Welcome to Someone
“No, jangan nangis mama nggapapa, bentar ya nak ya, jangan nangis ya pinter” Terdengar suara Lia dari dalam apartmentnya.
Shannon baru saja menyelesaikan acara rutin bulanannya bertemu dengan Dokter Nug. Lalu entah mengapa ia sangat ingin mampir ke apartmen milik Lia dengan membawa sekresek donat untuk keponakam kesayangannya. Tidak perlu memencet bel, Shannon dapat dengan mudah mengakses kediaman ibu satu anak ini.
Mendengar ada yang masuk, secara spontan Noah berlari ke arah pintu. Dengan maksud meminta pertolongan.
“Imooooo” Adu Noah disana, sambil menangis.
“Kenapa? Noah. Kenapa? Mama mana? ” Tanya Shannon kaget. Noah tidak menjawab. Ia menarik tangan Shannon ke ruang tamu. Dilihatnya Lia yang sudah meringis menahan sakit sambil memegang hp dan sebuah tas sedang berdiri sedikit membungkuk.
“LI” Ucap Shannon kaget tatkala melihat cairan keluar dari Lia dan membasahi pakaian bagian bawahnya.
“HPL nya masih semingguan lagi, tapi kayanya mau keluar sekarang de na” Ucap Lia bersusah payah.
“Jungwoo mana?” Tanya Shannon panik.
“Ngga diangkat hpnya, awww” Jawab Lia sambil mengigit bibirnya.
“Jungwoo anjing” “Pak, dimana? Tolong naik ke apart Lia ya pak, cepetan pak” Ucap Shannon pada hpnya. Meminta Pak Ali untuk membantu membawa Lia ke rumah sakit. Benar, Shannon pergi diantar Pak Ali karena lagi lagi Jaehyun tidak dapat meninggalkan kantornya. Maka demi keselamatan bersama, Shannon memilih diantar oleh supir bundanya dari pada berangkat sendiri tetapi berakhir dengan percekcokan dengan sang suami.
“Li, gue ngga tau rasanya gimana. Tapi tahan. Tahan anjing” Ucapnya. Lalu Shannon menyambar Noah, mendekapnya untuk menenangkan.
Suasana ruang tunggu sore itu cukup tenang. Jaehyun memangku Noah yang tertidur, Johnny dan Yuta hanya duduk sambil berdoa, Shannon juga tak lupa melangitkan doa doa untuk sahabatnya, serta Bunda dan Papa yang juga turut mendampingi persalinan kedua Lia. Doyoung dan Taeyong akan menyusul setelah jam kerja nanti.
Lia. Camellia Shinena, gadis yang telah berteman dengan Shannon sejak mereka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, gadis yang tau seluruh seluk beluk kehidupan Shannon lebih dari orang tuanya. Gadis yang bersedia menjadi telingga tentang apapun yang tidak dapat diucapkan oleh Shannon, gadis yang meminjamkan pundaknya pada Shannon untuk sekedar beristirahat. Waktu yang mereka habiskan ini tidak akan dapat diganti oleh uang, bahkan untuk keduanya.
Satu satunya sahabat yang Shannon miliki, kini sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan sesosok manusia tititpan Yang Maha Kuasa ke dunia. Tak heran jika Bunda dan Papa turut serta disana. Pertemanan keduanya ini membuat siapapun hafal. Dimana ada Shannon pasti ada Lia. Dimana ada Lia pasti ada Nona, seterusnya, hingga kelahiran Noah, mau tak mau Shannon harus menjadi lebih akrab akan kesendirian.
Setelah kurang lebih 6 tahun yang lalu. Jungwoo dikeluarkan dari klan keluarganya. Keluarga Kim sebenarnya bukan keluarga yang biasa, mereka cukup terpandang apabila harus duduk sejajar dengan Permadi maupun DeJung's. Tetapi karena satu 'kesalahan' ia lebih memilih angkat kaki dari pada menahan semua tekanan yang keluarganya berikan. Mulai saat itu Jungwoo menjadi tidak dekat dengan keluarganya. Bahkan klan Kim tidak mengakui Noah sebagai bagian dari mereka. Namun untuk membalas budi, apabila dibutuhkan Jungwoo akan datang, tentu tidak bersama Noah. Inilah mengapa Noah sering dititipkan ke tempat Shannon.
Begitu pula dengan Lia. Gadis ini memilih mengikuti suaminya, banting tulang bersama karena alasan yang sama. Keluarganya menganggapnya aib. Selama hampir 6 tahun Noah tumbuh, tidak pernah ia rasakan kasih sayang nenek dan kakek terkecuali dari Bunda dan Papa. Memang sedekat itu mereka.
“Gimana u?” Tanya Yuta seketika melihat Jungwoo melepas maskernya dan keluar dari ruang bersalin. Seketika itu pula seluruhnya mengangkat pandangan dan mengarahkannya pada nama yang dipanggil.
Jungwoo tidak menjawab, ia memfokuskan pandangannya ke arah Jaehyun. Menatap anak pertamanya yang terlelap disana, lalu menghampirinya.
“Udah biar sama gue orang tidur begini” Ucap Jaehyun ketika Jungwoo mencoba mengambil buah hatinya.
“Sehat le?” Tanya bunda kepada Jungwoo.
“Sehat bun alhamdulillah. 3,4 kilo, 62 senti” Jawabnya lalu sambil tersenyum.
“Alhamdulillah” ucap semuanya. Lalu bunda memeluk Jungwoo.
“Wihh selamat anak bunda udah 2 aja anaknya. Tanggung jawabnya makin berat kalo cape istirahat, bukan berhenti ya” Wejang bunda kepada Jungwoo yang sudah ia anggap seperti anaknya pula. Empunya hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Anjayyy, dua aja ni bos haha gue satu aja belom” Ucap Yuts menghampiri.
“Yakan lo belom nikah babi” Balas Johnny.
“Makanya kawin” Timbal Jaehyun.
“Kaein sering, nikahnya belom” Balas Johnny dengan suara bisik bisik.
“Matamu” Ucap Yuta.
“Pengamannya dikencengin yut, pake kan?” Tanya Jungwoo.
“Anjing kaga anjing, serius, lo John awas lo” Balas Yuta panik.
“HAHAHAHA” Tawa keempatnya.
“Btw congrats u, doain Shannon lancar juga ya” Ucap Jaehyun menepuk pundak samg sahabat.
“Congratssss brader, jadi pengen punya anak juga” Ucap Yuta.
“Selamat u” Tambah Johnny.
Keempatnya lalu berbincang dan tertawa bersama. Datangnya satu orang lagi kedalam keluarga ini membuat suasana menjadi lebih lengkap. Paling tidak, Queen sudah menemukan teman sebayanya. Shannon tidak mengatakan apa apa. Hatinya menghangat, disana ia tersenyum.
Imagine this day is mine, the day full of love
Pikirnya. Lalu tiba tiba. Benar benar tiba tiba, sepersekian detik otaknya ditabrak oleh bayangan tawa seseorang yang amat sangat ia cintai. Seseorang yang bahkan tidak pernah Shannon temui setelah hampir 1 tahun pernikahannya. Seseorang yang ia simpan dalam hatinya. Seseorang yang ia harapkan dalam diam.
Ayah