Shannon tengah berdiri di hadapan 2 boxs bayi yang malam ini harus tidur dengan mereka. Wajahnya masih menelisik dimana letak lubang kecil hingga hidupnya berakhir seperti ini.
“Baik dokter, baik terima kasih banyak” Suara Jaehyun di luar ruangan sedang berbincang dengan Dokter Nug entah apa yang dibicarakan. Tetapi Shannon menangkap ada banyak nada suara bahagia dalam setiap kata yang keluar dari mulut Jaehyun.
Klekk
Pintu ditutup, perang dimulai.
“Sayangnya papa, sayangnya papaaa” Kata Jaehyun girang dengan nada suara yang lembut. Ia mendekat ke salah satu box bayi serta satu tangannya lagi mencoba menjangkau box bayi yang lainnya.
“Ini juga sayangnya papa” Kata Jaehyun sembari memegang pipi gembul sang istri setelah menyadari bahwa raut wajah Shannon masih sedikit kesal. Lalu tangannya buru buru ditangkis oleh sang puan.
“Aku masih marah ya” Kata Shannon menatap tajam suaminya.
“Shann, mamas, bukan salah kita?” Balas Jaehyun seolah merangkul kedua anaknya.
“Lo bercandain gue mulu ya J, lo semua” Balas Shannon tak kalah kesalnya sambil menunjuk kegita kesayangannya. Wajahnya benar benar merah. Ia merasa dibohongi dan dipermainkan bahkan dengan kedua anak yang sudah ia bawa 9 bulan lamanya. Merasa tidak adil lebih tepatnya. Mata Shannon kemudian ikut memerah menahan gelombang air yang akan terjun bebas di pipinya sambil menatap penuh haru ke arah dua bayi yang tertidur pulas di tempat mereka masing masing.
“Shan? Sayang?” Ucap Jaehyun lembut melihat gelagat sang istri. Pasalnya ia juga sama terketnya. Jaehyun ingin marah melihat Shannon menangis di hadapannya seperti ini. Tapi ia bingung kepada siapa dirinya harus meledak? Tidak ada yang bisa disalahkan.
“Mama?” Kata Jaehyun lirih. Shannon mendongakan pandangannya. Beralih menatap sang suami. Ia lalu memejamkan matanya sebentar sekedar memberi ruang agar apa yang tertahan bisa segera turun dan mengosongkan tempat karena di bawah sana masih banyak air mata yang ingin dikeluarkan.
“Anak aku ini, mas” Kata Shannon kemudian, sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Bahunya naik turun karena isakannya tak kunjung mereda. Jaehyun membawa daksa istrinya ke dalam dekapannya. Menepuk nepuk punggung sang istri menyalurkan ketenangan.
“Iyaa, anak kamu. Kamu yang keluarin tadi. Anak kita” Balas Jaehyun yang juga sedang menahan air mata.
“Aku dulu ngapain sampe langsung dikasi dua begini” Balas Shannon dengan suara tertahan di dada Jaehyun.
“Biar nanti enak tinggal keluarin dua lagi. Mau empat kan?” Balas Jaehyun mencoba bercanda.
“Ihhh” Balas Shannon sambil menepuk kesal dada bidang sang suami.
“Makasi mama yaaa, makasih udah mau bawa Jodi sama Samara kemana mana sembilan bulan. Makasih udah rawat mereka. Makasih udah tahan cape punggung tiap malem. Makasih udah mau lahirin mereka ke dunia.” Kata Jaehyun.
“Makasih ya Shan. Aku ngga tau mau bilang gimana lagi, makasi banyak sayang. Bangga sama kamu. Aku sayang kamu banget banget banget” Lanjut Jaehyun lalu menghujani wajah istrinya dengan kecupan.
“Makasih juga kamu udah mau sabar, turutin maunya aku ini itu. It's just start right? Mas? Ini awalnya. You ready?” Tanya Shannon membalas sang suami.
“To the infinity journey? As along as with you, hold my hand” Kata Jaehyun menatap lekat netra wanitanya. Senyum keduanya merekah disana. Awal yang baru dimulai.
Beberapa jam sebelum Jodi dan Samara
“Hah? Gimana dok?” Tanya Jaehyun kepada Dokter Nug. Dahinya berkerut. Tanda meminta penjelasan lebih mengenai pernyataan sang Dokter barusan.
“Seperti yang sudah saya kira Jae ternyata kehamilan Shannon ini kembar. Bukan gendernya yang berubah tapi memang benar ada dua gender” Balas Dokter Nug untuk kesekian kalinya.
“Jadi pada trimester awal yang laki laki ini berat badannya lebih besar dari yang perempuan jadi tubuhnya menghalangi” Lanjut Dokter Nug.
“Bentar dok. Jadi anak aku itu dua ya? Jadi nanti Shannon ngelahirin dua kali?” Tanya Jaehyun sekali lagi memastikan. Mendadak bodoh kalo kata Yuta.
“Maaf sekali lagi. Maaf kami tidak segera mengetahui hal ini. Maaf sekali. Waktu itu kenapa juga ya saya cuma nebak nebak. Maaf sekali Jae ini pure kesalahan saya” Balas Dokter Nug.
“Iya udah dok, yang penting bayinya sehat kan?” Tanya Jaehyun lagi lagi memastikan.
“Sehat Jaehyun sehat. PRnya cuma gimana cara ngasi tau Shannonnya ini” Balas si Dokter.
“Itu tugas aku dok. Tolong dokter bantu ya dok” Balas Jaehyun dengan tatapan penuh harap.
“Pasti” Balas Dokter Nug lalu dibalas anggukan tanda dirinya mengundurkan diri. Jaehyun lalu menarik nafasnya dalam dalam. Ia menoleh ke dalam kamar melihat istrinya memejamkan mata mencoba menikmati getaran cinta yang muncul setiap beberapa menit sekali dan frekuensinya menjadi lebih sering. Tangan Shannon meremas apapun yang ada di sampingnya tak terkecuali Jaehyun.
Tidak ada siapa siapa selain mereka berdua. Bahkan entah sudah kali keberapa denting hp keduanya berbunyi namun tak sempat ditanggapi. Fokus mereka hanya kepada kelahiran anak pertama.
“Shan” Panggil Jaehyun memecah keheningan. Shannon lantas menoleh ke arah sang suami lalu membuka tangannya lebar lebar memberi tanda Jaehyun agar mengisi dekapannya. Jaehyun lantas memeluk erat daksa istrinya yang terbaring sambil mengusap usap punggung sang puan.
“Shan, sayang, nanti ngelahirinya dua kali ya?” Coba Jaehyun dengan suara lembut.
“Dua kali apaan? Ini belum keluar ya. Jangan ngaco” Balas Shannon sewot. Seiring dengan pembukaannya yang terus bertambah maka semakin ngegas pula nada bicaranya.
“Iya dua kali Shan. Anaknya kembar” Balas Jaehyun.
“Awwwww hmmmh”
“Ya shan, yaaa sayang?” Mencoba membujuk sang istri.
“Anak siapa kembar?!” Ngegas lagi.
“Hmmmmh astagfirullah sakit mas”
“Anak kita shan” Balas Jaehyun mencoba tetap berada pada jalur.
“Kita siapa?” Tanya Shannon masih sambil memukul daksa suaminya dan meremas baju bagian belakang sang pria.
“Ya anak kita. Queen and king” Balas Jaehyun. Tidak ada jawaban. Hanya ada remasan yang semakin menguat.
Srekkkk
“Ibu Shannon dicek dulu pembukaannya udah berapa ya” Kata suster memasuki ruangan mereka. Tidak ada jawaban. Jaehyun kemudian melepas pelukannya dan menggenggam tangan Shannon erat.
“Udah 8 pak, mari dipindahkan” Kata suster setelah melihat pembukaan jalan keluar. Shannon hanya mengerang sambil sesekali berkata sakit. Jaehyun masih gigih ditempatnya.
“Shan. Semangat sayang ya, dua kali sayang yaa. Ayo kamu pasti bisa” Katanya ditengah jalan menuju ruang persalinan.
“Becanda, ngarang banget lo Jung Jaehyunnnn!” Teriak Shannon.
Setelahnya yang terdengar hanya suara dokter menginteruksikan Shannon untuk menarik nafas, mengejan, dan mengeluarkan nafasnya, serta sorak suara Jaehyun yang tak henti hentinya berkata ia bangga pada sang istri, terima kasih serta kata semangat yang tak pernah ia tinggal.
Satu suara tangisan bayi mengudara. Shannon bernafas lega.
Satu tangisan lagi menyusul setelahnya. Shannon menangis. Kali ini ia menangis. Air matanya tiba tiba jatuh begitu saja setelah mendengar suara kedua anaknya yang sudah ia tunggu selama 9 bulan.
Seketika itu pula Jaehyun bersujud di lantai rumah sakit. Melangitkan syukur karena istrinya diberi kelancaran. Melambungkan terima kasih kepada sang Maha Kuasa, anaknya lahir dengan sehat di dunia.
Dihari yang sama, 11:36 PM
Kakak : Nataniel Jodi Jung
Adik : Nathalie Samara Jung, resmi lahir kedunia.
-el
“Ngomong ngomong mas, ini orang orang gimana ya ngasi taunya?”
Mampus