i love you more. Good night”

“I bet it's morning”

“Bolos kerja lagi aja apa ya?”

“Ngga. Kerja. Tidur. Good night”

“Hahaha good night” Lalu Jaehyun mengecup kembali lagi lagi pucuk kepala sang puan. Memeluk erat daksa istrinya. Dini hari itu, Shannon secara resmi menjatuhkan dirinya.

Jaehyun membawa birinya menuju ke rumah, dengan perasaan tak enak tentu saja. Pasalnya sudah selama beberapa hari ini ia dan istrinya menjalani perang dingin. Tak saling tanya tak saling sapa.

Didapati mobil sang istri yang sudah terparkir lebih dulu di garasi rumah mereka.

*Ohh udah lemburnya**

Batin Jaehyun. Ia membuka pintu dan mendapati istrinya sedang berkutik dengan dapur, memakai setelan kerja dan tentu saja tak lupa rambut cepolnya.

“You home? Ayam kecap mau?” Tanya Shannon membuka percakapan.

“Sure” Jawab Jaehyun. Lalu ia menghampiri sang istri.

“So, how was your day? Udah ngga lembur lagi karena Mark udah dateng, jadi dia ambil alih” Cerita Shannon tiba tiba. Sok akrab padahal lagi marahan.

“Who's Mark?”

“Cucunya adeknya opa”

“Ohhh Mark Lee?”

“Gotcha” Jawab Shannon. Lalu hening. Jaehyun hanya memainkan ponselnya menunggu makanan siap dihidangkan.

“J, kalo gue ada salah bilang. Jangan duemin gue” Buka Shannon. Jaehyun mengalihkan pandangannya kepada sang puan.

“Siapa yang diemin?”

“Lo diemin gue” Ucap Shannon. Jaehyun diam.

“Gue tau gue selalu menghindar pas lo singgung soal anak. Gue sadar banget. Tapi gue punya alasan” Jelas Shannon.

“Then let me know, tell me” Ucap Jaehyun.

“Gue takut anak gue jadi kaya gue” Satu kalimat itu lolos begitu saja dari mulut Shannon. Jaehyun tersenyum, pahit.

“Lagi Shan. Lagi lagi lo takut sama apa yang belom terjadi”

“Udah. Udah. Lo liat ayah bunda gue”

“Itu ayah bunda lo. Itu mereka. Itu bukan kita Shan” Ucap Jaehyun.

“Jadi ngga ada kemungkinan lo buat ninggalin gue nanti? Bisa lo jamin? Bisa lo?” Tanya Shannon, penuh amarah.

“Lo sengga percaya itu sama gue? Sengga mau itu lo sama gue?”

“J, gue takut” Bentak Shannon. Matanya memerah.

“Gue takut lo pergi. Gue takut gabisa pegangan lagi nanti” Suaranya bergetar.

“Lo ngga percaya gue Shan. Bener kata lo, jangan berharap lebih. Dari awal harusnya gue udah tau. Haha okee” Jawab Jaehyun lalu ia bangkit dan mengambil kunci mobil nya. Berjalan dengan mantab keluar rumah. Jaehyun pergi. Sore itu, Jaehyun memilih pergi.

“Mobil lo enak juga Shan” Ucap Jaehyun. Kini dirinya duduk di bangku pengemudi, membawa ia dan sang istri membelah jalanan malam kota menuju rumah.

“6 bulan sekali gue service, enak aja lo” Jawab Shannon dibangku penumpang, menurunkan sedikit jok mobilnya sehinga posisinya sekarang setelah tidur dengan memejamkan matanya. Melepaskan semua kelelahan yang ada.

“Dih, sok iye”

“Ngga percaya dibilangin. Gue juga ganti oli, oli rem, kampas, gue ganti semua ya”

“Serius?”

“Iya lah, kalo bukan gue yang rawat siapa lagi” Ucap Shannon. Jaehyun hanya tersenyum pahit. Lama kelamaan kemandirian Shannon mulai memguncangkan tekatnya. Ada kalanya dimana Jaehyun bersyukur sang istri bisa menjaga diri sendiri, namun tak kalah sedikit waktu dimana Jaehyun merasa tidak dianggap sebagai seorang suami.

Ada waktu waktu tertentu dimana Shannon benar benar menunjukkan jiwa alphanya. Mandiri dan terkesan tidak membutuhkan orang lain. Padahal sebagai seorang laki laki, naluri dibutuhkan, diandalkan, tertanam dengan baik dalam diri Jaehyun.

Urusan mobil juga diurusin sendiri bos, hahha ngarep apa lo Jae, bisa semuanya dia, gue emang cuman buat pelengkap aja

“J, btw sebenernya bunda udah bilang ke gue mau fasilitasin honeymoon dari jauh jauh hari. Tapi gue lupa mau ngomong ke lo” Buka Shannon.

“Oh ya?” Balas Jaehyun.

“Yesss, jadi mau kemana lo?”

“Terserah”

“Ngga ada tempat terserah ya, mau kemana?”

“Ngikut lo aja”

“Ditanya tu dijawab J” Ucap Shannon sedikit kesal.

“Lo kenapa deh Shan?”

“Maksudnya?” Tanya Shannon. Jaehyun lalu meminggirkan mobilnya.

“Kenapa?” Tanya Shannon lagi.

“Lo kenapa kaya in tapi engga. Lo kaya cinta sama gue tapi engga. Lo kaya mau sama gue tapi engga. Lo kaya butuh gue tapi engga” Ucap Jaehyun menatap mata wanitanya.

“Lo ngomong apaan si?”

Jaehyun membuang nafasnya kasar.

“Lo kenapa bilang bunda ngasi fasilitas?” Tanya Jaehyun.

“Iya sorry gue baru bilang-”

“Gue tanya kenapa lo bilang?” Ucap Jaehyun sedikit naik nada bicaranya.

“Lo kenapa si?”

“Lo tau ngga honeymoon itu ngapain? Ngga perlu dijelasin juga lo udah tau Shan. Sekarang gue tanya, lo mau punya anak? Engga kan? Tiap kali gue singgung lo menghindar” Ucap Jaehyun, amarahnya tertahan. Shannon memijit pelipisnya.

“Ya terus gue harus gimana?” Jawab Shannon. Frustasi, sama frustasinya seperti Jaehyun.

“Balik aja, lo capek kan?” Tanya Jaehyun akhirnya. Shannon diam. Lalu mobil kembali melaju menuju kediaman mereka. Setelahnya yang tersisa adalah keheningan. Bahkan ketika sudah sampai rumahpun keduanya memilih untuk diam dan saling melakukan aktifitasnya sendiri sendiri.