raellee

Kini keduanya telah sampai di apartment milik Jaehyun. Shannon sedang sibuk melihat lihat sementara Jaehyun langsung pergi ke dapur.

“Shan, gue mau nanya, serius ini nanya aja, make sure biar ngga salah paham” Ucap Jaehyun.

“Kenapa?” Balas Shannon

“Lo mau tidur sama gue apa mau tidur sendiri? Jangan tersinggung jangan gimana gimana serius gue cuman nanya. Senyaman lo aja”

“Suami istri normalnya tidur bareng ngga si J?

“Iyaa”

“Karna kita ngga normal gue tidur sendiri ya?” Tanya Shannon.

“Lo pake kamar yang itu Shan, depannya kamar gue. Kalo ada apa apa bilang aja, chat, teriak, nanti gue samper”

“Hehe oke. Makasih suami” Jawab Shannon gembira lalu segera memasuki kamarnya. Jaehyun hanya tersenyum.


Kini keduanya berada di ruang makan, menyantap makan malam buatan Jaehyun.

“Besok jadi pindahan?” Tanya Jaehyun

“Jadi, dari pada bolak balik”

“Mending nanti aja. Maksud gue jangan besok. Mama kasih rumah Shan”

“Serius?”

“Iya”

“Terus ini? Punya gue? Gimana? “

“Yaudah ngga gimana gimana, emang mau gimana?”

“Ya maksudnya kalo kita tinggal di rumah, ini apart 2 biji sapa yang make J?”

“Yaudah kosongin aja, ribet banget”

“Nanti kalo ada hantu apart kosong gimana?”

“Dih, jual”

“Sayang banget”

“Banyak mau ya lo? Ilora sama Jeno udah gede juga kan, biar mereka yang pake”

“Boleh juga”

“Hmmm”

Lalu dilanjutkan dengan saling membantu membersihkan dan mencuci piring bersama. Sungguh indah rumah tangga ini.

“Shan, disini ada mbanya, biasanya dia kesini pagi aja si, bersih bersih”

“Masak engga?”

“Engga”

“Kenapa?”

“Ya kan ada lo sekarang”

“Lah gue gabisa masak J” Ucap Shannon memelas.

“Lo serius ngga bisa masak ya?” Tanya Jaehyun.

“Hehe bukan ngga bisa, ngga mau aja, ribet. Dulu gue pernah bantu masak kupas kupasin bawang merah masa baunya 3 hari kaga ilang. Jari gue item. Ngga mau lagi gue” Ucap Shannon panjang.

“Hahah, yaudah gue aja yang masak”

“Hehe makasih ya suami” Jawah Shannon sambil melengos pergi.

“Mau kemana?”

“Tidur, cape, bongkar koper dikit tiba tiba dah malem aja, byee”

“Good night sweetie” Teriak Jaehyun masih di dapur.

“Iyuhhh, goodnight too btw” Jawah Shannon yang lalu dijawab kekehan Jaehyun.


Satu jam setelah pergood nightan mereka tadi, Jaehyun kini sedang di kamarnya, sekedar rebahan dan menscroll time line. Tiba tiba..

Blakk

Pintu kamar Jaehyun terbuka dengan kasar. Menampilakn sesosok perempuan dengan selimut yang terpasang dari kepala hingga kakinya sedang memeluk sebuah bantal.

“Astagfirullah, ketok pintu dulu emang ngga bisa?” Tanya Jaehyun.

“Tolongin, gue takut”

“Takut apaan?”

“Gelap”

“Apanya?”

“Kamarnya gelap. Gue mau tidur”

“Hah? Mati ya lampunya?” Tanya Jaehyun sambil beranjak.

“Emang gue matiin” Jawab Shannon. Jaehyun menghela nafasnya, kasar.

“Di tempat baru J, gue gabisa kalo lampunya nyala, tp kalo dimatiin serem banget” Jelas Shannon.

“Sini” Perintah Jaehyun. Shannon lalu menuju ranjang milik Jaehyun.

“Sini” Perintah Jaehyun lagi sambil menepuk nepuk sisi kasurnya, karena pasalnya Shannon hanya berdiri di sebelah kasur dan tidak berani mendekat.

“Lo kalo dibilangin nurut gitu kenapa si Shan. Sini” Berhasil. Shannon akhirnya menurut dan menaikkan kedua kakinya di ranjang milik suaminya.

“Merem” perintah Jaehyun.

“Ngapain lo? Ngga usah aneh aneh lo. Gelud kita” Tanya Shannon.

“Merem ah” Perintah Jaehyun. Shannon menurut, ia memejamkan matanya.

“Gelap ngga?” Tanya Jaehyun.

“Ya lo pikir?”

“Oke sekarang melek”

“Apa si J kaya orang-” Ucapan Shannon tiba tiba terhenti tatkala Jaehyun mengangkat tangannya dan menempatkan telapak tangannya ke mata Shannon. Menghadang cahaya.

“Gelap ngga?” Tanya Jaehyun.

“Gelap”

“Oke sekarang hitung sampe 10” Perintah Jaehyun. Shannon menurut.

“Ngga ada apa apa kan?” Tanya Jaehyun seketika angka 10 diucapkan istrinya dengan melepas tangannya yang menutup mata Shannon.

“Baik baik aja kan?” Tanyanya lagi.

“Ngga kenapa napa” Jawab Shannon.

“Ngga papa Shan. Tidur tinggal tidur, merem. Gelap ngga nakutin” Ucap Jaehyun. Shannon diam, menatap aneh suaminya.

“Percaya sama gue. Gelap ngga nakutin. Di tempat baru, di tempat lama. Sama aja, ngga ada apa apa. Ada gue” Jelas Jaehyun.

“Ok. Got it” Ucap Shannon.

“Masih takut ngga? Apa mau tidur disini aja?” Goda Jaehyun.

“No, ill move. Thanks” Ucap Shannon lalu beranjak dan pergi menuju kamarnya. Jaehyun tersenyum, gemas.

Malam itu Shannon tidur di kegelapan yang tidak ada apa apanya. Di kegelapan yang baik baik saja, karena ada Jaehyun,di depan kamarnya.

Acara telah selesai pukul 10 malam. Mulai dari akad pagi tadi hingga resepsi dan pesta telah sukses digelar. Kini keduanya sedang berada di kamar.

“Geser” Ucap Jaehyun kepada istrinya, cieelah istri anjrt. Shannon yang sedang merebahkan dirinya dengan masih tetap berpakaian pesta dan make up di wajahnya akhirnya menggeser tubuhkan ke samping agar suaminya bisa ikut rebahan juga.

“Cape ya J, nikah” Ucap Shannon sambil memejamkan matanya.

“Resepsinya. Nikah sehari belom ada udah ngeluh lo”

“Hmmm. Ada ngga si ini robot penghapus make up, males bgt tuhan” Keluh Shannon.

“Mau gue bantuin ngga?”

“Bantuin dong, ini rambut gue kaku banget kaya kepribadian lo”

“Ngledek lo”

“Ih buruan” Akhirnya Jaehyun membantu istrinya meluruskan kembali rambut yang terkena hairspray dengan Shannon yang sibuk dengan kapas dan micelar water .

“Gue mandi duluan” Ucap Shannon dan hanya dijawab anggukan oleh Jaehyun yang kini sibuk dengan hpnya di atas tempat tidur.


Let me introduce you to some new thang eyo new thang ewuh new thang

Mengalun dengan volume yang besar di kamar mandi, menemani Shannon membasuh diri.

“Anjrt, gue ngga bawa baju ini tadi?” Ucapnya.

“Sial sial Shannon sial” Ucapnya lagi.

“Jae, dimana lo?” Teriaknya dari dalam kamar mandi.

“Kenapa?” Jawab Jaehyun masih di atas tempat tidur dengan hpnya tidak berubah sama sekali.

“Merem” Perintah Shannon.

“Kenapa?”

“Merem aja kenapa si banyak tanya”

“Udah belom”

“Udah” Jawab Jaehyun dengan menenggelamkan kepalanya ke dalam selimut.

Shannon lalu buru buru berlari menuju kopernya diujung ruangan untuk mengambil pakaian gantinya

Bukkk

“Jangan” Bentak Shannon.

“Jangan, jangan lo gitu aja, anjing” Umpat Shannon.

“Shan? Lo kenapa?”

“Licin banget ubinya” Rengek Shannon dengan memegang pantatnya.

“Hahahahha goblok” Jaehyun tertawa.

“Ketawa lo” Bentak Shannon.

“Lo kenapa si hahah, sumpah hahah”

Jaehyun tertawa terbahak bahak walau tidak menyaksikan langsung kejadian Shannon terpeleset. Iyaa, Shannon terpeleset karena ia keluar kamar mandi hanya menggunakan bathrobe dan rambut yang terus meneteskan air.

“Sakit ngga? ” Tanya Jaehyun jail setelah Shannon keluar dari kamar mandi memakai setelan tidurnya.

“Diem” Jawab Shannon dingin.

“Lagian lo kenapa juga ngga minta tolong aja, kenapa diambil sendiri”

“Ya nggapapa”

“Kasian banget istri aku”

“Diem J” Bentak Shannon kembali. Lalu dilanjutkan Jaehyun yang mengambil handuk dan menuju kamar mandi.

“Jangan tidur dulu”

“Ngantuk”

“Dibilangin jangan”

“Kenapa si?” Tanya Shannon heran.

“Pillow talk kita, biar kaya orang orang”

“Najis” Adalah kata terakhir yang didengar Jaehyun dari istrinya malam ini. Setelahnya yang ada hanya kesunyian. Bagaikan masuk telingga kanan keluar telingga kiri, ketika Jaehyun keluar dari kamar mandi, di dapatinya istrinya yang sudah terlelap di tempat tidur dengan ponsel yang masih menyala.

“Dibilangin jangan, malah kaya disuruh” Ucap Jaehyun lirih. Lalu ia mengambil ponsel Shannon dan menyimpannya di meja. Segera ia selimuti istrinya dan mengambil peralatan perangnya.


Jarum jam menunjukkan pukul 2 dini hari. Shannon bangun dari tidurnya dengan tersentak, dengan keadaan hpnya sudah tidak di tangan dan tubuhnya yang tertutup selimut. Dicarinya daksa suaminya di kasur samping, tetapi tidak ia temukan tanda tanda. Bahkan bantal di samping malah menghilang. Segera Shannon membalikkan badan. Alangkah terkejut dirinya ketika mendapati seorang lelaki yang tadi pagi sudah resmi menjadi suaminya, kini sedang melipat kedua tangannya dan memejamkan mata di sofa. Tanpa selimut. Shannon diam. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

“Kata Ilora lo gabisa tidur sama orang kan? Jangan bengong aja, tidur lagi sana, masi jam 2” Ucap Jaehyun tiba tiba. Shannon membeku. Ia kaget setengah mati karena ucapan suaminya yang tidak ia duga duga. Bagaimana bisa Jaehyun menjadi segantle itu, ia bahkan memilih tidur di sofa dari pada di ranjang bersama Shannon karena tidak memiliki izin dari sang puan.

“Dingin Shan” Ucap Jaehyun dengan tetap memejamkan matanya, maksudnya menyuruh Shannon segera masuk kembali ke selimut. Namun bukan itu yang ia dapatkan. Shannon menghampiri Jaehyun dan menyelimutinya dengan selimut yang hanya ada satu di kamar itu. Selimut yang tadi dipakai Shannon.

“Nanti masuk angin” Ucap Shannon. Lalu berlalu kembali ke ranjang dan melanjutkan mimpinya. Jaehyun tersenyum, hangat pikirnya. Shannon diam kalo aku sayang sama kamu boleh ngga si J? . Begitulah malam pertama mereka sebagai seorang suami istri.

“Lah itu kak ayah udah pulang” Ucap seorang anak lelaki berusia 16 tahun tatkala Donghae memarkirkan mobilnya di bagasi rumahnya.

“Yah, ada yang nyariin” Ucap Jisung. Anak Donghae, adik tiri Shannon.

“Siapa ya?” Tanya Donghae to the point.

“Saya Jaehyun om. Calon suami Shannon” Jawab Jaehyun mantap.

Deg

Jantung Donghae seperti berhenti. Setelah sekian lama ia hidup jauh dari anak dan istrinya dulu, ini pertama kalinya ia mendengar kembali nama keluarga Permadi yang sangat ia jauhi.

“Ada apa?” Tanyanya dingin.

“Saya belum sempat bertemu dengan om dan meminta Shannon kepada om secara resmi” Ucap Jaehyun.

“Saya bukan ayahnya lagi” Ucap Donghae masih dingin. Lalu Jaehyun menyodorkan undangannya dengan Shannon.

“Budek kamu ya. Saya bukan ayahnya” Ucap Donghae.

“Saya tau om kesusahan selama ini. Saya tau om juga hidup dalam penderitaan dan penyesalan selama ini. Saya juga tau om hidup dalam rasa bersalah kepada anak dan istri om” Jawab Jaehyun.

“Tau apa kamu?” Tanya Donghae acuh.

“Saya tau semuanya om. Alasan sebenarnya om ninggalin keluarga om. Saya tau om juga bikin trauma di Shannon sama adiknya. Om tau? Shannon ngga bisa jatuh cinta. Shannon ngga bisa percaya sama orang lain, bahkan dia ngga bisa percaya sama perasaanya sendiri kalo dia sayang sama orang lain. Shannon ngga bisa nunjukin itu karena dia takut om. Dia takut ditinggalin lagi. Orang pertama yang dia percaya, orang pertama yang punya seluruh hatinya pergi, ninggalin dia. Itu om” Jawab Jaehyun. Donghae lantas diam.

“Om tau ngga? Shannon bahkan ngga pernah bilang dia sayang bunda sama adeknya karena dia takut. Om tau? Shannon nahan semua yang dia rasain selama 24 tahun sendirian. Dia pura pura kuat, berdiru di kakinya sendiri padahal dia juga kesusahan om, dia butuh bantuan tapi dia tahan, dia diem, dia takut orang orang itu pergi kalo dia nunjuik kasih sayangnya kaya apa yang om lakuin.” Lanjut Jaehyun.

“Saya memang masih calon suaminya. Tapi jika diizinkan saya ingin kasih kesempatan sama om buat perbaiki semuanya. Acaranya 3 hari lagi Om. Silahkan om datang ke Hotel Neo lantai 12 kamar nomor 7 jam 7 pagi. Shannon disana. Saya pamit” Ucap Jaehyun.

“Saya memang pengecut” Balas Donghae ketika Jaehyun akan beranjak.

“Saya memang pengecut” Ulangnya. Jaehyun kembali duduk.

“Mertua saya beri semuanya untuk istri dan anak saya yang bahkan saya tidak bisa. Mertua saya lakukan semuanya untuk anak dan cucunya. Saya tidak bisa” Mulai Donghae.

“Saya pergi 2 tahun karena menghirup kembali kebebasan. Sebulan pertama di tempat kerja saya, tanpa istri, tanpa anak rasanya tenang. Saya seperti mendapat ketenangan kembali, kebebasan yang tidak saya dapatkan dulu. Lulus kuliah saya menikah. Saya tidak merasakan masa muda dengan cukup. Saya lalai, saya luapakan tanggung jawab saya” Ucap Donghae dengan mata penuh air.

“2 tahun saya mulai merindukan anak dan istri saya. Saya kembali, tetapi keadaan sudah berubah. Mereka telihat lebih bahagia dengan mertua saya. Saya putuskan untuk pergi kembali dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal.” Donghae mulai menangis.

“Selama kepergian saya itu saya sadari. Saya tidak pernah benar benar bahagia. Pilihan saya selalu menyulitkan saya. Saya sadar bahagia saya ada bersama anak dan istri saya. Saya ingin kembali dan memulai semuanya lagi, tapi saya tidak yakin istri saya memberi kesempatan. Untuk itu saya memilih untuk hidup dengan rasa bersalah ini dan menebusnya dengan Jisung dan ibunya seumur hidup saya” Akhir Donghae.

“Boleh saya pukul om?” Tanya Jaehyun

“Silahkan. Saya rasa pukulan kurang. Kamu perlu yang lebih. Bunuh saya”Ucap Donghae disela sela tangisnya.

“Itu diluar kendali saya om. Saya memang sangat ingin memukul om hari ini. Tapi saya rasa itu tugas Shannon. Saya tunggu om di pernikahan saya.” Ucap Jaehyun pamit.

“Ngga jelas” Ucap Shannon yang kini sudah siap dan rapi dengan kebaya serta make up stay di wajahnya. Setelah membaca chat dari Jaehyun ia lantas melemparkan hpnya ke kasur dan berjalan menuju jendela untuk melihat situasi di halaman hotel ini yang mana merupakan tempat akadnya akan berlangsung.

Tok tok tok

Pintu kamar Shannon diketuk.

“Ngga sabaran banget” Ucap Shannon. Pasalnya ia berfikir bahwa itu adalah Jaehyun. Shannon membuka pintu kamarnya. Ia mematung. Dilihatnya seorang laki laki yang sudah sangat lama tidak Shannon temui. Dilihatnya laki laki yang mengambil seluruh hati Shannon. Dilihatnya laki laki yang menjadi cinta sekaligus patah hati pertamanya. Dilihatnya wajah yang dulu sangat tampan kini mulai menua dan timbul keriput keriput halus. Dilihatnya rambut yang dulu hitam lebat sekarang mulai terdapat beberapa helai yang memutih. Ayah.

“Cantik banget anak ayah” Ucap Lee Donghae. Ia memakai setelan hitam rapi dan membawa sebuket bunga. Shannon masih diam disana. Tidak percaya pada apa yang kini sedang berdiri di depannya. Ayahnya. Ayahnya yang pergi meninggalkannya hampir 20 tahun yang lalu sedang berbicara kepadanya. Dapat Shannon kenali wajah, suara, perawakan itu, tidak berubah. Tetap tenang, tetap tampan, tetap hangat, meski mulai muncul tanda tanda penuaan.

Shannon memeluk ayahnya erat seakan tidak membiarkan siapapun untuk merebut cinta pertamanya dan membawanya pergi kembali.

“Anak ayah sudah besar” Ucap Donghae disela sela pelukan mereka. Matanya basah. Seluruh wajahnya basah menghadapi rasa bersalah yang tidak dapat ia jelaskan lagi sebanyak apa.

Shannon tidak mau kalah. Ia belum memgucapkan apapun sejak beberapa menit yang lalu. Tubuhnya masih mendekap erat daksa ayahnya. Ia juga menangis. Menumpahkan semua rasa rindu, kekesalan, amarah, kasih sayang yang tidak dapat ia tunjukan kepada ayahnya.

“Jangan nangis, nanti luntur” Ucap Donghae akhirnya sambil melepas pelukan mereka. Shannon masih terisak.

“Maaf ya mbak. Ayah lama” Ucap Donghae lagi.

“Mbak benci sama ayah” Balas Shannon masih dengan menangis.

“Hehe, ayah tau”

“Ayah dimana? Ayah ngapain aja? Ayah sehat? Ayah Mba Nona kangen” Ucap Shannon akhirnya, dan ya masih dengan air mata.

“Dibilangin jangan nangis, batu banget” Ucap Donghae dengan menyeka air mata anaknya menggunakan dasi yang ia kenakan.

“Ayah sehat. Ayah kerja di kapal kaya dulu. Ayah tinggalnya layak. Mbak Nona ngga usah khawatir” Jawab sang ayah. Ada perasaan aneh dalam diri Shannon. Setelah sekian lama akhirnya ia mendengar kembali Mbak Nona yang diucapkan oleh orang asli yang menamainya.

“Ini. Jangan nangis lagi. Ayah kesini mau liat Mbak Nona seneng. Mau liat suami Mbak Nona. Mau liat Mbak Nona bahagia. Kalo nangis nanti ayah ngga tau harus hidup selama apa lagi buat tembus semua kesalahan ayah” Ucap sang ayah.

Shannon sadar. Selama hampir 20 tahun ini, ayahnya juga hidup dalam rasa bersalah dan penyesalan.

“Maaf ya ayah bahagia sendiri. Maaf Mbak Nona harus gantiin ayah jaga ilora. Ayah sayang sama Mbak Nona sama Ilora” Lanjut sang ayah. Shannon masih menangis.

“Udah nangisnya mbak. Sekarang turun, pasti udah ditungguin ya” Ucap ayah.

“Ayah mau kemana?”

“Ayah harus balik. Bunda pasti ngga mau liat ayah disini. Yang penting ayah udah ketemu anak ayah, sehat, cantik, pinter, mandiri”

“Nanti kalo Nona mau ketemu ayah gimana?”

“Tanya suami mu mbak. Ayah pamit. Bahagia ya, anak ayah” Pamit Donghae dengan mencium anak gadisnya. Ia pergi lagi setelah pertemuan beberapa menitnya. Memang tidak lama tapi ia lega, mendengar, memeluk, melihat anaknya tumbuh dewasa dengan baik walau tanpa dirinya disana. Untuk sekian kalinya ia pergi dan hidup dengan rasa bersalah, lagi.


“Shan lo-” Ucap Lia terpotong tatkala melihat makeup temannya berantakan. Shannon masih saja menangis

“Lo kenapa ha? Udah mau mulai Shan” Bentak Lia kesal dengan membenarkan makeup Shannon.

“Lo kenapa gue tanya? Katanya iya nikah kenapa nangis?”

“Nggapapa. Udah mau mulai ya? Yuk Li” Jawab Shannon akhirnya.

Dua minggu nampaknya bukan waktu yang lama bagi Shannon dan Jaehyun. Keduanya sepakat untuk saling berkirim kabar melalui pesan untuk memgetahui keadaan masing masing.

Shannon sebenarnya sedikit banyak merindukan Jaehyun. Apalagi mengingat kembali pertemuan terakhir mereka, masih membuat Shannon berbunga bunga, pasalnya ia mendapatkan forehead kiss dari calon suaminya. Dua sejoli ini meredam rindu dengan sama sama menyibukkan diri di kantor.


Hari itu tiba. Hari dimana mereka akan menjadi sepasang suami istri. Hari dimana apapun nanti yang Shannon lakukan harus atas izin Jaehyun. Hari dimana awal kehidupan baru dimulai.

Kini Jaehyun sedang duduk di hadapan penghulu, dengan didampingi beberapa saksi dan wali dari kedua mempelai.

“Saya terima nikah dan kawinnya Shannon Adeline binti Lee Donghae dengan seperangkat .........”

Sahhhh sahut seluruh undangan yang menyaksikan. Tak lama Shannon keluar dari tempatnya didampingi Lia dan Noah menuju tempat akad. Matanya sembab, benar benar sembab. Make upnya masi tertata rapi namun bekas bekas menangis tidak dapat dihilangkan begitu saja.

Acara foto berlangsung. Bergantian, naik turunlah undangan untuk sekedar menyalami dan meminta foto kepada kedua mempelai.

Jaehyun mengandeng erat tangan Shannon. Shannon masih sesenggukan.

“Kaget banget ya?” Tanya Jaehyun

“Ngga expect banget gue, tiba tiba aja” Jawab Shannon, menangis kembali sambil membalikkan badanya agar undangan tidak tau bahwa dirinya sedang menangis.

“Nangisnya nanti lagi Shan. Tahan dulu” Tenang Jaehyun. Akhirnya Shannon menurut dan kembali memancarkan senyum di wajahnya.

Hari itu, mereka telah resmi menjadi sepasang suami istri. Janji kedua kakek mereka juga telah reski ditepati. Hari itu Shannon tidak lagi mengorbankan diri. Ia dengan ikhlas dan senang hati menerima Jaehyun sebagai suaminya. Hari itu, dengan segenap tekad, Jaehyun ingin berusaha membuat Shannon melepaskan semuanya. Membuat Shannon mencintainya tanpa ada ketakutan dalam dirinya. Hari itu mereka resmi menjadi suami istri.

Jam kantor Shannon menunjukan pukul setengah 5 sore, saatnya pulang fikirnya. Wajahnya masih kusut karena tak menerima chat atau ajakan bertemu oleh Jaehyun sebelum dipingit.

Dua minggu loh dua minggu ngga ketemu dan dia diem diem aja. Oke siapa takut, gue bisa juga Anjrit kenapa jadi mikirin Jaehyun si, ngga ketemu ya ngga ketemu

Pikir Shannon dalam hati, mencari energi positif dan meyakinkan diri

Srekkk

Pintu ruangannya terbuka. Shannon menoleh. Dilihatnya sosok lelaki dengan tubuh tinggi, dan lesung pipi yang nampak yang juga menatap ke arahnya. Jaehyun disana. Shannon lantas melipat biburnya ke dalam. Mencoba menyembunyikan senyum yang merekah di wajahnya.

“Udah mau balik?” Tanya Jaehyun.

“Lo kira kira aja, jam segini orang ngapain masih kerja” Jawab Shannon sewot.

“Lembur”

“Dih. Ngapain?”

“Ngedate yuk?” Ajak Jaehyun.

Deggg Jantung Shannon berdetak lebih kencang dari biasanya. Seperti mendapat serangsn bertubi tubi di perutnya, ia tak kuasa menahan senyum di wajahnya.

“Senyam senyum, mau ngga?” Tanya Jaehyun lagi. Tidak ada jawaban. Shannon lantas mengangguk pertanda mengiyakan ajakan Jaehyun.


“Mau kemana?” Tanya Shannon.

“Terserah” Jawab Jaehyun.

“Udah makan belom lo? Mau makan ngga? Mau apa?”

“Terserah” Jawab Jaehyun lagi.

“Nonton?”

“Terserah”

“Lo ngga bisa ya ngomong selain terserah?” Bentak Shannon akhirnya.

“Ya gue ngikut lo aja Shan. Lo mau kemana?” Tanya Jaehyun.

“TERSERAH”

Merasa tidak menemukan jalan keluar, keduanya memutuskan untuk pergi ke apart Shannon sekedar mengobrol dan menonton Netflix.


“Samyang ngga?” Tanya Shannon.

“Boleh” Jawab Jaehyun.

“Shan boleh pinjem ruang kerja lo ngga? Butuh komputer bentar aja” Tanya Jaehyun yang lalu dijawab oleh Shannon dengan hanya menunjuk sebuah pintu tempat ruang kerja dan komputernya berada.

Keadaan apart menjadi sangat sepi. Jaehyun berkutit dengan pekerjaanya dan Shannon menikmati samyang serta film di ruang tamu dengan volume yang sangat minim. Tak lama Jaehyun menyusul untuk bergabung.

“Punya lo itu” Ucap Shannon menunjuk piring berisi samyang.

“Apaan ni?” Tanya Jaehyun.

“Bagus ini udah, To All The Boys I've Loved Before”

“Ini filmnya bocah Shan, ngapain nonton beginian?”

“Ya gapapa bagus kok. Emang mau nonton apaan lo? “

“18+ lah”

Plakkk

Sebuah tangan dengan sempurna mendarat di lengan kanan Jaehyun.

“Sakit, lo belom belom kdrt ya lo”

“Kalo mau ngomong dipikir dulu”

“Apasi, nanti kita juga gitu, gapapa sekarang liat dulu, belajar”

Plakkk

Dengan sempurna kembali.

“Hahah salting banget lo, iyaa iyaa nonton ini aja” Ucap Jaehyun. Tangan kananmya kini sudah berada di belakang kepala Shannon. Shannon juga dengan nyamannya menyenderkan kepalanya ke bahu Jaehyun. Detik demi detik berlalu, film telah selesai. Tidak ada pembicaraan yang mengakhiri kesunyian, dua duanya diam.

“Jae?” Tanya Shannon. Tidak ada jawaban. Hanya ada suara nafas menderu yang teratur. Jaehyun tertidur. Shannon kemudian merubah posisi duduknya, memperhatikan setiap inci wajah calon suaminya.

“Ganteng” Ucapnya pelan. Lalu ia pergi ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian.


Jaehyun terbangun dengan tersentak. Ia sadar bahwa dirinya sedang berada di apart Shannon, tetapi mengapa ia tertidur? Buru buru ia mencari sang pemilik tempat. Di kamar.

“Shan, kok lo ngga bangunin gue” Tanya Jaehyun kepada perempuan yang kini sedang tengkurap di kasur kamarnya dengan hp yang menyala.

“Udah bangun? Ya lo tidurnya pules banget”

“Jam berapa sekarang?”

“Setengah 11”

“Anjrit. Pulang gue ya, byee”

“Ngapain?” Tanya Shannon tiba tiba

“Hah? Ngapain pulang?”

“Hmm maksud gue” Shannon bingung mencari alasan. Yaa, baginya waktu bersama Jaehyun hari ini tidak cukup. Pasalnya Shannon ingin memghabiskan lebih lama dengan Jaehyun, tetapi kenyataannya Jaehyun malah tertidur pulas begitu film dan samyang selesai. Definisi SMA : Sehabis Makan Amblas (tidur).

“Mau nonton Itali sama Spanyol. Taruhan gue soalnya sama anak anak” Jawab Jaehyun. Shannon seketika meremas tangannya kesal.

“Itali lagi itali lagi” Ucap Shannon jengkel. Jaehyun bingung. Seingatnya baru kali ini ia pamit untuk menonton bola, sebelum sebelumnya juga Shannon tidak pernah perduli tentang apa yang sedang Jaehyun lakukan. Begitu pula Jaehyun, ia juga tidak pernah memberi tahu Shannon sedang apa dirinya.

“Gue doain kalah” Ucap Shannon. Benar tak lain dan tak bukan persoalan Itali ini dibawa oleh notifikasi tadi pagi.

“Eh eh omongannya. Lo mau gue disini aja ya?” Goda Jaehyun.

“PD banget”

“Sabar ya cantik. Dua minggu lagi. Jangan kangen” Ucap Jaehyun sambil mengusap rambut Shannon. Sang puan diam saja, tidak tahu harus bagaimana.

“Lampunya dimatiin, gue balik” Ucap Jaehyun. Shannon masih diam

Cupp sebuah bibir menempel pada dahi Shannon.

“HEH” Bentak Shannon.

“Gladi bersih” Jawab Jaehyun. Lalu perlahan lahan punggungnya menghilang ditelan pintu. Jaehyun pulang. Dua minggu. Shannon ayoo kamu bisa.

Semua persiapan pernikahan Jaehyun dan Shannon sudah selesai. Kini hanya tinggal menyebarkan undangan ke kerabat, teman, dan orang orang yang masuk dalam daftar undangan mereka dan keluarga.

Saat ini Jaehyun sedang berada di kantor setelah kembali dari memastika pakaian yang akan ia kenakan di hari pernikahannya nanti, sendirian. Iya Jaehyun pergi sendirian karena yang bermasalah hanya bajunya, sementara milik Shannon baik baik saja, keduanya juga berpikir untuk apa harus pergi berdua, jadi Jaehyun pergi sendiri.

Ketika sedang menikmati perasaan nyaman ketika punggungnya bersentuhan dengan sofa bed di ujung ruangannya, tiba tiba..

“Kok disini lo?” Tanya Taeyong.

“Ya emang mau dimana?” Jawab Jaehyun.

“Ya maksd gue ngapain lo ke kantor lagi? Kenapa ngga quality time aja berdua?”

“Shannon sibuk”

“Sendirian lo tadi?”

“Hmmm” Jawab Jaehyun masih dengan rebahan.

“Wahhh gila juga ya, nikahnya berdua ngurusinnya individu”

“Shannon ngurusin juga, tai lo, emng dia lagi sibuk aja beberapa hari ini jadi yaudah gue yang handle, lagian tadi juga punya gue yang bermasalah” Jelas Jaehyun.

“Ya tapi tetep aja J, lo besok kan udah dipingit, ngga pengen berdua dulu apa gimana? Kantor serahin sama gue, aman”

“Gue besok dipingit ya?”

“Lah anjing anak babi, lupa lo?”

“Sumpah gue ngga ngitungin anjg”

“Etdah, udah sana, kantor biar gue yang urus” Ucap Taeyong berbaik hati. Jaehyun kemudian berfikir

Tapi Shannon santai aja besok dipingit Maksud gue kenapa dia santai aja ya? Kita bakal ngga ketemu dua minggu Plus kemaren sibuk sibuknya, anjr gimana ni Kenapa gue yang bingung sat, etdah, bodo deh

Begitulah kira kira isi fikiran Jaehyun saat ini. Ia kemudian melanjutkan aktifitas rebahannya hingga tertidur dan melewatkan makan siangnya.


Sementara itu di belahan dunia lain.... “Lo lagi mencoba menyalurkan tenaga dalam ya?” Tanya Lia.

“Hmm? Ngga” Jawab Shannon.

“Na, lo mantengin tu hp dari tadi banget ya, copot ntar mata lo”

“Dibilangin engga” Jawab Shannon tetapi dengan tetap menatap hpnya berharap ada sebuah notifikasi masuk.

Tinggg buru buru Shannon melihat siapa yang membunyikan belnya, ternyata notifikasi sepak bola yang dikirim oleh browser hp

Nantikan Pertandingan Sengit, Italia VS Spanyol Siapakah yang Lolos Menuju Final?

“Anjing” Teriak Shannon kesal. Pasalnya notifikasi yang masuk tidak sesuai dengan harapannya. Bagaikan dibawa terbang tinggi lalu dihempaskan ke bumi, paan sie wk.

“Astagfirullah istigfar kamu budak kicik. Kenapa si lo Na?” Tanya Lia sedikit kaget dan keheranan.

“Ini kenapa yang masuk malah notif bola si anjg, ini gimana blokirnya, Li blokirin tu notifikasi, uninstall sekalian aja kalo perlu” Ucao Shannon sambil melempar hpnya ke arah kursi.

“Kesetanan” Jawab Lia.

“Kesel gue, ini hari terakhir boleh ketemu, besok udah dipingit, nanya apa kek, ngajak ketemu kek, ngirim makanan kek, engga coba. Ngga ada sama sekali tu usahanya” Ucao Shannon jengkel. Lia tersenyum, ia paham apa yang membuat sahabatnya ini seharian menekuk muka dan selalu memperhatikan hpnya.

“Chat cuman nanyain printilan nikah tu gimana maksdnya? Nanti kalo udah nikah ngga chatan lagi gitu?” Ucap Shannon masih kesal.

“Ya lo chat dulu lah Na, tanyain dulu kabarnya”

“Nggak. Ngga akan”

“HAHAHAH just lower your fkn ego na, i said that sampe bosen gue. Kalo kangen bilang kangen jgn dibikin ribet” Jawab Lia.

“SIAPA YANG KANGEN? NGGA ADA” Bentak Shannon.

Kini semua sudah duduk dalam satu meja besar. Baik keluarga Shannon maupun dari pihak Jaehyun masih sama sama diam. Bunda Shannon mengenal mama Jaehyun, tetapi tidak berteman atau bersahabat dekat, mereka hanya saling mengenal karena kakek Shannon dan kakek Jaehyun adalah teman seperjuangan yang sama sama ingin mewujudkan mimpinya.

Karena merasa berbagi waktu, tenaga, dan usaha yang sama, kedua sahabat karib ini berjanji ingin menjadi keluarga dengan menjodohkan anak mereka. Tetapi karena anak mereka sama sama perempuan maka cucu merekalah sasaranya. Disinilah janji keduanya bertemu, dihadapan Jaehyun telah duduk seorang perempuan cantik yang dia kenal sebulan terakhir ini, dungin, galak, tidak dapat ditebak. Disini pula duduklah seorang lelaki gagah, penyabar, tampan yang tidak berani menatap mata Shannon, Jaehyun.

“Baik, jadi maksud kami mengundang Bapak Siwon sekeluarga datang kemari adalah karena saya ingin memenuhi janji mendiang mertua saya untuk menjodohkan anak saya Jaehyun dengn putri bapak, Shannon” Buka Papa Jaehyun. Lalu dilanjutkan dengan diterimanya perjodohan ini oleh pihak Shannon kemudian Shannon dan Jaehyun saling memasangkan cincin dijari masing masing disaksikan keluarga inti mereka.


“Jeno kelas berapa sekarang?” Tanya Bunda Shannon.

“Semester tiga tante”

“Ohh, adek tingkatnya Ilora ya”

“Ilora semester 5? Jurusan apa nak? ” Tanya Mama Jaehyun.

“Administrasi Bisnis tante”

“Waaa ini emang calon calon penerus ngga si mbak haha, bisnis semua. Shannon dulu juga bisnis” Jawab Bunda Shannon

“Hahahha sama, Jaehyun juga. Kelihatan banget ya persiapannya” Jawab Mama Jaehyun basa basi. Sementara itu para bapak memilih untuk membicarakan politik dan ekonomi negara ini.

Jaehyun diam begitu pula dengan Shannon. Awkward adalah kata yang tepat untuk memdeskripsikan keadaan saat ini. Walau sudah sepakat untuk menerima tetapi masih saja terasa aneh dan tidak dapat dipercaya.

“Diem aja ini. Shan, nanti kalo jadi istri Jaehyun ngga bisa males malesan lo, Jaehyun bersih banget anaknya sampe kaya psikopat” Buka sang mama untuk mencairkan suasana antara dua calon mempelai.

“Ma, psikopat apaan si” Tanya Jaehyun

“Ihhh, masa ya barang abis diambil langsung dikembaliin, rumah itu ngga pernah ada debu satu pun, rapi yang bener bener rapi, rapi semua tertata sampe takut aku liatnya” Cerita mama.

“Ma, yang lebih nyeremin lagi, ada barang pindah tempat, kakak tau tante” Imbuh Jeno.

“Waaa cocok, cocok sama Shannon. Persis Shannon banget. Ngga ada pembantu tapi rumahnya selalu bersih. Padahal di kantor sibuk tapi bersih bersih selalu bisa.”

“OCD mbak nona sih” Imbuh Ilora

“Sembarangan” Jawab Shannon.

“Kak, nanti kalo udah nikah mbak nona dipaksa aja tidur bareng, dia ngga bisa tidur sama orang lain soalnya” Wanti wanti Ilora

“Hah? Serius Shan?” Tanya mama

Shannon hanya terkekeh dan kikuk tidak tahu harus menjawab apa karena memang benar, ia tidak bisa sekasur dengan orang lain. Sesak.

“Kaya rebutan oksigen katanya kalo sekamar sama orang lain. Jangan orang lain, kucing deh, sama kucing aja ngga mau dia” Jawab bunda. Jaehyun tertawa.

“Mampus lo malem pertama tidur di sofa” Ejek Jeno.

“Ehhh lo kok ngomongnya malem pertama, masih bayi ngga boleh”Ucap Ilora.

“Mau ngomongin malem takbir juga belom hari raya” Balas Jeno

“Ngeselin lo bocil” Dan dibalas suara tawa dua kelurga itu.

Fyi, Ilora dan Jeno ini dulu satu SMA. Iloran dan Jeno sebenarnya sudah akrab karena dulu Jeno adalah tim sukses temannya, Jaemin, yang memiliki perasaan untuk Ilora, namun Ilora tolak karena telah memiliki pacar.

Shannon tiba di kantor Jaehyun dengan membawa sekotak hokben untuk Noah dan dua bungkus somay untuk dirinya dan Jaehyun.

“Noah mana?” Tanya Shannon begitu ia mendapati keadaan ruangan Jaehyun yang sepi seperti tidak ada apa apa padahal tadi pagi Shannon menitipkan sebuah bencana kepadanya.

Jaehyun tidak menjawab dan masih berkutik dengan dokumen dan komputernya. Ia hanya mengarahkan dagunya menunjuk sebuah anak manusia yang terbaring di sofabed ujung ruangan Jaehyun.

“Wihhh pules banget anak gue” Ucap Shannon sambil membenarkan selimut Noah agar menututpi badannya. Memang benar ini masih jam makan siang. Tapi suhu ac diruangan itu sangat kecil.

“Nanti lagi. Makan dulu sekarang” Ucap Shannon.

“Perhatian banget si”

“Dih” Jawab Shannon. Yang lalu disusul Jaehyun untuk bergabung dengannya di meja tamu.

“Lo kemana tadi?” Tanya Jaehyun dengan sangat hati hati. Ia takut pertanyaannya ini akan membuat Shannon merasa privasinya terinterupsi.

“Ke tempat bunda”

“Pulang?”

“Ke tempat bunda. Gila ya lo ternyata. Gercep banget bund, udah ngomong ke mama lo aja” Jawab Shannon. Jaehyun masih menebak maksud pembicaraan Shannon.

“Bunda ngasi tunjuk chat mama lo, ngajak ketemu besok malem. Kaget banget gue, kok lo sat set sat set gitu, pdhal baru kemaren ngobrol” Jelas Shannon akhirnya. Entah mengapa saat itu Jaehyun tersenyum. Lega perasaanya. Ia tidak jadi ditolak. Shannon mengiyakan perjodohan ini secara tidak langsung. Overthinkingnya tidak berguna.

“Terus lo jawab apa?” Tanya Jaehyun. Memastikan

“Ya gue bilang ke bunda. Iya ayo ketemu bun. Terus udah gue cabut” Jawab Shannon. Lagi lagi Jaehyun tersenyum. Lega pikirnya.

Poor Jaehyun. Ada poin penting yang tidak Shannon katakan. Ia menerima pernikahan, bukan menerima Jaehyun dengan alasan Jaehyun pasti memahami ketakutan yang Shannon miliki. Dengan asumsi setelah Jaehyun tahu kejadian masa lalu Shannon dan segala traumanya, nanti ketika sudah menikah Jaehyun tidak memiliki harapan yang tinggi pada hubungannya dengan Shannon, jadi Shannon menerima perjodohan ini.

Sebenarnya Jaehyun tahu benar maksud perkataan Shannon tempo hari. Jaehyun juga tau apa yang harus ia lakukan. Tidak boleh berharap dan terus berusaha menghilangkan ketakutan Shannon, namun siang itu dirinya tersenyum lega. Untuk saat itu saja ia ingin menaruh harapan, sedikit saja.

Bagaimana? Sampai sini dapat inti masalahnya?

Om Jaehyun Yang Baik

Jaehyun masih melamun. Memikirkan kemungkinan kemungkinan yang membawa Shannon pulang menemui orang tuanya. Benarkah perihal perjodohan? Ataukah ada masalah? Atau hanya sekedar rindu? Atau jangan jangan Shannon benar benar ingin membatalkannya? Tapi tidak mungkin. Bukankah mereka sudah membicarakan ini?

“Om Jaehyun. Kenapa suara kereta api tutut?” Tanya Noah membuyarkan lamunannya.

“Kenapa No?”

“Soalnya ngga telolet” Jawab Noah girang. Jaehyun diam.

“Om Jaehyun. Kenapa Blackpink namanya Blackpink?

“Kenapa tu?”

“Karena penyanyi, kalo pasar jadi black market” Jawab Noah dengan girang lagi. Jaehyun masih terheran heran.

“Om Jaehyun”

“Apa lagi?”

“Kenapa Om Jaehyun ngga tidur sama imo?” Tanya Noah akhirnya

“Haaa?”

“Om Jaehyun ngga pinter ternyata, dari tadi ngga bisa jawab Noah”

“Noah dapet semua itu dari mana No? Siapa yang ngajarin?” Jaehyun mulai kacau mendengar pertanyaan anak usia 5 tahun yang sedang ia jaga beserta jawaban jawaban asalnya.

“Kata imo tanya om aja” Jawab Noah

“Imo yang ngajarin?”

“Iya imo” Jawab Noah. Jaehyun menepuk jidatnya.